
Soe-TTS, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT meminta Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) melakukan asesmen untuk jangka panjang sebelum merelokasi warga Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe yang terdampak longsor. Permintaan tersebut disampaikan Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y. Ena Blegur saat kunjungan ke lokasi pengungsian warga di GOR Nekmese Kota Soe pada Jumat (28/3).
“GMIT hadir untuk memberikan dukungan spiritual bagi warga yang terdampak dan kepada Pemerintah Kabupaten TTS. Terkait relokasi warga yang terdampak, harus ada asesmen dari Pemerintah untuk jangka panjang. Harus ada pertimbangan risiko bahaya, apakah aman untuk masyarakat atau tidak untuk jangka panjang, supaya menghindari tingkat kerawanan bencana berulang,” kata Pdt. Saneb.
Bencana longsor terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025, menyebabkan kerusakan pada permukiman warga, lahan perkebunan, infrastruktur jalan, serta fasilitas umum lainnya. Beberapa warga terdampak mengalami kesulitan dalam mengakses kebutuhan dasar akibat tertutupnya jalur transportasi oleh material longsor. Dengan kondisi demikian, tidak mungkin bagi warga untuk menempati pemukiman tersebut.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten TTS berencana untuk merelokasi warga yang terdampak. Ada tiga lokasi alternatif, yakni lokasi Civic Center, lokasi di belakang SMA 2 yakni lokasi yang ditunda untuk pembangun sekolah Garuda dan lokasi zona Polen yang berbatasan dengan kawasan hutan.
“Soal relokasi itu baik, tetapi harus di perhatikan faktor keamanannya. Tempat yang dipilih bukan soal kedekatan secara kultur tetapi harus dipikirkan soal keamanan untuk jangka panjang, baik untuk masyarakat, hewan dan lahan pertanian mereka. Tugas gereja adalah mengadvokasi warga untuk masa depan yang lebih baik,” lanjut Pdt. Saneb.
Dalam kunjungan tersebut, Majelis Sinode GMIT menyerahkan bantuan berupa beras, telur ayam, minyak goreng, pakaian anak dan dewasa, sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi dan odol, pampers, pembalut wanita dan uang tunai Rp. 5.000.000,- kepada Badan Pengurangan Risiko Bencana (BPRB) Klasis Soe.
Dalam kesempatan tersebut Majelis Sinode juga mengunjungi lokasi longsor, menyapa warga yang mengungsi secara mandiri dan mendoakan mereka.
Informasi yang diperoleh dari Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTS, ada 110 kk dan 421 jiwa yang mengungsi di GOR Nekmese, sementara ada 121 kk dan 470 jiwa yang mengungsi secara mandiri. Posko tersebut melayani kebutuhan dasar, kesehatan dan konseling dari UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten TTS.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Majelis Klasis (KMK) Soe, Pdt. Ketlyn Radja, BPRB Sinode GMIT, BPRB Klasis Soe, Badan Diakonat Klasis Soe, dan Pdt. Tomy Biaf. ***