Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan Menghayati Kisah Sengsara Yesus melalui Ibadah Lentera Paskah

Foto: Jenny Missa

SEMAU-KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan, Klasis Semau mengadakan ibadah lentera paskah untuk menghayati kisah sengsara Yesus Kristus. Ibadah tersebut dimulai sejak Minggu sengsara ke-2 hingga ke-7, dan bergilir di setiap rayon.

“Ibadah lentera paskah menolong jemaat untuk menghayati kisah kesengsaraan Kristus. Lentera dalam konteks paskah dapat diartikan sebagai simbol terang yang dipancarkan oleh Kristus, dan sekaligus menjadi sebuah panggilan untuk menjadi saksi kesengsaraan serta kebangkitan Kristus. Karena lentera dimaknai sebagai terang dan panggilan untuk bersaksi, maka lentera itu dinyalakan digilir dari rayon 1 sampai rayon 6.” Demikian penjelasan Pendeta Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan, Pdt. Jenny Amelia Missa kepada media ini, Selasa (25/3).

Disampaikan bahwa ibadah lentera paskah yang dilakukan berbeda dengan kebaktian Minggu dan ibadah rumah tangga. Liturginya dibuat khusus dan ada fragmen di awal ibadah (terkadang ditempatkan sebelum khotbah).

Yang menjadi pokok renungan ibadah lentera ialah kisah sengsara Yesus dengan urutan sebagai berikut: Yesus di Taman Getsemani, Yesus ditangkap, Yesus di hadapan Mahkamah Agama, Petrus Menyangkal Yesus, Yesus diolok-olok dan diserahkan ke Pilatus, dan terakhir Yesus disalibkan dan mati. Topik-topik ini direnungkan secara berurutan dalam ibadah di setiap rayon.

Ibadah lentara baru pertama kali dilakukan di Jemaat tersebut, tetapi antusias Jemaat untuk hadir cukup tinggi.

“Kehadiran jemaat dalam kegiatan ibadah lentera Paskah justru lebih banyak daripada dalam kebaktian Minggu. Jemaat sangat antusias dengan ibadah ini, walaupun baru pertama kali dilakukan di Jemaat Bait’El. Mungkin karena ada fragmen dan juga karena semua anggota jemaat kecil, besar, tua, muda, laki-laki dan perempuan terlibat aktif dalam mempersiapkan lentera paskah di masing-masing rayon, sekaligus memperkuat persekutuan rayon,” kata Pdt. Jeni.

Ia berharap melalui kegiatan tersebut, Jemaat sungguh-sungguh merenungkan kisah sengara Yesus Kristus untuk memberi kekuatan bagi iman percaya.

Foto: Jenny Missa

Lanjutan dari ibadah lentera tersebut, yakni sebelum Jumat Agung dan Paskah, seluruh Jemaat akan memasang lampu pelita di halaman rumah masing-masing sepanjang jalan, sebagai simbol bahwa lentera paskah sudah tersebar dan menyala di seluruh wilayah pelayanan, sekaligus sebagai simbol menyongsong kebangkitan Kristus.

Sedangkan hari Sabtu sebelum paskah, ada kegiatan malam puji-pujian dan dilanjutkan dengan pawai obor. Kegaitan lainnya ialah mencari telur paskah, perlombaan antar keluarga dan makan bersama.

Jamaat Bait’El Uitiuh Tuan memiliki 136 kepala keluarga. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *