
Foto: Ris Ndaparoka
Sulamu-Kupang, www.sinodegmit.or.id, Selama lima belas tahun membangun diiringi doa yang tak putus, Gedung Gereja Ebenhaezer Taupkole Klasis Sulamu diresmikan dan ditahbiskan oleh Majelis Sinode GMIT, Senin (27/10/2025).
Ketua Majelis Jemaat Ebenhaezer Taupkole, Pdt. Tamariska Ndaparoka bersyukur dengan adanya momen pentahbisan tersebut. Ia menyampaikan bahwa setiap Jumat pukul 7 malam, mereka beribadah, sebagai menjadi tiang penyangga spiritual bagi pembangunan tersebut. Dalam kurun waktu 15 tahun tersebut, total 624 kali jemaat telah berkumpul untuk berdoa dan bergumul, serta mencatat setiap Firman Tuhan yang mereka dengar. Oleh karena itu, pentahbisan ini menjadi suatu momen kebahagiaan tersendiri.
Pdt. Tamariska berharap pencapaian ini semakin memperkuat persekutuan dan Jemaat aktif dalam pelayanan baik di gereja maupun di rayon.
Kebahagiaan ini juga dirasakan oleh Jemaat. Marten Sose menyampaikan bahwa puncak kebahagiaan jemaat terlihat jelas ketika, setelah penantian panjang, beberapa anggota jemaat yang sakit bahkan memohon kesempatan hidup lebih lama agar dapat menyaksikan pentahbisan gereja yang diidamkan, sebuah kesaksian nyata akan iman dan sukacita mereka yang meluap.
Gedung gereja yang dibangun berukuran 30 x 15 meter dan menghabiskan biaya lebih dari Rp. 1.624.000.000,- termasuk belanja sarana-prasarana dalam gedung. Sebahagian besar biaya tersebut merupakan swadaya Jemaat dari hasil pertanian, peternakan, usaha dana panitia pembangunan serta sumbangan pemerintah dan donatur lainnya.
Acara diawali dengan tarian penyambutan dan natoni. Bertindak sebagai Pendeta penahbis, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie bersama Staf Ahli Bupati Kupang Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Kain Maus, melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan, mulai dari pembukaan selubung papan nama gereja, penandatanganan prasasti, pelepasan burung merpati, dan pengguntingan pita pada pintu masuk gereja.

Pdt. Semuel B. Pandie menandatangani prasasti gedung gereja
Selanjutnya Jemaat masuk dan memulai kebaktian. Pdt. Semuel menerima Gedung secara simbolis dan menahbisakannya, ditandai dengan bunyi nafiri dan lonceng gereja.
Pdt. Semuel dalam suara gembalanya mengapresiasi Jemaat Ebenhaezer yang telah berhasil membangun sebuah gedung gereja dari hasil pemberdayaan ekonomi jemaat.
Ia juga menyoroti kasus HIV/AIDS, prostitusi online dan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang lagi marak di NTT. Karena itu di Bulan Keluarga ini, ia menghimbau agar memperkuat fungsi keluarga melalui doa tak henti, komunikasi, dan menikmati waktu bersama keluarga.
Ia menghimbau jemaat untuk mempersiapkan lahan pertanian dalam menyambut musim hujan, menanam tanaman umur panjang, menanam air dan terus aktif dalam pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
”Urus Jemaat itu harus serius. . . ,” tutup Pdt. Semuel.
Kebaktian pentahbisan dipimpin oleh Pdt. Markus J. Leunupun sebagai penghotbah dan para Pendeta GMIT asal Klasis Sulamu sebagai liturgos.
Acara ini dihadiri oleh para Pendeta GMIT Klasis Sulamu, Ketua Majelis Klasis Sulamu, Camat Sulamu, Kepala Desa Pariti, Kepada Desa Bipolo dan Jemaat setempat.
Diinformasikan bahwa Jemaat Ebenhaezer Taupkole memiliki 193 KK (868 jiwa) yang terbagi dalam 15 rayon, dengan profesi sebahagian besar sebagai petani. ***











