//Suara Gembala Majelis Sinode GMIT dalam Rangka Bulan Keluarga, Hut Ke-78 GMIT, dan HUT Ke-508 Reformasi

Suara Gembala Majelis Sinode GMIT dalam Rangka Bulan Keluarga, Hut Ke-78 GMIT, dan HUT Ke-508 Reformasi

Ilustrasi Keluarga Kristen

Tema: “Keluarga Allah yang Menghidupi Keadilan, Kesetiaan, Kasih dan Saling Merangkul”

Salam Sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus,

Kami menyapa dengan penuh kasih segenap anggota Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di mana pun berada. Kiranya kita semua selalu bersukacita dan tetap bersemangat dalam bersekutu, bersaksi, melayani, beribadah dan menatalayani sebagai komunitas gereja dan persekutuan keluarga Allah (familia Dei).

Kita mensyukuri akan kasih, berkat penyertaan Tuhan Yesus Kepala Gereja, yang telah memimpin keluarga anggota GMIT, dan memimpin gereja-Nya dari waktu ke waktu sampai hari ini. Dalam keyakinan yang kuat, kita terus percaya bahwa pimpinan-Nya sampai selama-lamanya; sebagaimana tertulis dalam Ibrani 13:8, bahwa “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”. Karena itu, kita diajak untuk berhenti sejenak, merenungkan dan bersyukur bahwa “Tuhan Yesus baik bagi keluarga anggota GMIT, dan bagi gereja-Nya”.

Sudah menjadi tradisi di GMIT bahwa bulan Oktober dirayakan sebagai bulan keluarga. Perayaan ini berlangsung selama satu bulan, diakhiri dengan perayaan HUT GMIT dan HUT Gerakan Reformasi. Pada tanggal 31 Oktober 2025, usia GMIT mencapai 78 tahun, dan gerakan Reformasi mencapai usia 508 tahun. Semua perayaan tersebut, dibingkai dengan tema “Keluarga Allah yang Menghidupi Keadilan, Kesetiaan, Kasih dan Saling Merangkul”. Tema ini menegaskan komitmen iman untuk menjadikan perayaan-perayaan kita sebagai kesaksian untuk terus menerus menghidupi keadilan, kesetiaan, kasih dan saling merangkul dalam semangat kekeluargaan dan persaudaraan sebagai keluarga Allah. GMIT memandang keluarga Kristen (keluarga anggota GMIT) sebagai basis hidup bergereja. Karena di dalam keluarga nilai-nilai kekristenan ditanamkan dan dikembangkan, sehingga menjadi dasar kehidupan bersama. Dalam hal ini, keluarga anggota GMIT menjadi basis pembentukan gereja. Pada tataran ini, keluarga perlu diberi perhatian agar mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan yang berkenan kepada Tuhan Yesus, yang dituntun oleh Roh Kudus. Perhatian yang dimaksudkan adalah menyangkut nilai-nilai kekristenan, seperti keadilan, kesetiaan, kasih dan saling merangkul yang bersumber pada kehendak Allah yang diwujudnyatakan dalam Tuhan Yesus oleh tuntunan Roh Kudus berdasarkan kesaksian Alkitab. Dengan demikian, kehidupan keluarga anggota GMIT menjadi kesaksian bagi sesama.

Berhadapan dengan berbagai persoalan keluarga seperti Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), penjualan dan eksploitasi anak, pelecehan seksual, dan berbagai persoalan lainnya, maka GMIT mengembangkan daya layannya secara holistik dalam berbagai bentuk pembinaan keluarga. Sama seperti Tuhan Yesus yang menyambut anak-anak (Mrk. 10:13-16) sesuai dengan harkatnya, demikian pula GMIT melaksanakan panggilannya sejak dini kepada anak-anak dalam keluarga, agar dapat bertumbuh dan berkembang sesuai gambar Allah. Dalam konteks di mana nilai kehidupan sedang terancam, maka jalinan nilai keadilan, kesetiaan, kasih dan saling merangkul memberi naungan dan kemampuan untuk terus merawat kehidupan yang penuh cinta-kasih dalam keluarga anggota GMIT dan gereja-Nya.

Sebagai keluarga Allah di GMIT, tujuan yang kita tetapkan di tengah keluarga bukanlah tujuan-tujuan yang bergantung pada nilai-nilai yang digaungkan oleh dunia ini, melainkan tujuan hidup di dalam Tuhan Yesus. Setiap keluarga Allah dipersatukan di dalam Tuhan Yesus dan dipanggil untuk hidup, serta berkarya bagi-Nya; bukan bagi kebanggannya sendiri. Setiap anggota keluarga GMIT perlu memahami panggilan ini untuk dapat berjalan bersama, dan menjadikannya sebagai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama ini, setiap anggota keluarga mengalami proses pertumbuhan dari waktu ke waktu, yaitu ketika mereka belajar untuk menumbuhkan kualitas komunikasi, saling menyemangati dalam karya, dan saling merangkul dengan nilai-nilai keadilan, kesetiaan dan kasih.

Tahun ini GMIT berusia 78 tahun, dan gerakan Reformasi berusia 508 tahun. Usia 78 tahun dan 508 tahun bukanlah waktu yang singkat. Usia ini merupakan karya Allah sendiri. Karena itu, keberadaan dan pertumbuhan gereja tidak dipahami sebagai sesuatu yang bergantung pada keinginan dan kemampuan manusia, tetapi bergantung penuh pada kehendak, kekuasaan dan kebijaksanaan kasih Allah. Kita percaya bahwa gereja beriman, bertumbuh dan

berdampak karena pekerjaan Roh Kudus sebagai daya Allah, dan daya Kristus untuk menyelamatkan; serta kita percaya juga bahwa pertumbuhannya bergantung penuh pada daya Ilahi tersebut.

HUT ke-78 GMIT dan HUT ke-508 gerakan Reformasi, sekiranya disambut dalam semangat pembaruan. Tugas gereja yang tergambar di dalam Matius 28:18-20 tidak dapat dipisahkan dari tugas yang disebutkan Yesus dalam Lukas 4:18-19. Tugas ketaatan iman tidak lain dari tugas aksi (tindakan) memberi diri seperti Kristus kepada mereka yang harus ditolong. Aksi kasih harus ditingkatkan sesuai dengan urgensinya, maka pelayanan karitatif harus ditingkatkan menjadi pelayanan transformatif. Tugas pemberitaan Injil tidak bisa dilepaskan dari tugas pelayanan pemberdayaan ekonomi, tugas pelayanan kesehatan masyarakat, tugas pendidikan di sekolah dan luar sekolah, tugas penyuluhan hukum dan hak-hak asasi manusia, serta tugas lainnya. Itu berarti persepsi kita tentang tugas-tugas gereja harus terus dikaji dan didefinisikan Kembali sesuai dengan maksud Alkitab. Ketekunan membaca Alkitab dan ketekunan membaca masyarakat harus berjalan seimbang. Hanya dengan demikian, gereja bertumbuh ke arah Yesus Kristus, Pelayan Agung dan Pemilik gereja-Nya.

Melalui Suara Gembala ini, kami pun mengajak anggota GMIT untuk mendoakan pelaksanaan Persidangan Sinode Istimewa, pada tanggal 1-10 Oktober 2025. Persidangan ini akan membahas dan menetapkan Pokok-pokok Ajaran GMIT, yang terdiri dari 57 pokok teologis. Pokok-pokok Ajaran GMIT ini merupakan pandangan iman GMIT, yang memuat ajaran dasar (fundamental), ajaran warisan untuk kehidupan rohani, maupun ajaran sosial (sekunder). Dukungan doa dari anggota GMIT sangat diperlukan demi suksesnya pelaksanaan persidangan tersebut. Roh Kudus memberi hikmat bagi peserta Persidangan Sinode Istimewa GMIT untuk mencapai sebuah kesepakatan orang-orang percaya (consensus fidelium).

Akhirnya, kami mengucapkan selamat merayakan bulan keluarga, selamat merayakan HUT ke-78 GMIT, dan HUT ke-508 Reformasi. Kiranya Tuhan Yesus Pemilik dan Kepala Gereja memberkati perayaan-perayaan kita untuk kebaikan sesama dan semesta.

Teriring salam kasih dan doa

Majelis Sinode GMIT