TIBA MASA PURNA LAYAN 11 PENDETA GMIT EMERITASI

KUPANG, WWW.SINODEGMIT.OR.ID, Bertepatan dengan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, Kamis, 23/07-2017, Majelis Sinode (MS) GMIT menggelar kebaktian emeritasi terhadap 11 orang pendeta yang memasuki masa purna layan karena telah memasuki usia 60 tahun. Dari 11 orang tersebut, 3 orang berasal dari lingkup kampus-UKAW-Kupang, 1 orang dari lingkup MS-GMIT dan sisanya dari lingkup jemaat.

Secara berurut dari lingkup masing-masing, 11 orang pendeta emeritus tersebut adalah: Pdt. Pdt. Dra. Amelia M. Radja Pono-Manuain, M.Si, Pdt.Drs. Mesach D. Beeh, M.Si, Pdt. Dr. Junus E.E. Inabuy, Pdt. Abner S. Wabang, S.Th, Pdt. Ananias Pelle, Sm.Th, Pdt. Benyamin A. Bani, Sm.Th, Pdt. Magdalena R. Tahun-Telnoni, Pdt. Agusthea Nayoan-Naiola, S.Th, PPdt. Samuel H.N. Ully, Sm.Th, Pdt. Martha Biaf-Ke Lele, Sm.Th dan Pdt. Martha Masyik-Ouma’ara.

Kebaktian emeritasi berlangsung di jemaat GMIT Moria-Liliba yang pimpin oleh Pdt. Emr. Martha Mengi Uly-Riwu Bara. Dalam Khotbah yang mengacu dari Kisah Para Rasul 1:6-11 tentang kisah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, ia mengatakan bahwa kenaikan Tuhan Yesus harus dipahami secara rangkap dengan kedatangan-Nya kembali. Karena itu, tugas para murid yakni semua orang Kristen pada segala zaman, apapun profesinya adalah mempersiapkan dunia ini bagi kedatangan-Nya.

Ketua MS-GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon dalam suara gembala menyebut masa emeritasi sebagai moment syukur atas tuntunan Tuhan. Moment melihat ke belakang, kepada sejarah yang membentuk siapa dan bagaimana GMIT di masa lalu dan juga masa kini. Belajar dari pengalaman iman para pendeta emeritus  baik susah dan senang, ia mengingatkan jemaat untuk tidak hanya bergantung pada sistem-sistem yang menopang daya layan gereja melainkan pemberian diri dan takut akan Tuhan sebagai sumber daya utama dalam pelayanan di GMIT.

Ia mengharapkan para pendeta emeritus tidak hanya mengeritik, melainkan terutama terus menjadi guru dan orang tua bagi generasi sekarang yang tak jarang mengalami degradasi spiritualitas akibat roh individualis, materialisme dan hedonisme.

Selain itu, persoalan kemiskinan, perdagangan orang, kekerasan dan kerusakan lingkungan hidup juga mendapat sorotan dari Pdt. Dr. Mery Kolimon yang kini memimpin hampir 1.400 pendeta di lebih dari 2000 jemaat atau sekitar 1,5 juta warga/anggota GMIT.

Dalam kaitan dengan bulan bahasa, budaya dan oikumene, yang sedang dirayakan warga GMIT, Pdt. Mery Kolimon berpesan agar menggunakan bahasa secara bijak, santun dan bertanggungjawab baik lisan maupun tulisan di manapun termasuk di media sosial. “Kami menitipkan pesan ini bagi para orang tua agar berbahasa dengan baik supaya anak-anak juga belajar dari bahasa kita. Mari kita menjadi persekutuan yang memelihara karunia bahasa sebagai karunia terindah yang Tuhan berikan.”

0 thoughts on “TIBA MASA PURNA LAYAN 11 PENDETA GMIT EMERITASI

  1. Very impressive Mery! I wish I could read the textYou are such a gift to those you serve.
    Phyllis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *