
KUPANG, www.sinodegmit.or.id., Majelis Sinode GMIT me-launching 13 Sekolah Unggul GMIT dalam ibadah Perayaan HUT ke-77 GMIT, HUT ke-507 Reformasi Gereja dan Penutupan Bulan Keluarga di Gereja Agape Kupang, Klasis Kota Kupang pada Kamis (31/10).
13 Sekolah yang di launching diantaranya SD GMIT Oepura, SD GMIT Airnona 2, SD GMIT Kuanino 1, SD GMIT Kuanino 3, SD GMIT Kairane, SD GMIT Ende, SD GMIT 007 Kabola, SD GMIT 01 Kalabahi, SD GMIT Soe 1, SMP Kristen 2 Amanuban Tengah, SMA Kristen1 Kalabahi, SMA Kristen 2 Kalabahi, dan SMA Siloam Baa.
Ibadah perayaan dipimpin oleh Pdt. Yulita Y. Lero dan Pdt. Lay Abdi K. Wenyi. Berdasarkan Bacaan Alkitab Roma 12:9-18, Pdt. Lay mengajak seluruh jemaat GMIT untuk berhenti untuk menyudahi percakapan yang buruk tentang sekolah GMIT sebaliknya mengapresiasi keberhasilan-keberhasilan sekolah-sekolah ini.
“Kekuatan GMIT bukan kekuatan dana, tetapi kekuatan komunitas, yang memampukan GMIT untuk melakukan banyak hal berkaitan dengan penguatan dan revitaslisasi Pendidikan. Launching Sekolah Unggul adalah salah satu wujudnya,” kata Pdt. Lay.
Ia berharap semua stakeholderdapat menjalankan tugasnya dengan penuh kasih dan damai untuk memberi buah bagi kemuliaan Allah, termasuk dalam dunia Pendidikan.
Sementara itu Ketua Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie dalam suara gembalanya berbicara tentang upaya GMIT untuk memajukan Sekolah GMIT yang berkualitas.
“Peluncuran sekolah unggul ini adalah awal dari perjalanan panjang kami menuju pendidikan yang berkeadilan dan berkarakter. Karena itu Sekolah-sekolah unggul ini dirancang dengan fokus pada aspek-aspek krusial yang mendukung pendidikan berkualitas, termasuk kurikulum yang relevan, proses pembelajaran yang efektif, fasilitas yang memadai, dan kepemimpinan yang kuat.” Demikian disampaikan Pdt. Semuel.
Ia menambahkan bahwa GMIT tidak hanya aspek pengetahuan bagi siswa tetapi karakter.
“Kami tidak ingin menghasilkan generasi yang hanya cerdas secara akademis, tetapi juga harus memiliki karakter yang baik, kerjasama, dan empati,” lanjut Pdt. Semuel.
Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc mengapresiasi GMIT yang berhasil melaunching Sekolah Unggul GMIT.
“Sebagai institusi Pendidikan, Undana ikut merasa bergembira dan mengucapkan selamat kepada Sinode GMIT yang me-launching sekolahuUnggul di NTT. Kiranya melalui launching ini semakin mendorong dan memotivasi sekolah GMIT lainnya untuk ikut berkembang,” kata Prof. Maxs
Ia menyatakan Undana melalui kurikulum merdeka belajar bersedia menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu sekolah GMIT.
Sekilas Perjalanan Sekolah GMIT menuju Sekolah Unggul
Sekolah GMIT memiliki sejarah yang Panjang. Dimulai pada Abad 18 (1739) dari sekolah pertama di Fiulain, Rote Thie. Itulah sebabnya dipastikan sudah lebih dari dua setengah abad (283 tahun) gereja berjuang dan bergumul dengan pelayanan di bidang Pendidikan, namun sering diwarnai dengan masa pasang surut. Perjuangan dan pergumulan GMIT dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah, sebab sejarah mencatat bahwa lembaga-lembaga pendidikan Kristen di bawah naungan GMIT mengalami masa sulit yang cukup panjang dengan masa keemasan yang sangat singkat pada akhir dekade 1970-an. Pada akhir dekade 1970-an sampai awal 1980-an sekolah-sekolah GMIT memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan pendidikan di wilayah NTT, tampak dari berkembangnya sekolah-sekolah Kristen berbagai jenjang di sejumlah daerah yang menjadi basis pelayanan GMIT, seperti Kupang, So’e dan Alor. Sekarang, Sinode GMIT memiliki 627 sekolah, diantaranya 218 TK/PAUD, 330 SD, 46 SMP/SMTP, 30 SMA/SMK/SMTK, 3 Universitas: UKAW Kupang, Universitas Tribuana Alor, Institut Pendidikan Soe.
Patut dipahami bahwa sejak awal, gereja menjalankan fungsi pendidikan ini sebagai wujud diakonia reformatif gereja. Peran diakonia ini di satu pihak menempatkan sekolah GMIT di garda terdepan untuk menyiapkan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. Namun di pihak lain, prinsip diakonia ini menyebabkan kesulitan keuangan untuk perbaikan gedung sekolah, pengadaan buku cetak, peningkatan kompetensi guru dan kebutuhan sekolah lainnya. Belum lagi persoalan keabsahan tanah, kekurangan guru dan kualifikasi tenaga pendidik serta kebijakan tentang P3K yang masih digumuli sekolah-sekolah GMIT.
Meski demikian, GMIT juga patut bersyukur bahwa selalu ada jalan yang dibukakan oleh Tuhan untuk menolong sekolah GMIT. Ada syukur sebab di sebagian wilayah, sekolah GMIT menjadi pilihan utama orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Pendidikan iman dan karakter Kristen menjadi ciri khas yang membedakannya dengan sekolah lain. Bahkan beberapa sekolah GMIT mencapai status akreditasi pemerintah yang baik dan sangat dipercaya masyarakat. Ini tentu berita yang menggembirakan kita semua walaupun harus diakui bahwa jumlah sekolah GMIT bermutu ini belum merata di banyak tempat. Karena itu, Majelis Sinode GMIT sedang berupaya untuk revitalisasi sekolah GMIT, peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga pendidik, Restrukturisasi organ Yayasan, Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM, Kerja Sama/kemitraan, penyediaan beasiswa untuk guru, bantuan operasional, intervensi gaji guru, pengembangan ekonomi sekolah, pelatihan kepala sekolah, dan penempatan guru. Dalam upaya ini, GMIT tidak berjalan sendiri tetapi berkolaborasi dan berjejaring dengan Pemerintah dan pihak swasta untuk menata Sekolah-sekoh GMIT menjadi bermutu.
Diantara dipersepsikan minor oleh khalayak banyak tentang Sekolah GMIT, beberapa sekolah GMIT mampu memperlihatkan hasil-hasil yang baik. Itulah sebabnya GMIT tidak dapat menutup mata terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sejumlah sekolah GMIT. Keberhasilan sekolah-sekolah GMIT dimaksud dilihat dari hasil akreditasi yang dicapai. Sebab upaya pemenuhan Standar Nasional Pendidikan selalu diikuti dengan evaluasi melalui pelaksanaan akreditasi sekolah. Hasil akreditasi sekolah, selain menunjukkan gambaran mutu secara nasional, sekaligus merefleksikan capaian standar mutu pada masing-masing sekolah. Sekolah-sekolah yang memiliki hasil akreditasi baik dikembangkan ke taraf unggul. Bahwasannya sekolah-sekolah GMIT yang dinilai berhasil memenuhi standar tertentu, baik institusi maupun govermentmaka dapat dikembangkan keunggulannya untuk mewujudkan “GMIT Berhikmat Menuju Pendidikan Yang Berkeadilan Sesuai karakter Kristen.”
Diinformasikan bahwa Sekolah Unggul GMIT yang di launching hari ini akan diperkuat dari berbagai aspek agar menjadi Pendidikan yang berkualitas, dan dapat menjadi rujukan bagi penguatan dan revitalisasi sekolah GMIT lainnya.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTT, Stef Surat, Perwakilan Penjabat Wali Kota Kupang, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang, Ketua Majelis Pendidikan Kristen Wilayah NTT, Abraham Paul Liyanto, 13 Ketua Yapenkris GMIT, para Ketua Majelis Klasis, para Pendeta GMIT, para Kepala Sekolah dan Guru Sekolah GMIT, para siswa dari Sekolah GMIT di sekitar Kota Kupang, dan juga undangan lainnya yang hadir secara online. ***