Sidang Majelis Klasis Flores Barat ke-4, Momen Merangkul Perbedaan

Foto: Doddy Ngale

Bajawa-Ngada,www.sinodegmit.or.id, Sidang Majelis Klasis Flores Barat ke-4 dijadikan momen merangkul perbedaan bagi komunitas keagamaan di Kabupaten Ngada. Remaja Masjid dan Paduan Suara Gereja Katolik turut mengisi pujian dalam ibadah pembukaan yang berlangsung di Gereja Ebenhaezer Bajawa, pada Selasa (28/1/2025).

Letak gereja tersebut berdekatan dengan Masjid Agung Al-Ghuraba Baiturrahman Bajawa dan dikelilingi oleh umat Katolik. Jadi kepelbagaian merupakan keseharian masyarakat setempat. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi NTT Tahun 2023, presentase Pemeluk Agama di Kabupaten Ngada, Kristen Protestan 2,30%, Kristen Katolik 91,32%, Islam 6,30 % dan lainnya 0,09% (https://ntt.bps.go.id/id/).  Oleh karena itu upaya untuk merangkul perbedaan dan mempererat persaudaraan merupakan suatu kebutuhan bagi komunitas beragama di daerah tersebut.

Hal ini nampak dalam acara pembukaan persidangan yang dihadiri oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Bajawa, tokoh lintas Agama, Pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Ngada, Pimpinan SKPD, para Pendeta GMIT dan perutusan dari Jemaat-jemaat yang ada dalam Klasis Flores Barat.

Tema yang diangkat dalam persidangan sesuai dengan tema Pelayanan Sinode GMIT Periode 2024-2027 yakni “Lakukan keadilan, cintai kesetiaan dan hidup rendah hati di hadapan Allah,” dan sub tema pelayanan tahun 2025, “Menghidupi ibadah yang berkeadilan, penuh kesetiaan, saling mengasihi dan merangkul perbedaan.”

Sub tema ini diimplementasikan dalam acara yang dirancang oleh Panitia Persidangan.

“Pada momen ini kami menunjukan kebersamaan dan toleransi yang tinggi. Untuk mensukseskan acara ini kami melibatkan umat Katolik maupun umat Muslim untuk mempererat hubungan antar agama.” Demikian disampaikan Magdalena Adriani Dima, Ketua Panitia Persidangan.

Foto: Doddy Ngale

Persidangan tersebut berlangsung selama 3 hari (28-30/1/2025). Menurut Ketua Majelis Klasis (KMK) Flores Barat, Pdt. Mega Silvia Palpialy-Manggoa, S.Th, ada study meeting untuk membahas naskah teologi dan peraturan pastoral. Selain itu ada bussines meeting untuk mengevaluasi Program Pelayanan Tahun 2024, Program Pelayanan Tahun 2025 dan Anggaran Pendapatan Belanja Majelis Klasis.

“Program pelayanan harus menjawab kebutuhan nyata di Klasis Flores Barat, tidak hanya internal gereja, tapi juga melibatkan masyarakat umum,” pesan Pdt. Mega.

Ia berharap hasil persidangan ini menjadi pedoman pelaksanaan pelayanan di Tahun 2025 dengan menghidupi nilai-nilai ibadah.

“Firman Tuhan yang kami dengar harus diwujudkan dalam program pelayanan dan tindakan nyata,” ujarnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *