
Pengantar
Pentakosta: Hari yg ke 50 setelah kebangkitan Yesus kristus dan di hari itu ada pencurahan Roh Kudus dan hari minggu ini kita merayakannya.
Tema dalam perayaan ini menuntut kita untuk menyelidiki hidup kita sebagai orang percaya apakah tuntunan Roh kudus ada dalam kehidupan orang percaya…? atau kita dituntun oleh daging/keinginan daging kita..?
Dalam kehidupan hari ini, tantangan bagi orang percaya semakin beragam dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Perubahan sosial akibat perkembangan teknologi turut mempengaruhi pemahaman dan praktek kita bergereja. Banyak orang yang merasa tidak memerlukan disiplin rohani dalam kehidupannya.
Keterlibatan dalam persekutuan keluarga dan jemaat semakin tergeser oleh kesibukan bekerja yang berakibat pada makin renggangnya relasi persekutuan personal maupun dalam keluarga dan jemaat.
Peran Roh Kudus harus mendapatkan perhatian penting dalam pelayanan gereja. Dalam menjalankan tugasnya, pemimpin gereja perlu menempatkan karya Roh Kudus sebagai sumber kekuatan dalam pelayanannya. Kehadiran Roh Kudus mutlak diperlukan untuk menolong setiap orang percaya menjaga identitas sebagai pengikut Kristus. (Bnd. Kisah Para Rasul 2) .
Penjelasan Teks
Dalam teks Galatia 5: 16-26 memberi penjelasan yg gamblang bagi kita.
Pada Ay. 16, 17: Roh yang dimaksudkan di sini adalah Roh Kudus (Bahasa Yunani=Pneuma/Pneumati, to pneuma to hagion) (Bahasa Ibrani: Ruach Qodesh: Roh kudus/suci yaitu Roh Allah).
Dalam PB, karya Roh Kudus diperkenalkan sebagai yang melanjutkan karya Yesus Kristus melalui peran pengajaran, pembimbingan dan yang memberi kuasa kepada para murid untuk memberitakan Injil (Band. Yoh. 14:16-17; Kis. 1:8).
Dengan demikian, dalam konteks ini maka frasa hidup menurut Roh berarti hidup seperti yang dikehendaki Kristus yakni melawan semua keinginan daging(nafsu manusia, kedagingan) atau hidup yg dipimpin dan diarahkan oleh Roh Kudus (pneumati peripateite: berjalanlah oleh Roh, biarkan Roh kudus memimpin cara hidupmu)
Pada Ay. 18 – 21: Paulus menunjukan pertentangan yang tidak dapat dijembatani antara keinginan daging dengan roh.
Kata “daging” (Bahasa Yunani = Sarx: tubuh manusiawi/ sifat manusia yg berdosa, lalu bentuk genetifnya epithymian Sarkos: Keinginan Daging) tidak saja berarti tubuh fisik manusia yang lemah dan terbatas tetapi juga menggambarkan sifat-sifat manusia yang cenderung memberontak terhadap Allah/berdosa. Namun makna kata “daging” tidak berarti bahwa tubuh fisik manusia adalah jahat melainkan pada orientasi hidup seseorang yang egois dan tidak seturut dengan kehendak Allah. (baca ayat 19…)
Roh Kudus perlu membimbing manusia untuk meluruskan arah dan tujuan serta nilai hidup agar sesuai kehehendak Allah.
Dipimpin oleh Roh menunjukan ketergantungan manusia pada bimbingan Roh Kudus untuk melawan keinginan daging.
Paulus merinci sifat-sifat manusia tersebut dalam ayat 19 yang terbagi dalam tiga bagian besar yaitu
pertama melawan perintah Allah seperti penyembahan berhala dan sihir.
Keduaadalah dosa terhadap sesama manusia seperti perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, yang sangat sering menyebabkan percideraan, roh pemecah, kedengkian, dan terkadang sampai terjadi pembunuhan baik fisik maupun karakter.
Ketigaadalah dosa-dosa terhadap diri kita sendiri, seperti kemabukan dan pesta pora. Terhadap ketiga hal ini, Paulus memberi peringatan agar mewaspadai keinginan daging tersebut sebab mereka tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ay. 22-25: Buah-buah Roh menunjuk pada kualitas yang tidak terbantahkan ketika disandingkan dengan hukum manapun termasuk hukum Taurat. Bagi Paulus, hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah hidup yang diperbaharui. Orang Kristen seharusnya menghasilkan buah-buah roh dalam hidup mereka sebagai konsekuensi menjadi milik Kristus. Kata “telah menyalibkan” adalah sebuah panggilan untuk memutuskan hubungan dengan semua cara hidup kedagingan dan memberi diri dipimpin oleh Roh. Ay. 26: Merupakan contoh langsung dari penerapan buah-buah roh yang berlawanan dengan perbuatan daging. Kata “kita” merupakan peralihan perhatian dari yang bersifat pribadi kepada persekutuan. Tuntunan Roh Kudus melahirkan buah-buah roh (baca ayat 22-23…….) dalam kehidupan seseorang yang harus dipraktekan dalam interaksi dengan orang lain.
Aplikasi/Relevansi
Pertama, Roh Kudus menolong setiap orang menata kehidupannya.
Kehidupan yang berfokus pada kesuksesan material dapat membuat orang kehilangan arah dan tujuan hidup. Agar tidak kehilangan identitas iman setiap orang perlu membuka diri dituntun oleh Roh Kudus agar menghasilkan buah-buah roh. Karena itu dibutuhkan proses yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk “menyalibkan keinginan daging” demi Yesus Kristus.
Kedua,mendengarkan tuntunan Roh Kudus dalam pelayanan gereja.
Manusia mengalami dilema antara hidup menurut Roh atau hidup menurut keinginan daging. Paulus menggambarkan konflik internal manusia: keinginan daging atau mengikuti bimbingan Roh. Pentingnya mengikuti tuntunan Roh Kudus untuk mencegah berkuasanya keinginan daging dan Roh Kudus menuntun kita lebih taat pada perintah Allah.
Memberi diri dalam tuntunan Roh Kudus menolong gereja menghadapi kekeringan atau kejenuhan rohani menjadi persekutuan yang lebih dinamis dan bukan rutinitas.
Karena itu perlu memberi ruang bagi Roh Kudus mempengaruhi setiap pribadi dan komunitas beriman dalam menata pelayanan gereja.
Ketiga,bertindak di bawah bimbingan dan pengaruh Roh Kudus.
Buah-buah roh dalam kehidupan orang percaya merupakan bukti tuntunan Roh Kudus. Hal ini penting agar orang Kristen tidak kehilangan semangat dalam menata kehidupan melalui tindakan dan kata-katanya.
Melalui tuntunan Roh Kudus setiap orang ditolong untuk mampu membedakan mana keinginan Roh dan mana keinginan daging.
Tindakan yang kita lakukan merupakan wujud dari kebebasan dalam Kristus sehingga menghasilkan buah Roh dan bukan kebebasan untuk hidup dalam keinginan daging.
Orang Kristen yang mencoba menjalani hidup mereka tanpa kuasa Roh Kudus seperti burung yang mencoba terbang dengan satu sayap. Kutipan kalimat bijak ini mengingatkan kita bahwa ajaran Kristus memang tidak pernah bisa membuat orang-orang yang membenamkan dirinya di dalam kecemaran daging merasa nyaman, karena itu tuntunan Roh Kudus diperlukan oleh setiap orang percaya dalam hidupnya sehari-hari.
Roh kudus adalah penuntun hidup, Dia bukan hanya memberi hidup baru tetapi membimbing cara hidup setiap hari.
Hidup dalam Roh = hidup yg menunjukan karakter Kristus yg menghasilkan buah Roh adalah hasil dari hubungan yg erat dengan Roh Kudus
Hidup dalam Roh bukan sesuatu yang pasif, kita diajak untuk berjalan, mengikuti dan menyesuaikan langkah dengan Roh Kudus (ayat 25).Amin