Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan Panen Raya Bawang Merah

Semau-Kupang,www.sinodegmit.or.id., Kelompok tani Uikelang, Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan, Klasis Semau panen raya bawang merah, di Desa Uitiuh Tuan, Semau Selatan, Kabupaten Kupang, pada Sabtu (8/9).

Bertempat di lahan seluas 82 ha, acara panen raya dilaksanakan, ditandai dengan bunyi tambur, dan pencabutan tanaman bawang secara serentak oleh Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie, Ketua Majelis Klasis Semau, Pdt. Donny B. Banik, para Pendeta GMIT, Camat Semau Selatan, Nitanel N.S. Tene, para Presbiter dari Jemaat Silo Naikoten 1, Kupang, dan para petani bawang merah.

“Proses menanam diawali dengan persiapan lahan pada bulan Mei sampai Juni setiap tahun. Jika persiapan lahan terlambat maka akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh, sebab bawang hanya ditanam pada musim panas. Setelah bawang ditanam, proses penyiraman dan pemupukan harus diperhatikan dengan baik. Para petani harus menunggu sampai 2 bulan 2 minggu baru siungnya matang secara maksimal. Setelah genap 3 bulan, baru bisa dipanen. Jika pertumbuhannya baik, maka hasil panen 1 ha tanaman bawang bisa mencapai mencapai 10 ton. Hasil panen biasanya dipasarkan ke Kupang, Ambon, Sulawesi dan Papua.” Demikian disampaikan Kepala Desa Uitiuh Tuan, Oni Melki Natu.

“Kami merasa Tuhan hadir disini, di kebun kami. Meskipun kondisi alamnya kering, kelihatan coklat, tetapi Tuhan menyediakan berkatNya. Karena itu kami bekerja dengan penuh semangat. Ini adalah hidup kami, yang sudah dijalani secara turun temurun,” lanjut Oni.

Sementara itu Yanto Nau (40) berbicara tentang tantangan dan harapan mereka sebagai petani bawang.

“Tantangannya bagi kami untuk gagal panen ialah adanya hama bawang, keterlambatan mengolah tanah dan ketersediaan air. Jadi kami berharap ada penyuluhan dan bantuan alat pengolahan lahan dari Dinas Pertanian Kabupaten maupun Provinsi NTT,” kata Yanto.

Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie dalam suara gembala berbicara tentang hadirnya Kerajaan Allah di Bumi.

“Kerajaan Allah adalah soal kerja dan soal iman. Ada kerja yang sungguh-sungguh, tetapi juga harapan kepada Allah, yang menumbuhkan benih dan memberi pertumbuhan hingga musim panen tiba. Orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh, pasti akan diberkati dan anak-anaknya akan berhasil di masa depan,” kata Pdt. Semuel.

Ia mendoakan agar Allah terus memberkati tanah-tanah yang diolah untuk memberikan hasil yang terbaik, sekaligus menghimbau agar jemaat memanfaatkan tanah yang dimiliki untuk lahan pertanian.

“Tanah sejengkalpun mari kita manfaatkan dengan baik. Kami berharap ada pengembangan ekonomi di Jemaat dan Klasis, dan membangun jaringan bersama-sama. Kita bekerja bersama untuk mengatasi perubahan iklim yang dampaknya sangat nyata sekarang ini. Badan Pengelolaan Aset dan Pengembangan Ekonomi (BPAPE) Sinode GMIT siap untuk mendampingi,”lanjut Pdt. Semuel.

Dalam kesempatan tersebut, Majelis Sinode GMIT menyerahkan bantuan perlengkapan alat pertanian berupa 2 buah tandon air 1200 liter, pipa ¾ dim 40 batang, dan selang air PHE 1 roll untuk pengembangan lahan pertanian Klasis Semau. Sedangkan Jemaat Betel Uitiuh Tuan mendapat bantuan selang 4 roll dan bibit tomat, lombok, dan sayur. Seluruh bantuan tersebut dananya bersumber dari Kerk in ActieBelanda.

Jemaat Bait’El Uitiuh Tuan memiliki 134 KK, yang tersebar di 6 rayon, dan dilayani oleh Pdt. Jenny Amelia Missa. Acara panen raya tersebut didahului dengan sapaan oleh tokoh adat dan ibadah syukur yang dipimpin oleh Pdt. Markus Jonathan Leunupun. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *