Tahun 2024 GMIT merayakan Bulan Kebangsaan untuk kelima kalinya. Sebab penetapan Bulan Agustus sebagai Bulan Kebangsaan GMIT terjadi dalam Persidangan Sinode XXXIV GMIT tahun 2019 di Jemaat GMIT Paulus Kupang, Klasis Kota Kupang. Pada bulan Agustus 2020, untuk pertama kalinya Bulan Kebangsaan dirayakan oleh jemaat-jemaat GMIT. Penetapan Bulan Kebangsaan GMIT dilakukan agar seluruh anggota GMIT punya kesempatan untuk merenungkan dengan sungguh-sungguh tentang bagaimana hidup sebagai orang Kristen dalam konteks ke-Indonesiaan.
Dalam Bulan Kebangsaan tahun 2024, tema-tema ibadah umum yang dipersiapkan oleh Majelis Sinode GMIT merupakan pembelajaran terhadap lima sila dalam Pancasila. Tema ibadah umum pertama Bulan Kebangsaan 2024 (4 Agustus 2024) yaitu Mengakui Tuhan dalam Kata dan Tindakan. Bacaan Alkitab terambil dari 1 Samuel 2:27-36. Tema ini merupakan pembelajaran terhadap sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Melalui tema ini orang Kristen diajak untuk mengakui keberadaan Tuhan bukan saja melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan dalam kehidupan bersama sebagai bangsa Indonesia.
Lalu tema ibadah umum kedua Bulan Kebangsaan (11 Agustus 2024) yaitu Manusia Berharga dan Mulia di Mata Tuhan. Bacaan Alkitab terambil dari Yesaya 43:1-7. Tema ini merupakan pembelajaran terhadap sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Melalui tema ini orang Kristen diajak untuk menghormati dan menjaga martabat manusia. Sebab bagi orang Kristen, manusia adalah makluk yang berharga dan mulia karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dengan demikian maka hanya orang-orang yang mampu menjaga martabat manusia sajalah yang layak disebut orang-orang yang beradab.
Selanjutnya tema pada ibadah umum yang ketiga (16 atau 17 Agustus 2024/HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-79) yaitu Erat Bersatu di Tengah Perbedaan. Bacaan Alkitab terambil dari 1 Korintus 1:10-17. Tema ini merupakan pembelajaran terhadap sila ketiga, Persatuan Indonesia. Melalui tema ini orang Kristen diajak untuk bersatu dalam kehidupan berbangsa sekalipun Indonesia sangat majemuk dalam berbagai aspek kehidupan.
Kemudian tema ibadah umum yang keempat (18 Agustus 2024) yaitu Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan. Bacaan Alkitab terambil dari Yakobus 3:13-18. Tema ini merupakan pembelajaran terhadap sila keempat, Kerakyatan Yang Dimpimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Inilah tema firman Tuhan yang direnungkan dalam kesempatan ini.
Terakhir, tema ibadah umum yang kelima (25 Agustus 2024) yaitu Mewujudkan Keadilan. Tema ini merupakan pembelajaran terhadap sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Melalui tema ini orang Kristen diajak untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa ada yang didiskriminasi.
Dengan memerhatikan tema-tema ibadah umum Bulan Kebangsaan tahun 2024 maka anggota jemaat GMIT yang mengikuti seluruh ibadah umum GMIT sebenarnya telah belajar tentang Pancasila secara utuh dan lengkap. Tema-tema ini juga menunjukkan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Bahkan Pancasila itu injili. Artinya di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai Injil atau kabar baik.
Dengan mengatakan bahwa Pancasila itu Injili, saya tidak bermaksud untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar beriman orang Kristen di samping Alkitab. Saya juga tidak bermaksud menjadikan Pancasila sebagai milik orang Kristen semata-mata. Tidak sama sekali! Yang saya maksudkan adalah bahwa semua nilai Injil ada di dalam Pancasila. Jadi kalau ada orang yang mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari maka sebenarnya orang itu telah mewujudkan nilai-nilai Injil, apapun agamanya.
Seperti yang telah disinggung di depan, tema pada kesempatan ini adalah Dipimpin Oleh Hikmat Tuhan dengan nas Alkitab dari Yakobus 3:13-18. Sebelum perikop ini, dalam Yakobus 3:1 terlihat bahwa penulis surat Yakobus berbicara tentang guru. Dalam hal ini dia meminta agar tidak banyak orang yang mau menjadi guru. Alasannya karena guru akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat. Namun dalam perikop ini penulis juga mengatakan bahwa guru mestilah orang yang bijak, punya budi pekerti yang luhur, karakter yang baik dan juga punya prinsip dan keyakinan. Semua kualifikasi ini mesti dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam nas ini kata “bijak” (bahasa Yunani, sophia) artinya tidak memalsukan atau menyembunyikan kebenaran dengan maksud supaya tidak menyinggung perasaan orang. Bijak justru berarti suka berbicara apa adanya. Bukan sopan santun di depan padahal sumpah serapah di belakang. Sebab ini namanya munafik. Orang yang bijaksana pasti menyatakan kebenaran pada waktu yang tepat, dengan cara yang tepat, yang keluar dari hati yang lemah lembut.
Lemah lembut di sini bukan berarti tidak pernah marah melainkan peka terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi sesama. Jadi ketika melihat orang susah, orang yang lemah lembut tergerak hatinya oleh belas kasihan. Dia lantas berusaha menolong orang susah itu. Contoh orang yang lemah lembut adalah Tuhan Yesus. Dia marah besar ketika melihat orang-orang berdagang di Bait Allah. Tetapi setiap kali melihat orang susah, hatinya tergerak oleh belas kasihan dan kemudian menolongnya.
Selain peka, lemah lembut juga berarti punya empati. Empati artinya mampu menempatkan diri di posisi orang yang sedang berada dalam kesusahan. Dengan begitu maka kita akan lebih memahami alasan mengapa seseorang berada dalam situasi atau melakukan tindakan tertentu. Kelemahlembutan pasti mendatangkan damai sejahtera. Orang yang sedang marah besar sekalipun, apabila dihadapi dengan lemah lembut maka kemarahannya akan mulai mereda.
Dalam nas ini penulis surat Yakobus menyebutkan beberapa sifat yang bukan merupakan hikmat dari atas melainkan dari dunia, nafsu manusia dan setan-setan. Pertama,iri hati. Secara sederhana iri hati artinya senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Jengkel dan marah ketika melihat orang berhasil. Sebaliknya, tepuk tangan dan tertawa ketika melihat orang lain gagal. Sifat iri hati ini bisa ada dalam konteks keluarga, gereja, masyarakat dan juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang-orang yang punya sifat iri hati tidak akan mampu menerima orang lain dengan tulus hati. Mereka selalu curiga dan sulit berpikir positif tentang orang lain.
Kedua,mementingkan diri sendiri. Sebenarnya mementingkan diri sendiri itu baik kalau kadarnya pas. Tidak berlebihan atau kelewatan. Misalnya, memerhatikan dan merawat diri sendiri. Tahu kapan jam tidur, jam makan, jam kerja dan jam istihahat, jam mandi, jam minum obat, jam ketika sakit, jam berdoa dan lain-lain. Sebab kalau ada orang yang cuek bebekdengan kebutuhannya sendiri, itu pun merupakan tanda bahwa dia tidak bijak. Jadi mementingkan diri sendiri dalam hal-hal yang demikian bernilai positif.
Tetapi sikap mementingkan diri sendiri akan menjadi negatif apabila kepentingan sesama diabaikan atau bahkan dilanggar. Apalagi karena mementingkan diri sendiri lalu sesama dianggap ancaman. Kalau sudah begitu, sesama akan dijadikan pihak musuh yang ingin dikalahkan dan dilenyapkan. Sesama tidak lagi dikasihi tetapi dibenci. Ini melanggar perintah Tuhan.
Ketiga,sombong. Sikap sombong bukan saja tidak disukai Tuhan. Sikap sombong juga membuat seseorang tidak disukai sesamanya. Misalnya, orang yang pada setiap kesempatan senang menceritakan kesuksesannya. Atau orang yang suka pamer pencapaian dan keberhasilannya di media sosial. Orang-orang seperti ini tidak disukai dan akan dijauhi oleh orang lain. Mungkin tidak ada maksud untuk menyombongkan diri. Namun tindakan suka pamer itu beresiko membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Bagi diri sendiri, tindakan suka pamer dapat membuat seseorang jatuh ke dalam dosa kesombongan. Sedangkan bagi orang lain, tindakan suka pamer dapat membuat orang lain jatuh ke dalam dosa iri hati yang juga tidak disukai Tuhan.
Keempat, berdusta melawan kebenaran. Dengan kata lain, suka memutarbalikkan fakta. Berbohong. Tukang omong kosong. Ini pun adalah dosa yang tidak disukai Tuhan. Sekalipun bagi sebagian kalangan, kebohongan dianggap seni dalam dunia politik dan bisnis, namun tetap saja itu adalah dosa yang Tuhan benci. Karena itu anak-anak Tuhan tidak boleh ikut-ikutan dalam hal ini.
Penulis surat Yakobus menunjukkan bahwa keempat hikmat dunia yang berasal dari hawa nafsu manusia dan setan-setan yang disebutkan ini memang dapat membawa seseorang ke dalam kesuksesan duniawi. Orang-orang yang melakukan hal-hal ini bisa saja terlihat sebagai orang yang sukses, populer, punya banyak pendukung atau pengikut, santun, murah hati dan sebagainya. Mereka juga bisa saja terlihat pintar omong, pintar debat, pintar berargumen, namun tetap saja hikmatnya duniawi. Sifatnya fana, terbatas dan dangkal. Itu semua hanya tipu daya setan untuk menjerumuskannya ke dalam kebinasaan kekal.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru ada dua kata untuk setan yaitu satanosdan diabolos. Satanositu setan yang tidak begitu jahat. Setidak-tidaknya keberadaan satanostidak membahayakan jiwa manusia. Satanos hanya suka bikin takut saja. Contoh satanosyang orang Indonesia kenal misalnya, kuntilanak, hantu pocong dan yang sejenisnya. Mereka itu makluk halus yang suka berbuat jahil, suka menakut-nakuti, tetapi tidak secara langsung mambawa orang jatuh ke dalam dosa dan kejahatan.
Sedangkan diabolos benar-benar jahat. Diabolosjarang menampakkan diri dalam wujud tertentu tetapi suka menggoda manusia untuk jatuh ke dalam dosa. Diabolossuka merayu manusia secara halus untuk melanggar perintah Tuhan. Diabolosbahkan berani mengajak manusia untuk menjauh dari Tuhan. Jadi kalau satanossuka bikin takut, tetapi justru membuat orang yang ditakut-takuti mendekat dan berdoa kepada Tuhan, sebaliknya diabolos,jarang bikin takut tetapi suka merayu dan menggoda manusia untuk menjauh dari Tuhan.
Dalam nas ini penulis surat Yakobus bukan pakai kata satanosmelainkan diabolos. Itu artinya setan yang jahat dan berbahaya. Diabolosbukan saja kuasa yang berbeda dari Tuhan. Diabolosadalah kuasa yang menentang kuasa Tuhan. Karena itu kalau ada orang yang memiliki hikmat dari diabolos,apalagi menggunakannya untuk memperoleh kenikmatan duniawi maka orang itu sementara terancam oleh kebinasaan kekal. Orang seperti itu mesti diselamatkan.
Kepadanya mesti diperkenalkan dan diajarkan tentang hikmat dari Allah. Hikmat dari Allah yaitu hikmat yang membuat seseorang menjadi murni hatinya, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan menghasilkan buah-buah yang baik, netral dan tidak munafik. Hikmat seperti ini pertama-tama berlaku dalam persekutuan Kristen. Selain itu hikmat seperti ini juga berlaku untuk kehidupan bersama sebagai bangsa Indonesia. Bahkan hikmat seperti ini pun berlaku untuk kehidupan bersama seluruh umat manusia dan alam semesta yang Tuhan ciptakan. Amin.***