KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Diperkirakan bulan Juli 2019 mendatang, kantor Majelis Sinode GMIT punya wajah baru dengan hadirnya sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH). Peletakan batu pertama RTH sudah dimulai kemarin, Rabu, (27/2) oleh Wakil Gubernur NTT, Yosef Nae Soi bersama Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Fary Francis.
Dalam laporan panitia yang disampaikan Ir. Piet Djami Rebo, dikatakan bahwa pembangunan/penataan RTH seluas 7000 m2 (tujuh ribu meter persegi) ini, sepenuhnya mendapat dukungan dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ratyat (PUPR) dengan total nilai proyek sebesar Rp. 3.181.727.000,- (Tiga Milyar Seratus Delapan Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTT menyatakan dukungannya seraya menyebut pembangunan taman/RTH ini sebagai bentuk pengejawantahan iman kristen.
“Kalau kita mengembalikan taman ciptaan Tuhan ini, berarti itu salah satu dari pengejawantahan iman kristiani kita. Jadi saya kira ini sangat luar biasa. Sebuah taman yang indah dan wajib hukumnya kita dukung.”
Ir. T. Iskandar, MT. selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ratyat, mengatakan RTH ini memiliki fungsi ekologis, estetika, sosial-budaya, ekonomi, edukasi, planologi dan lain-lain. Ia mengharapkan proyek ini akan segera selesai dalam tempo 150 hari kerja dan dapat dimanfaatkan bagi kepentingan gereja dan masyarakat.
Sementara itu Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon dalam suara gembala menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Kementerian PUPR, Ketua Komisi V DPR RI, Pemerintah Provinsi NTT, Panitia Pembangunan dan semua pihak yang turut berperan dalam proses perencanan hingga pelaksanaan taman kantor MS GMIT.
Ia berharap RTH ini tidak sekadar memenuhi fungsi rekreatif tetapi terutama fungsi eko-spiritul dan edukatif.
“Kami katakan kepada desainer, kalau orang masuk di sini, dia tahu ini identitas gereja. Jadi tidak sama saja dengan semua taman yang lain melainkan juga apa yang kami sebut sebagai ruang eko spiritual. Karena ini gereja, jadi orang tidak hanya having fun di sini tetapi ada sudut-sudut yang kita tata untuk kebutuhan seperti meditasi.”
Pdt. Mery juga mengingatkan agar pembangunan ini tidak mengorbankan pohon-pohon yang sudah puluhan tahun tumbuh di halaman sekaligus memastikan tersedianya lubang-lubang peresapan (biopori) sebagai wujud komitmen pada gerakan tanam air yang sedang digalakkan di seluruh wilayah pelayanan GMIT.
Item pembangunan RTH meliputi: Pekerjaan hardscape dan softscape, penanaman pohon, gapura, peresapan, saluran drainase, bok papan nama, mini ampiteater, kanopi parkiran, air mancur, play ground dan mekanikal elektrikal.
Acara peletakan batu pertama RTH didahului dengan ibadah, dipimpin Pdt. Yandi Manobe, S.Th, Ketua UPP Fungsional MS GMIT. ***