
Kupang, www.sinodegmit.or.id, “…Di dalam melaksanakan misi, kita adalah milik Allah dan milik sesama manusia, kita menjadi milik satu sama lain.” Demikian disampaikan Ketua Global Ministries, Pdt. Dr. LaMarco Antonio Cable dalam kunjungan ke Kantor Sinode GMIT Kupang, saat ibadah bersama, Senin (24/3).
Berdasarkan kalimat di atas, Pdt. LaMarco menyampaikan bahwa pekerjaan Global Ministries tidak lengkap tanpa kehadiran GMIT. Ia mendefenisikan kemitraan ini dengan sebuah filosofi yang terkenal di Afrika Selatan, yakni kata ‘ubuntu’.
“Ubuntu artinya saya ada karena engkau ada. Kita ada karena kita ada bersama-sama. Sama seperti kata Paulus bahwa kita adalah tubuh Kristus. Setiap bagian tubuh memiliki fungsinya masing-masing. Kamu memiliki peranmu dan kami juga memiliki peran kami. Dan kita bersama-sama, berbagi keadilan dan damai dari Kristus” kara Pdt. LaMarco.
Untuk itu, Global Ministries hadir bagi 250 mitra yang tersebar di 90 Negara.
“Kami hadir untuk bergandengan tangan dan bermitra, sekaligus bersyukur bisa melihat pelayanan yang GMIT lakukan, belajar dan berjalan bersama dalam kasih dan rasa hormat bersama saudara-saudari kita di seluruh dunia” kata Mr. Antonio Rodriguez, mantan Ketua Global Ministries.
Kunjungan delegasi Global Ministries ke GMIT bertujuan memperkuat kemitraan yang telah dibangun bersama, untuk menciptakan keadilan, rekonsiliasi dan perdamaian bagi dunia. Dalam rapat bersama Majelis Sinode GMIT, Pdt. LaMarco menyampaikan ada 4 strategi pelayanan yang akan dilaksanakan oleh Global Ministries yakni pengembangan kepemimpinan, pemberdayaan aksi, dampak bagi keterlibatan transformatif dan dekolonisiasi. Hal ini selalu menjadi bahan percakapan dengan mitra-mitra Global Ministries.
Menanggapi hal itu, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie menyampaikan bahwa kerja sama dengan Global Ministries akan terus berlangsung. Ada dukungan, kerja sama dan saling memberdayakan.
Pdt. Semuel juga berbicara tentang pergumulan GMIT berhadapan dengan perubahan iklim (climate change), yang menuntut gereja mengembangkan aset untuk ketersediaan pangan bagi jemaat, sekaligus menaruh perhatian bagi bencana yang terjadi di beberapa wilayah pelayanan GMIT.
Selanjutnya para delegasi Global Ministries mengunjungi Radio Suara Kasih Sinode GMIT, Yayasan Alfa Omega (YAO), lahan sawah Sulamanda dan Rumah Harapan GMIT.

Marthen Malo, Direktur Yayasan Alfa Omega (YAO) GMIT berbicara tentang aspek pemberdayaan ekonomi yang sedang dilaksanakan, beberapa di antaranya pengembangan lahan pertanian (padi organik), peternakan ayam broiler, kolam ikan, pusat kewirausahaan, pusat pelatihan, dan home stay. Pengembangan yang sedang dilakukan merupakan proses menuju agrowisata.
“Kami memulai dari apa yang kami miliki. Kami memulai dari nol dan kami butuh dukungan,” kata Marthen.
Sementara itu di Rumah Harapan GMIT, para delegasi juga mendapat penjelasan tentang beberapa kegiatan yang dilakukan, di antaranya layanan rumah aman, hukum, psikologi, kerohanian, kesehatan, terapi kerja untuk para pekerja dan reintegrasi (pendampingan untuk pemulangan korban).
Rumah Harapan juga sedang mendampingi tim kerja di 25 Klasis, khususnya peningkatan kapasitas untuk layanan advokasi, perlindungan, kampanye anti kekerasan dan perdagangan orang.
Koordinator Pendampingan Rumah Harapan GMIT, Ester Mantaon, SH menyampaikan bahwa hal ini adalah tugas gereja. Gereja harus bersuara dan jangan diam terhadap kasus kekerasan yang terjadi dalam Jemaat. Ia juga memohon dukungan semua pihak.
Diinformasikan bahwa sejak tahun 2019, Global Ministries telah menjadi salah satu lembaga pendukung bagi Rumah Harapan GMIT.
Mengakhiri kunjungan ini, Global Ministries mengapresiasi GMIT dalam melaksanakan pelayanan, mengembangkan aset, menata Pendidikan, advokasi untuk hak asasi manusia, bantuan kemanusiaan, pendidikan, keadilan, rekonsiliasi dan perdamaian, meskipun itu bukan tugas yang mudah.
“Kami berharap dengan kunjungan ke GMIT, kedua lembaga saling memperkaya dan menolong untuk berdiri bersama dalam misi kemanusiaan,” kata Dr. Sarosh Koshy (Global Relations Minister for Southern Asia).
Diinformasikan bahwa rangkaian kegiatan Global Ministries telah diakhiri hari ini, Selasa (25/3) dengan kunjungan ke Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, dan selanjutnya mereka kembali ke Amerika Serikat. ***