
Foto: Mery Kolimon
Selama enam hari, 12-17 Oktober 2024, Program Pascasarjana (PPs) UKAW melakukan sejumlah kegiatan pembelajaran dan pengabdian masyarakat di Maumere, Ledalero, dan Ende. Tema utama program ini adalah terkait mengasuh gerakan ekumene antara dua gereja: Katolik dan Protestan. Tanggal, 12 Oktober, dengan naik Kapal Laut Siguntang, enam orang dosen bersama 20 mahasiswa semester 3 PPs UKAW tiba di Maumere keesokan harinya dan langsung berkegiatan bersama jemaat GMIT Kalvari Maumere. Sejumlah mahasiswa terlibat dalam pengajaran katekisasi, termasuk bekerja sama dengan BKKBN untuk sosialisasi program stunting, mengunjungi kebun buah Wailiti dan beribadah bersama di sore hari. Pdt. Emu Bako, Pdt. Kristin, dan Pdt. Vivi Isliko bersama kawan-kawan MJ mengatur yang terbaik untuk kami. Sebelum kami berangkat KMK Flores, Pdt. Imanuel Talan berjasa besar melakukan berbagai koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk kunjungan kami.
Selanjutnya di tanggal 14 Oktober 2024 kami menyelenggarakan seminar di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero di Kampus 2 IFTK, di Kota Maumere. Dua pembicara tampil yaitu Pdt. Dr. Frederik Doeka dari PPs UKAW dan Pater Dr. Puplius Meinrad Buru, SVD, dengan moderator Pdt. Dr. Ira D. Mangililo. Para pembicara mengulas tantangan dan mandat gerakan ekumene dan relasi antar iman. Kegiatan diskusi diikuti sekitar 100 mahasiswa dan dosen IFTK dan rombongan PPs UKAW bersama Majelis Klasis Flores yang berjumlah sekitar 30 orang. Di momen itu juga ditandatangani kesepakatan kerja sama (MoU) yang baru antara UKAW dan IFTK. Ada komitmen kedua lembaga untuk meneruskan dan menguatkan kerja sama yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam sambutannya Rektor IFTK, Pater Dr. Otto Gusti Madung mengatakan hubungan gereja Katolik dan Protestan sejatinya bukan hubungan antaragama tetapi hubungan antargereja. Kedua gereja memiliki iman yang sama yang didasarkan pada Alkitab dan pengakuan iman yang sama. Yang membedakan adalah tradisi dan organisasi gereja. Suasana berlangsung penuh keakraban. Segenap acara ditutup dengan makan siang bersama.
Selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke Ende. Kami mampir sebentar di Kampus 1 IFTK di Bukit Ledalero. Pater Puplius sangat berbaik hati membantu kami melakukan campus tour di lingkungan IFTK. Kami melihat ruang kerja rektorat, lalu ke ruang-ruang kelas, kapela, dan halaman yang asri di puncak musim panas di NTT.
Selanjutnya tiga mobil membawa rombongan melanjutkan perjalanan dari Ledalero ke Ende. Empat jam perjalanan melintasi kelokan-kelokan tajam di lereng gunung dengan jurang terjal. Cukup menegangkan sekaligus membahagiakan. Di kiri kanan pohon-pohon kakao, kelapa, jambu mente, kemiri, bambu, tetap menghijau di musim kemarau yang garang panasnya. Flores sangat subur, itu kesan kami.
Di tengah jalan antara Maumere dan Ende, kami singgah di Jemaat GMIT Maranata Wolowaru. Jemaat kecil itu, yang terdiri dari sekitar 30an kepala keluarga, sering menjadi tempat singgah bagi banyak kawan yang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Pdt. Yesti Hendrik dan majelis jemaat menyiapkan kopi dan teh panas serta ubi dan beberapa jenis kue yang kami nikmati dengan gembira. Setelah sekitar 1 jam, kami berdoa bersama lalu melanjutkan perjalanan.
Di Ende kami disambut oleh Ibu Pdt. Soneta Paulus-Nenotek dan Pdt Fernando Paulus. Selama tiga hari di Ende kami dijamu dengan baik sekali. Tanggal 15 Oktober 2024 sejak pagi hingga malam ada seri kuliah dari para dosen yang melibatkan para mahasiswa PPs UKAW dan majelis jemaat serta anggota jemaat. Para dosen yang hadir dan menyampaikan materinya adalah Pdt. Dr. Irawati D. Mangililo, Pdt. Prof. Dr. Semuel Hakh, Pdt. Dr. M.A.P. Dethan, Pdt. Dr. F. Y. A. Doeka, dan Pdt. Dr. Mery Kolimon. Turut bersama rombongan Direktur PPs UKAW, Prof. Dr. Magda Ngono. Pada sore hari ada seminar yang diselenggarakan bersama oleh PPs UKAW dan Sekolah Tinggi Pastoral (Stipar) Atma Reksa Ende. Para pembicara di seminar ini adalah Pdt. Dr. Mery Kolimon dari PPs UKAW dan RD. Dr. Yosep Aurelius Woi Bule, Pr, Wakil Ketua I Stipar Ende. Tema seminar adalah “Bersekutu Membangun dan Menatalayani Flores sebagai Rumah Bersama Milik Tuhan”. Seminar membahas tentang panggilan iman untuk membangun kerja sama sebagai gereja-gereja milik Tuhan.
Tanggal 16 Oktober kami isi dengan kunjungan ke taman nasional Kelimutu. Kami sangat beruntung dianugerahi cuaca yang cerah. Bis dan mobil klasis Flores mengantar rombongan ke Danau Kelimutu. Jam 5 pagi kami mulai perjalanan Ende-Kelimutu selama dua jam. Sepanjang jalan kami terkesan dengan sawah-sawah yang menghijau di puncak musim kemarau. Hutan dan kebun terpelihara asri. Tak ada pembakaran lahan oleh petani. Kami menikmati nasi goreng dan kopi hangat yang disiapkan MJ Syalom Ende di kaki gunung Kelimutu yang sejuk sebelum mulai mendaki ke puncak gunung.
Kurang lebih 30 menit mendaki kami menyaksikan panorama alam yang sangat indah. Puncak gunung Kelimutu cerah pagi itu. Kami dapat menyaksikan keindahan kawah tiga danau dengan warna yang unik: hijau tosca, hijau muda, dan coklat kehitaman. Kami berpuas-puas dengan foto dan mengambil gambar video. Ini kali kedua kunjungan beta ke Kelimutu. Kunjungan pertama di tahun 1994 saat pertukaran mahasiswa. Saat itu beta, Pdt. Viktor Nenohay, dan Pdt. Dr. J.E.E. Inabuy mewakili Fakultas Teologi UKAW berkunjung ke STFK (sekarang IFTK) Ledalero.

Foto: Mery Kolimon
Dua jam di atas gunung kami turun untuk pulang ke Ende. Agenda berikut telah menunggu, yaitu makan siang dan kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ende. Mulai jam 13.40 kami berjumpa dengan para pimpinan umat Islam di Kota Ende di kantor Pengurus Nadlatul Ulama (NU). Beberapa pokok diskusi kami bicarakan, namun harus segera berakhir dalam waktu satu jam sebab saudara-saudara kami umat Muslim mesti menjalankan ibadah sholat mereka. Selanjutnya kami berkunjung ke pastori dan kantor klasis Flores-Lembata. Beta ingat momen peletakan batu pertama di kantor klasis di tahun 2016 bersama Bapa Uskup (alm.) Vincentius Potokota. Di pastori klasis, kami menikmati rujak yang enak dan melanjutkan kunjungan ke rumah pengasingan Bung Karno, proklamator dan presiden pertama RI. Kami juga berkunjung ke taman perenungan Bung Karno.
Malam harinya kami sangat kelelahan. Saya tertidur pulas setelah satu rapat Zoom dengan Rumah Harapan GMIT dan mitra di Belanda. Bangun pagi-pagi, beberapa di antara kami menikmati waktu jalan pagi ditemani alunan adzan masjid yang indah dan lantunan lagu Ave Maria dari paroki dekat penginapan kami. Kami berdoa Ende tetap menjaga keharmonisannya sebagai Kota Pancasila di semua musim kehidupan bangsa.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sangat baik hati mendukung perjalanan kami. Untuk kegiatan ini para mahasiswa dan dosen mencari dana. Terima kasih kepada berbagai pihak yang menopang kami dengan sejumlah uang untuk mendukung biaya perjalanan kami. Tuhan kiranya memberkati Bapak Ibu sekalian. Kami tetap mohon dukungan untuk peningkatan kualitas belajar mengajar di Program Pascasarjana UKAW Kupang, agar menjadi makin kuat dalam mendukung pengembangan teologi dan kualitas pelayanan gereja-gereja di Indonesia.
Kepada para mahasiswa dan kawan-kawan dosen saya sampaikan bahwa bagi saya perjalanan ke Flores, baik melalui laut, darat, dan udara, adalah perjalanan akademik dan spiritual. Ini adalah kesempatan menyerap berbagai energi baik dari semua perjumpaan, dari manusia dan dari alam. Juga kesempatan berbagi dari kekayaan hikmat yang Tuhan anugerahkan. Ini adalah perjalanan saling menjaga, saling mempedulikan, dan saling mendukung. Ini bukan tentang salah satu atau beberapa orang di depan, tetapi semua bersama di lingkaran kehidupan, berpegangan tangan dan saling menyemangati untuk maju bersama.
Di ujung perjalanan kami mengucap syukur kepada Tuhan Sang Maha Baik yang menuntun perjalanan kami dengan energi yang baik. Kami pergi dengan baik dan pulang dengan sangat kaya. Kami belajar banyak hal dan telah berbagi apa yang ada pada kami. Allah Tritunggal kiranya selalu dimuliakan.
Kupang, 18 Oktober 2024. ***