
Foto: Imanuel Talan
Ende-Flores, www.sinodegmit.oir.id, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) melalui Badan Studi Tata (BST) GMIT mengadakan “Kajian Draft Nol Peraturan Klasis Khusus” di Gedung Kebaktian Jemaat Syalom Ende, Klasis Flores, pada Kamis (15/5/2025).
Kajian ini merupakan tahapan yang penting sebab ada perbedaan karakteristik jemaat GMIT yang signifikan, baik secara geografi, topografi, maupun sosial dan budaya.
Hasil kajian BST GMIT menggambarkan bahwa, ada klasis dan jemaat yang wilayah pelayanannya meliputi lebih dari satu pulau; Ada klasis yang wilayah pelayanannya meliputi kota saja, desa saja atau gabungan kota dan desa; Ada wilayah pelayanan dengan mayoritas anggota jemaat GMIT dan ada pula yang masyarakatnya mayoritas beragama lain.
Ada juga klasis dan jemaat yang berada di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara lain; Ada klasis dan jemaat yang wilayahnya menjadi daerah destinasi wisata, khususnya wisatawan manca negara. Dibutuhkan pendekatan pelayanan dengan karakteristik masing-masing wilayah.
Sekretaris BST GMIT, Pdt. Johanis Trianus Salukhfeto, menjelaskan bahwa perbedaan karakteristik tersebut turut mempengaruhi mutu dan keberhasilan pelayanan dalam panca pelayanan. Namun, jika dikelola dengan tepat dan benar, perbedaan tersebut dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi pelayanan di GMIT. Karena itu dipetakan empat kategori klasis khusus, yaitu Klasis Kepulauan, Perbatasan, Relasi Antar Agama, dan Daerah Wisata.
“Kami berharap hasil dari kegiatan ini ialah tersedianya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat draft nol peraturan klasis khusus,” kata Pdt. Johanis.
Sementara itu Ketua Majelis Klasis Flores-Lembata, Pdt. Imanuel Talan, menyambut baik kegiatan ini karena perbedaan karakteristik jemaat yang disebutkan itu ada di wilayah pelayanannya.
“Apresiasi untuk BST GMIT atas kegiatan yang sudah terlaksana. Kami berharap semoga proses selanjutnya berjalan lancar dan peraturan yang akan dihasilkan dapat mengakomodir kebutuhan pelayanan jemaat berdasarkan karakteristik masing-masing wilayah,” kata Pdt. Imanuel.
Kegiatan ini diikuti oleh para pendeta GMIT di Klasis Flores, Majelis Jemaat Syalom Ende, sedangkan peserta dari dari Klasis Flores Barat, Sumbawa, TTU, Belu dan Malaka mengikuti secara daring. ***