
Kupang, www.sinodegmit.or.id, Sinode GMIT Bekerja Sama dengan Global Ministries, Koperasi Produsen Kasih Sejahtera Utama (Kopsen Kasema) dan Universitas Nusa Cendana Kupang mengadakan Forum Group Discussion (FGD) Grand Design Pengembangan Ekonomi GMIT di Aula Yayasan Alfa Omega (YAO) Tarus, Kupang, pada Jumat (23/3/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan peluang ekonomi bagi jemaat melalui pendidikan, pelatihan keterampilan dan dukungan usaha untuk pertumbuhan ekonomi lokal.
Pdt. Semuel B. Pandie dalam suara gembalanya berharap grand design pengembangan ekonomi tersebut menjadi acuan pengembangan ekonomi GMIT dan berharap dimanfaatkan oleh Jemaat-jemaat.
“Kami mendorong klasis-klasis memanfaatkan kerja-kerja yang kita bangun untuk memajukan produk-produk unggulan sesuai potensi masing-masing,” kata Pdt. Semuel.
Materi yang dibahas dalam seminar tersebut antaralain: “Strategi Pengembangan Ekonomi di GMIT“(Pdt. Semuel B. Pandie, S.Th-Ketua Sinode GMIT); “Kerja nyata sinergi dan kolabborasidi pemberdayaan ekonomi jemaat“(Bpk. Fransiskus Dora – Asisten Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Keuangan Inklusif dan Ekonomi Syariah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT); “Peranan Pemerintah dalam membangun Pertanian NTT” (Bpk. Nikson Balukh -Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi NTT); “Grand Design Pengembangan Ekonomi GMIT Ekonomi Secara Holistik“ (Bpk. Rolland Fanggidae-Dosen Undana Kupang).

Dalam pemaparan materi disampaikan bahwa tantangan global ekonomi, perang dagang, geopolitik, dan perubahan iklim membawa dampak pada berbagai sektor kehidupan pada Jemaat-jemaat GMIT.
Karena itu Grand Desain Pengembangan Ekonomi GMIT dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah sangat diperlukan dalam upaya pengembangan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Gereja, memilik peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat, dapat menjadi salah satu aktor penting dalam upaya penanganan kemiskinan dan berbagai persoalan social lainnya. Gereja tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat moralitas, pemberdayaan, dan solidaritas sosial.
Pdt. Deby Lakapu salah satu peserta kegiatan mengusulkan agar Grand design yang dibuat perlu mempersiapkan jaringan distribusi dan wadah untuk menampung produk olahan dari jemaat-jemaat. Selain itu dilakukan kampanye cinta produk lokal secara masif untuk menumbuhkan perekonomian daerah dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Hadir dalam FGD tersebut Majelis Sinode Harian GMIT, BPP Sinode dan UPP Majelis Sinode GMIT, para Ketua Majelis Klasis (KMK), para Pendeta GMIT, Pengurus Pemuda Sinode GMIT, Kepala Desa Mata Air, Akademisi dan praktisi ekonomi, Pimpinan Bank Indonesia Wilayah NTT, Mahhasiswa dan Tokoh Masyarakat. ***