
Oemofa-Kupang,www.sinodegmit.or.id, Dalam rangka perayaan Bulan Lingkungan Hidup, Majelis Sinode GMIT bersama DPD GAMKI NTT me-launching Gerakan Tanam tanaman umur Panjang dan tanam air di Jemaat Bethania Oemofa, Klasis Amabi Oefeto Timur, Minggu (2/11/2025).
“Hari ini, Gereja Masehi Injili di Timor menandai dimulainya Bulan Lingkungan Hidup GMIT dan Launching Bulan Lingkungan Hidup di Klasis Amabi Afeto sebagai sebuah ibadah karya dan tindakan iman untuk merawat ciptaan Tuhan,” kata Pnt. Yefta Sanam, Bendahara Majelis Sinode GMIT.
Launching ini ditandai dengan penyerahan anakan pohon kepada perwakilan dari 17 Jemaat Bermata Jemaat di Klasis Amabi Oefeto Timur sebagai simbol kehidupan, tanda kasih dan harapan bagi bumi.
Aksi tanam air dan anakan umur panjang tersebut berlangsung di lingkungan gereja dengan luas lebih dari 2ha. Beberapa jenis anakan yang ditanam antara lain: anakan asam, advokat mentega, kemiri, kelapa, kopi, jeruk Mandarin, nangka, rambutan, kusambi, dan pinang bonak. Anakan tersebut merupakan hasil usaha kebun bersama pembibitan tanaman umur panjang Sinode GMIT, Klasis Amabi Oefeto Timur dan GAMKI NTT.
Selain itu, Jemaat juga mempersiapkan lubang peresapan di sekitar Kantor Klasis Amabi Oefeto Timur untuk menampung air hujan.
Berlandaskan tema “Menanam untuk hidup, merawat demi iman,” gerakan ini diharapkan menjadi gerakan seluruh lingkup pelayanan GMIT untuk menanam 1 juta pohon yang dimulai dari Jemaat Bethania Oemofa, Klasis Amabi Oefeto Timur.
Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi K. Wenyi dalam suara gembala mengatakan bahwa launching ini bukan hanya acara seremonial tetapi menegaskan panggilan gereja untuk menjadi garam dan terang bagi bumi, yang diwujudkan melalui kata dan tindakan.
“Kami mendorong seluruh Klasis, Jemaat, Sekolah-sekolah, Yayasan-yayasan, Pendeta dan Jemaat untuk terlibat dalam aksi tanam pohon dan tanam air. Satu pohon yang kita tanam, adalah investasi yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi dan masa depan bumi,” kata Pdt. Lay.
Ia melanjutkan bahwa gereja sudah cukup lama menghidupi teologi yang sangat antroposentris yang berpusat pada manusia, karena itu gereja mesti bergerak ke teologi yang ekosentris, yang menekankan bahwa alamlah yang menjadi pusat, manusia hanya satu bagian dari alam. Karena itu ada tanggung jawab manusia untuk merawat bumi.
“Gereja mesti mesti memulai banyak program, bukan hanya mengajak orang berdoa, tetapi merawat bumi. Sekali lagi..tanam…tanam…dan tanam,” pesan Pdt. Lay.

Sementara itu Bupati Kupang, Yosef Lede dalam sambutannya menyampaikan bahwa tanam air dan tanam pohon untuk merawat bumi dan menjaga ketersediaan air dalam tanah. Karena itu ia mengharapkan partisipasi pemerintah Kecamatan dan Desa.
“Stop bakar hutan. Mari gerakan tanam, terutama untuk daerah yang longsor,” ajak Bupati Yosef.
Aksi tanam pohon dan tanam air disambut dengan penuh semangat oleh Jemaat Bethania Oemofa. Jemaat dibagi per-rayon, membersihkan lahan, menggali lubang anakan pohon dan lubang resapan air hujan.
Salah satu Jemaat, Yohanis Nope menyampaikan bahwa selama ini mereka belum sadar sepenuhnya tentang menanam air dan pohon. Karena itu ia berterima kasih kepada Sinode GMIT dan GAMKI NTT yang menggagas kegiatan tersebut. Ia berkomitmen untuk melaksanakan program tersebut.
Kegiatan ini juga menggandeng 60 Mahasiswa Fakultas Pertanian Undana Kupang dalam rangka praktikum Mata Kuliah Ilmu Tanaman Pakan, Lingkungan dan Perubahan Iklim. Mereka membawa bibit jagung, lamtoro, beringin, rumput gajah dan legum. Mereka juga menyampaikan materi tentang pembuatan pupuk bokasi.
Kebaktian pembukaan Bulan lingkungan hidup dipimpin oleh Pdt. Norman M. Nenohai (Liturgos) dan Pdt. Zimrat M. S. Karmany (Pengkhotbah).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Klasis (KMK) Amfoang Selatan, KMK Amarasi Selatan, KMK Amabi Oefeto Timur, para Pendeta GMIT, Anggota DPRD Provinsi NTT, Ir. Zet Malelak, Kepala Bagian Kesra Kabupaten Kupang, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kupang, Camat Amabi Oefeto Timur, Kapolsek Amabi Oefeto Timur, Kepala Desa Oemofa, Dosen Fakultas Pertanian UNDANA Kupang, Dominggus Osa, Pengurus GAMKI Kupang dan Jemaat setempat. ***











