
KUPANG,www.sinodegmit.or.id., Majelis Sinode GMIT melalui Badan Pendidikan mengadakan Rapat Kerja Tahunan 2024 dengan tema “Kolaborasi Nyata untuk Transformasi Sekolah-sekolah GMIT” di Aula GMIT Center Kupang, pada Jumat sampai Sabtu (30-31/9).
Dalam rangka kerja kolaborasi, Majelis Sinode GMIT mengundang Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia dan Majelis Pendidikan Kristen Wilayah NTT (MPKW), Pengurus dari 13 Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) GMIT, dan 80 Pendeta GMIT (baik Ketua Majelis Klasis maupun Ketua Majelis Jemaat) yang di lingkungan pelayanannya terdapat Sekolah GMIT (SD/SMP/SMA/SMAK/SMTK).
Pada hari pertama, para para peserta mengikuti beberapa materi terkait kerja kolaborasi nyata, diantaranya : Strategi memperbaiki kondisi keuangan Pendidikan Kristen (Handi Irawan Djuwadi, MBA., M.Com, Ketua Umum MPK Pusat); Detail Memperbaiki Kondisi Keuangan Pendidikan Kristen & Task Force untuk sekolah Kristen di Daerah 3T (Hendro Tjahjono, S.P., M.A., M.Sc Business, Anggota Bidang Pengembangan Pendidikan MPK Pusat); Ketersediaan Guru (Pub Line Guru Kristen) dan Perubahan Model Sekolah (Handi Irawan Djuwadi, MBA., M.Com, Ketua Umum MPK Pusat); Problematika Yayasan, Pengelolaan Sekolah Kristen dan Solusi (Dr. Drs. Jopie J.A. Rory, S.H., M.H, Sekretaris Umum MPK Pusat); Urgensi dan Strategi kebijakan Penyediaan Guru Sekolah GMIT (Dr. Fredrik Abia Kande, M. Pd, Anggota Bidang Pendidikan MS GMIT).
Pada hari kedua, peserta dibagi dalam empat komisi untuk membahas persoalan Sekolah GMIT, dan memberikan sejumlah rekomendasi, diantaranya:
Komisi A: membahas persoalan Guru. Komisi tersebut merekomendasikan agar proses perekrutan Guru diatur dengan baik, untuk menghasilkan tenaga pengajar yang berkualitas, militan dan penuh komitmen untuk setia mengajar. Selanjutnya, proses penempatan Guru harus memperhatikan persebarannya agar tidak terjadi penumpukan di suatu Sekolah. Badan Pendidikan Sinode GMIT juga perlu mempersiapkan standarisasi pola perekrutan, pola penempatan dan tunjangan Guru.
Komisi B membahas organ Yayasan. Komisi tersebut memberi rekomendasi bahwa upaya restrukturisasi organ Yayasan merupakan hal yang urgen untuk dilaksanakan, dengan mengikuti undang-undang dan mekanisme yang berlaku.
Komisi C membahas Keuangan. Komisi tersebut merekomendasikan bahwa disamping dana 2 % Pendidikan dari Jemaat-jemaat GMIT, bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bos dari Pemerintah, harus ada sumber pendapatan lain untuk menopang pengembangan Sekolah GMIT, misalnya sumbangan para alumni dan orang tua siswa. Selain itu, harus ada upaya serius untuk adanya unit-unit pengembangan ekonomi di Sekolah, Gereja, dan Klasis untuk menopang pembiayaan Pendidikan.
Komisi tersebut juga memberi pertimbangan untuk adanya sentralisasi gaji Guru, dan ada pengkajian kenaikan setoran dana 2% menjadi 4% dana Pendidikan dari Jemaat.
Komisi D membahas Sekolah Unggul. Pada tahun 2023, ditetapkan 11 Sekolah Unggul GMIT hasil kerja sama dengan dua vendor yakni Mentari Groups Indonesia dan Paideia Educational Solutions.Dalam evaluasi berjalan, hanya ada 6 sekolah bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dievaluasi kembali, jika tidak berjalan, dapat dialihkan ke Sekolah yang lain. Selain itu, perlu memperhatikan tahapan penetapan Sekolah Unggul GMIT, mulai dari verifikasi data, pengecekan akreditasi, kesiapan Sekolah, sarana prasarana, dukungan orang tua siswa, dan adanya skema dana khusus dari Yayasan dan Sinode GMIT.
Dalam Rapat tersebut, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie, dalam suara gembala memaparkan sejumlah persoalan yang dihadapi oleh Sekolah-sekolah GMIT, mulai dari kesejahteraan Guru, manajemen pengelolaan, sarana prasarana, sampai pendidikan yang berkarakter Kristiani.
“Kolaborasi hari ini, merupakan upaya untuk berjejaring dan mencari jalan keluar bersama atas sejumlah persoalan yang dihadapi oleh Sekolah-sekolah GMIT. Perlu ada terobosan baru yang harus dilakukan, untuk memajukan Pendidikan ini, mulai dari intervensi gaji gutu, restrukturisasi Yapenkris, perbaikan sarana prasarana, dan launching Sekolah Unggul,” Kata Pdt. Semuel.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengucapkan terima kasih kepada MPK dan MPKW, yang telah hadir di GMIT untuk mencari solusi bersama demi kemajuan Sekolah-sekolah GMIT.
Penjabat Walikota Kupang, Linus Lusi, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya mendukung peningkatan mutu Sekolah GMIT.
“Pemerintah Kota Kupang siap untuk membantu kemajuan Sekolah-sekolah GMIT yang ada di wilayah Pemerintah kami, dengan melakukan apa yang wajib kami lakukan, seperti untuk sekolah-sekolah lainnya,” kata Linus. ***