www.sinodegmit.or.id, “Kasih Tuhan yang kami peroleh, enam belas orang, sampai dengan detik ini, sungguh-sungguh membuat kami tertegun.”
Demikian pengakuan Pdt. Medyatry Aditiawaty Rafael, S.Si Teol, yang akrab dipanggil Tria, saat mengawali ungkapan hatinya, mewakili 16 pendeta baru yang ditahbiskan Majelis Sinode GMIT untuk wilayah Kupang Daratan dan Pulau Semau (Kudasemau), Minggu (07/08), di Jemaat GMIT Moria I, Desa Oe’aem-Nenu, Klasis Amfoang Selatan.
Mengutip lirik lagu PKJ 244, “Sejenak Aku Menoleh”, Pdt. Tria mengungkapkan bahwa banyak pergumulan dan perjuangan yang mengiringi langkah mereka dalam menapaki perjalanan panjang hingga bisa tiba di hari pentahbisan itu.
“Sejenak aku menoleh, pada jalan yang t’lah kutempuh. Kasih Tuhan kuperoleh, membuatku tertegun. Begitu syair lagu itu. Melihat ke belakang dan bisa tiba di sini, dalam moment ini membuat kami tertegun,” ungkapnya.
Dalam kebaktian yang juga dihadiri antara lain Gubernur NTT Viktor B. Laiskodat, Bupati Kupang, Korinus Masneno dan sejumlah tamu undangan lainnya, termasuk keluarga para pendeta baru dan jemaat setempat, Pdt Tria merinci, untuk bisa tiba di hari pentahbisan tersebut, sebagian besar dari mereka telah berproses belasan tahun.
Baginya moment penahbisan bukanlah akhir dari perjuangan panjang tersebut. Karenanya dia juga meminta doa dan dukungan jemaat, orang tua dan gereja.
16 orang yang ditahbiskan tersebut adalah: Pdt. Adolfina Tefa, S.Th, Pdt. Marlenni Shirley Pah, S.Th, Pdt. Riscky A. P. Manafe, M.Si, Pdt. Medyatry A. Rafael, S.Si–Teol, Pdt. Reni Mariati Amtaran, S.Th, Pdt. Jance S. Toenlioe, S.Th., M.Si, Pdt. Asri Lodia Dubu, S.Th, Pdt. Shinta Megawati Ndolu, M.Th, Pdt. Martha Junita Nomseo, M.Si, Pdt. Alfret R. M. Hinaweni, S.Th, Pdt. Stecori’in D. A. Isu, M.Si–Teol, Pdt. Friets Imanuel Bako, S.Th, Pdt. Reny M. Pa Nyola, S.Th, Pdt. Oktorida A. Madde, S.Th, Pdt. Ronianci L. Benyamin Lola, M.Th, Pdt. Novita N. Makaweru, S.Th., M.Pdk.
Menyampaikan suara gembala pada peristiwa ini, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon mengingatkan para pendeta agar senantiasa terhubung dengan Tuhan, melayani dengan kualitas terbaik, dan menjauhkan diri dari mamon.
“Perjalanan menjadi pendeta bukan perjalanan mencari kuasa, harta atau popularitas. Kita bersyukur bahwa Tuhan berikan berkat untuk memelihara kita tapi itu bukan tujuan kita melayani Tuhan,” pesan Pdt. Mery.
Sementara itu, di Rote, Majelis Sinode GMIT juga melangsungkan kebaktian penahbisan 21 orang secara terpisah. Sembilan orang di Jemaat Agape Oele, Klasis Rote Tengah, dan 12 orang di Jemaat Pniel Oenggaut, Klasis Rote Barat Daya. 21 orang pendeta tersebut yakni:
Pdt. Adrian G. Therik, M.Si, Pdt. Dince Yunita Soru, S.Th, Pdt. Selviana M. Windy, S.Th, Pdt. Tanti E. Wabang, S.Th, Pdt. Intan N. Taolin, S.Th, Pdt. Wati N. Manimalay, S.Th, Pdt. Ati Putri Benyamin, M.Th, Pdt. Fince Boy, S.Th, Pdt. Charles A. La’a, M.Th.
Pdt. Fransina K. Ledoh, S.Th, Pdt. Abilena Kristin Selan, S.Th, Pdt. Yanci Oktafia Peni Klaping, S.Th, Pdt. Erniwati Rowa Bily, S.Th, Pdt. Sander K. Meha, S.Si – Teol., Mm, Pdt. Feni Ferderika Adu, S.Th, Pdt. Sifra O. Amekan, S.Th, Pdt. Yanse M. Naat, S.Th., M.Si, Pdt. Robinson M. Tuaty, S.Th, Pdt. Yulistia K. Liunokas, S.Th, Pdt. Sherly R. D. Y. Manu, S.Th, Pdt. Oldelyef Ruku, S.Th,.
Selain menegaskan pentingnya integritas kependetaan, Wakil Ketua MS GMIT, Pdt. Gayus Polin, juga meminta para pendeta agar bersama-sama stakesholder di Pemda Rote Ndao untuk terlibat dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat. ***