GMIT Sediakan Rumah Aman Bagi Korban Perdagangan Orang

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sebagai tanda keberpihakan bersama korban perdagangan orang (human trafficking)di NTT yang terus meningkat,GMIT menyediakan rumah aman atau shelter bagi para korban.

Peluncuran shelter GMIT ini berlangsung pada kebaktian pembukaan Sidang Majelis Sinode (MS) GMIT, Minggu, 4/2-2018 di jemaat GMIT Betel, Oesapa-Kupang.

Kehadiran shelter ini kata Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon  merupakan kerja sama GMIT dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dengan dukungan sejumlah mitra ekumenes nasional dan internasional, seperti Mission 21 dari Swiss, Kerk in Actie dari Belanda, dan Global Ministries dari Amerika, paguyuban TKW Flobamora di Hongkong, serta aliansi masyarakat sipil melawan perdagangan orang (Ampera) di NTT.

Sebelumnya upaya GMIT mendampingi para korban telah diwujudkan melalui terbentuknya Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Tanggap Bencana dan Kemanusiaan, serta advokasi bagi korban dan keluarga.

Guna kelanjutan operasinal “Rumah Harapan” tersebut, Majelis Sinode GMIT telah membentuk pengurus dan merekrut staf, terdiri dari: Ferderika Tadu Hungu (Ketua), Yuliana Ndolu (Sekretaris), Pdt. Yetty Leyloh (Bendahara), serta dua orang staf yakni, Ester Mantaon dan Diky Faah.

“Rumah aman yang kita diluncurkan dalam pembukaan persidangan MS GMIT ke-42 ini sebagai tanda gerakan kita bersama melawan perdagangan orang di wilayah pelayanan GMIT. Kami berharap rumah ini memberi harapan bagi pencegahan dan rehabilitasi korban kejahatan kemanusiaan,” tandas Pdt. Mery.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *