Jemaat Elim Lasiana Gelar “Elim Festival 2025″ untuk Merayakan Bulan Budaya GMIT

Kupang, www.sinodegmit.or.id, Dalam rangka menyambut dan memeriahkan bulan Budaya Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Jemaat Elim Lasiana mengadakan festival di Pantai Lasiana, Kupang, dengan tajuk “Elim Festival 2025.” Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari yakni pada Senin hingga Rabu (12-14/05/25).

Hadir dalam acara pembukaan Serena Francis (Wakil Walikota Kupang), I Wayan Astawa (Camat Kelapa Lima), Absalom Sine (anggota DPRD Kota Kupang), Pnt. Yefta Sanam (Bendahara Majelis Sinode GMIT) Pdt. Mercy Paula Kapioru-Pattikawa (KMK Kota Kupang Timur) dan sejumlah Pendeta GMIT. Peserta dalam kegiatan ini juga turut diikuti oleh total 34 gereja dari Klasis Kota Kupang Timur (K3T) dan beberapa gereja dari Klasis Kota Kupang, termasuk Gereja Elim Lasiana sebagai tuan rumah.

Dalam kegiatan Elim Festival 2025 ini, akan dilangsungkan berbagai kategori perlombaan diantaranya lomba tarian adat, fashion show serta pameran UMKM jemaat yang ikut menjajakan berbagai produk lokal berupa hasil karya seni budaya, kuliner lokal dan lain sebagainya.

Menariknya, peserta dalam festival ini tidak hanya berasal dari kalangan gereja GMIT, akan tetapi ada juga yang berasal dari berbagai komunitas lintas agama, seperti masjid, katedral, dan paroki.

Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan tambur secara simbolis dan diawali dengan parade busana daerah NTT oleh para pendeta, UPP/BPP, vikaris dan cavik se-Klasis Kota Kupang Timur. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video Elim Festival 2025 yang mengisahkan tentang awal mula penyebaran Injil dan Kekristenan di NTT.

“Kegiatan ini awalnya merupakan tantangan dari KMK Kota Kupang Timur bagi Kaum Bapak untuk mengadakan kegiatan festival di tahun 2025” ujar Adnan Ndun selaku ketua panitia dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Adnan menambahkan bahwa terselenggaranya kegiatan ini sama sekali tidak membebankan kas jemaat alias Rp.0, dimana semua dana kegiatan festival ini sebesar Rp. 120.000.000 lebih, yang bersumber dari usaha dana Panitia, sumbangan Pemerintah, dan donatur lainnya.

Pnt. Yefta Sanam dalam suara gembalanya menghimbau warga GMIT tidak boleh apatis dalam melestarikan budaya.

“Majelis Sinode GMIT mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini, dan tidak boleh hanya fokus pada menang atau kalah dalam lomba festival budaya ini, namun harus lebih mengutamakan nilai dari setiap budaya yang ditampilkan untuk diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Pnt. Yefta.

Ia berharap kegiatan tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun.

Sementara itu Wakil Walikota Kupang Serena Francis dalam sambutannya sangat mengapresiasi berlangsungnya kegiatan ini. Baginya, festival ini menjadi perlombaan yang sangat baik bagi anak-anak di Kota Kupang, serta wadah bagi para pelaku UMKM dengan produk hasil tenunan tangan aksesoris adat yang turut mengisi kegiatan ini.

“Kami terus mendorong partisipasi berbagai elemen, termasuk gereja dalam melestarikan budaya dan penanggulangan mental health anak-anak dimana tersedianya wadah untuk anak-anak dalam menyalurkan minat dan bakatnya ke depan”, ujar Serena.

Diakhir sambutannya, Serena mengajak seluruh masyarakat dan jemaat untuk turut menyukseskan kegiatan ini.

Dihari pertama pembukaan, stand-stand jualan telah dipadati sejak pagi hingga sore dan nampak warga serta jemaat turut hadir dengan berbalutkan pakaian adat dari berbagai daerah khas Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan Elim Festival 2025 yang berlangsung di pantai Lasiana ini terbuka untuk umum yang ingin datang dan menyaksikan penampilan perlombaan tarian tradisional, fashion show dan pameran produk UMKM lokal berupa makanan dan aksesoris seperti selimut, kain tenun, selendang, anting, gelang dan lain sebagainya. ***

Penulis: Abdi B. Maunino

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *