
Foto: Erlynardi Riwu Rame Radja Dima
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT mengadakan katekisasi pra-nikah bagi 20 pasangan Pendeta di Kantor Sinode GMIT, Kupang pada Senin sampai Jumat (24-28/3).
Ketua Unit Pembantu Pelayanan Pastoral Majelis Sinode GMIT, Pdt. Erlynardi T. F. Riwu Rame Radja Dima menyampaikan bahwa tujuan diadakan katekisasi khusus bertujuan untuk membangun pemahaman yang baik tentang pernikahan dan menerapkannya dalam hidup.
“Semua tahapan materi yang diikuti oleh para peserta bertujuan agar mereka memahami dengan benar panggilan hidup rumah tangga Kristen, tujuan menikah dan membangun komitmen hidup sebagai keluarga Pendeta dengan semua tanggung jawab pelayanan di mana saja, di tempat pelayanan mereka masing-masing,” kata Pdt. Radja Dima.
Sementara itu, Ketua Sinode GMIT Pdt. Semuel B. Pandie mengingatkan para peserta bahwa menikah di zaman ini tidak mudah sebab ada banyak godaan yang mengganggu, hingga bisa menimbulkan perceraian, termasuk di dalamnya rumah tangga Pendeta.
Karena itu setiap pasangan mesti meneladani Kristus seumpama pengantin yang mencintai gereja sebagai mempelai wanita, sementara gereja seumpama mempelai wanita yang memberikan respon cinta dan kesetiaan.
“Gereja sebagai mempelai wanita adalah perwujudan dari ibu, ada pusat cinta kasih, pusat pengertian, pusat pengampunan. Setiap pasangan Kristen harus menerapkan hal ini dalam hidup,” pesan Pdt. Semuel.
Sebelumnya katekisasi dilaksanakan secara online, sedangkan untuk 5 hari tersebut dilaksanakan secara onsite di Kantor Sinode GMIT.
Beberapa materi yang diperoleh diantaranya: Tujuan pernikahan; Keluarga dan komunitas (lingkungan sosial); Mengelola konflik dan mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); Mengasuh anak dalam keluarga Kristen; Pernikahan dan hukum; Seksualitas dan 1000 hari kehidupan; Mengenal kepribadian, manajemen pengelolaan keuangan; Bahasa kasih; Spiritualitas keluarga Pendeta dan Penguatan komitmen.

Foto: Erlynardi Riwu Rame Radja Dima
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilalui oleh para peserta selama katekisasi, yakni mengikuti materi yang disampaikan, mengikuti psikotest untuk mengukur aspek psikologi para Pendeta (kepribadian, pengetahuan dan motivasi menikah), membuat refleksi, membuat komitmen iman, dan meditasi.
Seluruh rangkaian kegaitan ini diakhiri dengan percakapan pastoral pada Jumat (28/3). *** (Erlynardi Riwu Rame Radja Dima)