
Foto: Cornelius Selan
Flores, www.sinodegmit.or.id, Dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan Jemaat, Klasis Flores – Lembata bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Misi Terpadu (PPMT) Gereja Kristus Yesus (GKY) menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Pengembangan Ekonomi Jemaat di Gedung Gereja Efata Geliting, pada 14 hingga 16 Oktober 2025.
Hadir sebagai narasumber Ayub Timu Nahum (Praktisi UMKM) dan Robert Edward (Praktisi UMKM) dan Pdt. Jhon Tio (Teolog). Kegaitan ini diikuti oleh 45 jemaat asal Klasis tersebut.
DIKLAT diawali dengan Ibadah yang dipimpin oleh Pnt. Fransiska Sene, Sekretaris Majelis Jemaat Efata Geliting. Dalam khotbahnya berdasarkan Mazmur 67: 7-8, Pnt. Fransika berbicara tentang berkat yang diterima, seperti ilmu, kesempatan, modal, dan keberhasilan, bukanlah untuk dinikmati sendiri, melainkan berfungsi sebagai penegasan akan Allah dan mencegah kita bergantung pada ilah lain seperti keserakahan, sehingga kita dapat menjadi jemaat yang mandiri dan berintegritas. Ia melanjutkan bahwa tujuan akhir Allah memberkati adalah agar segala ujung bumi takut akan Dia, yang mengimplikasikan bahwa keberhasilan ekonomi jemaat harus menjadi kesaksian hidup dan terang bagi orang lain. Dengan demikian, pemberdayaan ekonomi merupakan alat misi, di mana kekuatan ekonomi seharusnya digunakan untuk menopang pekerjaan Injil dan menjadikan kita saluran berkat, bukan sekadar untuk hidup berkecukupan.
Ketua Majelis Klasis Flores – Lembata, Pdt. Imanuel Talan dalam suara gembala menegaskan kembali pesan Firman Tuhan dalam ibadah pembukaan berdasar Mazmur 67:7. Menurutnya, tanah perjanjian sebagai daerah yang tandus menghasilkan banyak hasil karena umat Allah tidak berdiam diri tapi terpanggil untuk memberdayakannya. Maka kehadiran PPMT di Flores patut disyukuri sebagai ruang yang dipakai Tuhan untuk memberdayakan jemaat-jemaaat.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan terima kasih kepada GKY yang telah menyelenggerakan DIKLAT di Klasis Flores – Lembata.
DIKLAT tersebut difokuskan pada pengembangan keterampilan, peningkatan pengetahuan, mendorong kewirausahaan, serta memanfaatkan teknologi dan kemitraan strategis, sehingga jemaat dapat memiliki daya saing, menciptakan peluang usaha, dan pada akhirnya memperkuat perekonomian secara individu dan kolektif, mewujudkan kesejahteraan bersama dan kemadirian gereja dalam hal keuangan.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diisi dengan beragam materi yang relevan dengan kebutuhan jemaat. beberapa materi utama yang disajikan meliputi:
- Pertanian Terpadu: Budidaya Jagung Intensif, Budidaya Singkong Raksasa, Budidaya Cabai Organik, Budidaya Tomat dan Sayuran.
- Teknologi Pangan Lokal: Pembuatan VCO – CCO, Olahan Ayam, Cabai, Ikan, Wine, Sabun, Teh.
- Peternakan Terpadu: Budidaya Ayam Kampung Ornaik, Budidaya Babi Unggul, Pembuatan Pakan Aditif Ternak serta Pembuatan Kandang Fermentasi.

Foto: Cornelius Selan
Beberapa keterampilan praktis yang diperoleh antara lain: Pembuatan Probiotik dan Herbal untuk Ternak, Pembuatan Jus Ternak Super Untuk Babi, Sapi, Domba, Unggas dan Ternak Lainnya, Pembuatan Pupuk Organik Cair, Pembuatan Pupuk Organik Padat, Pengolahan Cabai; sambal ikan asap dan abon cabe, Pengolahan Kelor; teh kelor dan sabun kelor, Pengolahan tepung ikan, Pembuatan WineNanas, Pembuatan VCO dan CCO.
Salah satu peserta, Anas Natonis menyampaikan bahwa DIKLAT tersebut bermanfaat untuk memulai usaha serta berinovasi dalam pengelolaan lahan pertanian.
“DIKLAT ini membuka mata saya bahwa memulai usaha tidak harus dengan modal yang besar. Pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada kami sagat berguna untuk memulai usaha kecil kami. Kami mendapat banyak pengetahuan untuk mendorong kami berinovasi dalam pengelolaan lahan pertanian kami agar mendapkan hasil yang maksimal,” kata Anas.
Sementara itu Ketua Majeis Jemaat Efata Geliting, Pdt. Cornelius Selan menyampaikan bahwa hal ini merupakan bagian dari diakonia tranformatif gereja.
“Kami menyadari bahwa pelayanan gereja juga harus menyentuh aspek diakonia transformatif, yaitu, memberdayakan jemaat agar mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Gereja terpanggil untuk memberdayakan ekonomi jemaat karena panggilan gereja tidak hanya untuk memperkuat sisi rohani, tetapi juga memenuhi kebutuhan jasmani anggota jemaat, sehingga bisa mandiri secara finansial dan hidup sejahtera.” ujarnya dalam sambutan penutupan.
Gereja Efata Geliting sebagai pihak penyelenggara berharap, semngat kewirausahaan yang telah tumbuh akan membawa dampak, menciptakan lapangan kerja dan menjadikan jemaat semakin berdaya asecara ekonomi, selaran dengan visi bersama untuk kesejahteraan yang berkelanjutan. *** (Cornelius Selan)











