
Allah adalah kasih yang sejati. Apapun yang Allah kerjakan, semata-mata karena kasih dan untuk tujuan kasih dan kebaikan. Maka ketika sulit dan masalah hadir, harusnya tetap pada prinsip bahwa apapun yang Allah kerjakan karena kasih dan semata-mata untuk kebaikan. Karena memang begitu adanya. Kadang saat bencana menerpa, orang mengira itu akibar murka dan hukuman Allah maka Allah membinasakan. Tapi benarkah begitu?
Thomas Robert Malthus, pakar demografi dan ekonom, dalam menggambarkan rasio laju populasi dan ketersediaan sumber daya makanan, ia mengatakan populasi manusia cenderung berkembang secara eksponensial, artinya lajunya cepat dan bergerak di angka 1,2,4,8,16, dst. Setiap kali bertambah akan jadi 2 kali lipat dan malah tanpa batasan. Sementara ketersediaan sumber daya hanya tumbuh secara linear yakni 1,2,3,3,2, dst. Karena itu diperlukan bencana yang menyebabkan kematian yang banyak secara sekaligus supaya ada keseimbangan antara populasi manusia dan ketersediaan sumber daya. Artinya sekalipun yang terjadi buruk menurut ukuran kita dan menyebabkan penderitaan namun hal itu diperlukan untuk keberlangsungan kehidupan.
Cara kerja Allah memang unik untuk menjaga kehidupan. Untuk memahaminya, kita perlu lihat secara utuh. Kalau sekarang kita hadapi bangsa kita kesulitan, rakyat kesulitan dan sepertinya semakin hari keadaan semakin sulit, itu bisa jadi karena kita belum melihat secara utuh jauh ke depan. Peraturan-peraturan baru membingungkan dan kita mengira bisa mencelakai rakyat. Media sosial lagi dihebohkan dengan peraturan bahwa bila rekening bank bila tidak menunjukkan aktivitas 3 bulan maka PPATK (pusat pelaporan dan analisa transaksi keuangan) akan blokir rekening kita. Bila pemilik rekening yang diblokir tidak mengajukan keberatan selama 20 hari maka negara bisa ambil uang kita sebagai aset negara. Ada juga peraturan bahwa tanah nganggur 2 tahun maka akan diambil negara untuk menjadi aset negara. Belum lagi harga yang semakin naik, ketersediaan pangan yang rawan. Menghadapi kenyataan ini, orang bisa pikir bahwa keadaan akan tambah sulit. Di tengah pergulatan masalah ini, prinsip yang mesti dihidupi adalah Allah yang adalah kasih, selalu akan melakukan hal yang baik untuk kehidupan. Termasuk apa yang terjadi atas Indonesia. Allah kita adalah Allah yang peduli dan Dia selalu punya rencana atas bangsa kita dan rencana Allah tidak pernah gagal.
Cara Allah atas Israel untuk memenuhi rencana Allah sangat unik. Prosesnya sangat panjang, mulai dari Abraham menerima janji pemilihan Allah. Lalu Ishak dan Yakub. Janji Allah adalah: melalui mereka semua bangsa akan diberkati. Tapi untuk mendapatkan janji itu, para leluhur Israel harus melalui jalan yang sulit. Allah janji akan kasih Abraham tanah perjanjian tapi sampai mati Abraham tidak mendapatkan apapun. Ishak juga. Yakub meninggalkan tanah Kanaan untuk mengungsi ke Mesir.
Di Mesir, umat pilihan Allah yang dipilih dan ditetapkan Allah supaya melalui mereka semua bangsa mengenal Allah dan diselamatkan, saat mengalami penindasan, bisa dibayangkan mereka ingat bahwa Allah telah berjanji bahwa Allah akan memberikan mereka tanah perjanjian. Maka dalam kesukaran, mereka berpengharapan akan janji itu.
Penggenapan janji Allah terjadi ketika Tuhan memilih Musa untuk membawa bangsa itu kembali dan menerima janji tanah perjanjian. Janji yang sudah diberikan beratus-ratus tahun sebelumnya. Untuk mendapatkan janji itu, mereka harus menjalani pergumulan iman dan penderitaan melintasi waktu dari generasi ke generasi. Abraham diperkirakan hidup tahun 2000-1825 SM. Israel mengalami penindasan di Mesir sekitar tahun 1913 SM dan keluar dari Mesir tahun 1513 SM. Kalau misalkan janji itu ada bagi orang suku kita disini, Timor, Rote, apakah kita masih ingat janji itu? Tapi janji Tuhan melintasi waktu itu akhirnya terwujud dan itupun terwujud melalui cara yang tidak mudah.
Perjumpaan Allah dengan Musa di Gunung Horeb menunjukkan bagaimana Allah tidak pernah melupakan umat pilihan-Nya dan semua yang terjadi ada dalam rencana dan rancangan Allah sejak semula. Keluaran 3 memberi gambaran tentang Allah yang Maha Kudus. Musa harus menanggalkan kasut dan tidak boleh mendekat. Allah yang menampakkan diri dan membuat semak duri menyala tapi tidak terbakar, adalah Allah yang keagungannya tidak tertandingi. Namun Allah tetap menjaga, membentuk, memelihara dan melaksanakan rencana-Nya atas umat-Nya.
Allah selalu mendengar teriakan umat-Nya dalam penindasan, Allah tahu bagaimana mereka menderita dan Allah akan membebaskan mereka serta menuntun mereka ke negeri yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka sejak semula yakni negeri yang berlimpah susu dan madu. Untuk itu Allah mengutus Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir. Dan kisah selanjutnya adalah Israel benar-benar keluar dari Mesir dengan pertunjukkan akbar sebagai bukti bahwa Allah Israel adalah Allah yang berkuasa penuh yang membuat Mesir takluk sepenuhnya dalam peristiwa 10 tulah dan juga kematian Firaun. Israel keluar dari Mesir dengan membawa banyak harta benda persis seperti yang dinubuatkan Allah kepada Abraham.
Sebagaimana Allah telah setia pada Israel dan membebaskan mereka, Allah akan melakukan hal yang sama atas Indonesia. Menjadi umat pilihan Allah bukan tanpa masalah, kesulitan dan penderitaan sebagaimana yang terjadi atas Israel. Namun kepastian pemeliharaan Allah memberi harapan yang pasti. Bangsa ini sebagaimana semua yang hidup pasti mengalami kesulitan dan kesukaran namun di tengah kesukaran, Allah dengar doa-doa umat-Nya, Allah mengetahui kesulitan umat-Nya, Allah pasti memberi kelepasan.
Sebagai umat Kristen, masih banyak saudara seiman yang mengalami persekusi, ibadah di rumah sendiri saja susah. Tapi itulah bagian dari kepastian jalan salib. Orang Kristen dipanggil untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Artinya itu jalan penderitaan. Sukar dan sulit, susah dan derita pasti ada dalam jalan mengikut Yesus namun kepastian mahkota kemuliaan tersedia, karena Tuhan Yesus yang menjanjikannya bagi semua orang percaya. Juga di tengah berbagai masalah ekonomi dan sosial, kesan bahwa pemerintah dengan berbagai aturan bisa menyusahkan rakyat, panggilan kita sebagai gereja adalah memastikan kasih dan kepedulian Allah tetap ada bagi bangsa ini.
Menjadi gereja adalah pilihan untuk menyatakan kepada dunia bahwa Allah adalah Allah yang peduli dan selalu punya rencana untuk kebaikan kehidupan. Maka jadilah gereja yang hadir dan gereja yang peduli dengan setiap soal di sekitar dan berjuang untuk tercapainya keadilan bagi semua orang. Amin