
Kupang,www.sinodemgit.or.id, Majelis Sinode GMIT menarik kembali perbantuan dan penempatan Pdt. Christina Maxdiana Koan, S.Th dari Jemaat Ebenhaezer Matani,Klasis Kupang Tengahdan memberhentikan dengan hormat sebagai Karyawan GMIT penuh waktu dari semua tugas dan tanggungjawab pelayanan karena memasuki usia pensiun. Ibadah emeritasi berlangsung di di Jemaat Ebenhaezer Matani, pada Minggu (16/2).
Ibadah tersebut dipimpin oleh Pdt. Melkisedek Sni’ut. Berdasarkan 1 Tawarikh 29:13-17 dan Lukas 21:1-4, Pdt. Sni’ut menyampaikan bahwa, persembahan tidak hanya berbentuk uang atau natura. Persembahan juga bisa berbentuk persembahan diri atau anak-anak untuk menjadi hamba Tuhan. Pdt Christina Koan yang diemeritasi dan Pdt. Danial Manu serta Pdt. Petronela Leyloh yang diperhadapkan hari ini, seperti semua pendeta lainnya, sebenarnya adalah hasil persembahan dari diri dan keluarganya masing-masing. Merekalah persembahan terbaik dari keluarga masing-masing untuk bekerja sepenuhnya di ladang Tuhan. Karena itu jemaat tidak boleh membanding-bandingkan pendeta yang satu dengan yang lainnya. Sebab ada pendeta yang hasil pelayanannya bisa dilihat dan diraba. Artinya pelayanan pendeta itu dapat diukur. Tetapi ada pula pendeta yang hasil pelayanannya tidak dapat diukur.
Pdt. Christina dalam sambutannya bercerita tentang awal penempatan peyananannya di Amfoang, dengan ketiadaan alat transportasi dan telepon, serta terkadang mengalami banjir. Namun ia mengakui Tuhan baik baginya, dari satu Jemaat ke Jemaat yang lain, Jemaat Bermata Jemaat dan Jemaat Tunggal, hingga akhirnya ia memasuki usia pensiun. Ia mengucapkan terima kasih kepada Majelis Sinode GMIT dan Majelis Klasis Kupang Tengah yang telah memberikan kesempatan baginya untuk melayani.
Sementara itu, Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y. Ena Blegur dalam suara gembalanya mengapresiasi karya pelayanan Pdt. Christin yang melayani di tahun 1990-an, dalam kondisi yang sulit. Tetapi Ia benar-benar mempersembahkan hidup untuk melayani Tuhan, dan menikmati pelayanan itu dengan sungguh-sungguh.
Pdt. Saneb berharap kesungguhan dalam melayani tersebut diteladani oleh para pelayan masa kini. Ia juga menyampaikan terima kasih untuk pengabdian Pdt. Christina bagi GMIT.
Hadir dalam acara tersebut Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba, M.Hum. Saat menyampaikan sambutannya, Bupati Alexon berbicara tentang pentingnya soliditas dalam pelayanan.
“Jagalah soliditas dalam menata pelayanan bersama Penatua, Diaken dan Pengajar, dengarlah suara hati, jeritan dan tangisan jemaat tentang berbagai soal yang mereka hadapi, selanjutnya mengoptimalkan segala aspek spiritualitas yang ada untuk membangun Jemaat,” pesan Bupati Alexon.
Ia berharap para Pendeta, gereja dan Pemerintah terus menjadi mitra dalam mengatasi berbagai masalah di Kabupaten Kupang.
Untuk melanjutkan pelayanan di Jemaat Ebenhaezer Matani, Majelis Sinode GMIT menempatkan Pdt. Danial Manu dan Pdt. Petronela Leyloh. Pdt. Danial Manu sebelumnya melayani di Jemaat Pengharapan Dendeng, Klasis Kupang Tengah, sementara Pdt. Petronela Leyloh dimutasikan dari Jemaat Betel Oelanisa, Klasis Kupang Tengah.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Klasis Kupang Tengah, Pdt. Alfred S. Waang Sir, para Pendeta GMIT, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kupang, Kepala Desa Penfui Timur, Zam Tafoki, dan undangan lainnya. ***