Konsultasi Draft PPA GMIT, Suatu upaya untuk Membangun Consensus Fidelium

Konsultasi PPA GMIT di Jemaat Ebenhaezer Betun, Klasis Malaka

BETUN-MALAKA,www.sinodegmit.or.id., Majelis Sinode Harian Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) melalui Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Pengembangan Teologi dan Pembekalan Anggota Gereja mengadakan  konsultasi draft Pokok-pokok Ajaran (PPA) GMIT pada Kamis dan Jumat (3-4/10).

Konsultasi tersebut didahului di Jemaat Ebenhaezer Betun, Malaka, yang dihadiri oleh para Pendeta dari Klasis Malaka, TTU dan Belu. Selanjutnya di Jemaat Anugerah Nobi-nobi, Niki-niki, yang dihadiri oleh para Pendeta dari Klasis Amanuban Tengah Utara, Amanatun Utara, Amanuban Timur, dan Molo Timur.

Menurut Ketua Majelis Klasis Amanuban Tengah Utara Pdt. Seprianus Y. Adonis, PPA GMIT tersebut pada akhirnya harus merupakan sebuah consensus fidelium.

“PPAG ini akan menjadi ciri Gereja kita dan menjadi dasar pengajaran bagi warga gereja. Ia akan menjadi kesepakatan orang-orang percaya (consensus fidelium) mengenai pemahaman tentang Allah, dunia, manusia, gereja dan konteksnya,” kata Pdt. Sepri.

Suasana diskusi tentang draft di Jemaat Anugerah Nobi-nobi, Klasis Amanuban Tengah Utara

Untuk itu konsultasi tersebut diadakan agar draft PPA GMIT yang dipersiapkan diketahui dan didalami serta mendapat masukan dari jemaat-jemaat sebagai basis pelayanan, demi penyempurnaan naskah.  Draft hasil konsultasi tersebut akan dibawa ke Sidang Sinode Istimewa tahun 2025 untuk diputuskan dan ditetapkan sebagai bahan pengajaran bagi warga GMIT.

Secara internal PPA GMIT diperlukan untuk membimbing, menuntun dan menolong anggota jemaat memahami dan melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu PPA GMIT juga turut menyumbang bagi pembangunan suatu dunia yang adil, damai dan terintegrasi dalam keharmonisan antar ciptaan.

Diinformasikan bahwa pada tahun 2023, dalam persidangan Sinode GMIT ke-35 di Sabu, telah diputuskan draft PPA GMIT yang terdiri dari 52 topik. Draft ini ditambahkan lagi dengan lima topik baru yaitu: Manusia, Bunuh Diri, Artificial Intelligence (AI), Pengorakan jabatan Pendeta, dan penolakan terhadap LGBTQ.

Sekretaris Bidang Pengembangan Teologi Majelis Sinode GMIT, Pdt. Melky Joni Ulu menyampaikan bahwa penyusunan PPA GMIT bukan sesuatu yang final sepanjang gereja masih ada di dunia.

“Teologi kita tidak akan pernah selesai sepanjang Gereja belum selesai. Gereja akan terus bergumul dengan teologi sesuai dengan perkembangan konteks pelayanan yang terus berubah. Karena itu dibutuhkan pikiran-pikiran yang cerdas dan kritis untuk penyempurnaan PPA GMIT,” kata Pdt. Melky.

Sementara itu Pdt. Andreas I. Nubatonis yang juga hadir dalam kegiatan tersebut berharap setelah PPA GMIT ditetapkan dapat disosialisasikan agar menjadi dasar pengajaran bagi warga GMIT, karena selama ini kita lemah dalam aspek pengajaran.

Penyerahan Buku Gerak Iman Atasi Rabies

Di sela-sela kegiatan yang sedang berlangsung, Ketua Badan Pengurangan Resiko Bencana (BPRB) Sinode GMIT Pdt. Agustina Amtaran menyerahkan 180 Buku Gerak Iman Atasi Rabies bagi para Presbiter dari Klasis TTU, Belu dan Malaka. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *