
Camplong-Kupang, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT mengadakan Musyawarah Pelayanan (Muspel) Lanjut Usia (Lansia) Teritori Kupang Daratan dan Semau di Jemaat Bethania Camplong, Klasis Fatule’u pada Kamis dan Jumat (5-6/6/2025). Muspel yang diikuti oleh 51 perutusan dari 17 Klasis ini menjadi wadah penguatan kapasitas bagi para pengurus Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Lansia di lingkup pelayanan GMIT.
Dalam Muspel tersebut disampaikan bahwa pada praktiknya, banyak anggota jemaat dalam rentang usia di atas 60 tahun belum dilayani secara terpisah sebagai kelompok kategorial lansia. Sebagian besar masih tergabung dalam kelompok kaum bapak atau kaum perempuan, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), belum optimalnya penjemaatan tentang pembagian kelompok kategorial, dan faktor lainnya.
Oleh karena itu, penguatan kapasitas lansia menjadi kebutuhan penting dalam pengembangan pelayanan kategorial ini.
”Musyawarah ini diharapkan dapat merumuskan strategi untuk memanfaatkan peran sentral kaum lansia dalam memberikan pemahaman dan penguatan kapasitas SDM lansia untuk pengembangan pelayanan kategorial, Membangun spiritualitas lansia yang semakin kokoh dan Mengembangkan potensi warga jemaat lanjut usia untuk mendukung pelayanan gereja.” Demikian disampaikan Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y. Ena Blegur dalam suara gembalanya pada saat acara pembukaan Muspel tersebut.
Sementara itu Bupati Kupang Yosef Lede dalam sambutannya menaruh hormat kepada para lansia, terutama para Pendeta emeritus karena pada mereka ada kebanggaan, kehormatan dan panutan bagi orang-orang muda dan para pemimpin di masa kini.
Bupati Lede juga mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap sinergi program pelayanan gereja dan Pemerintah Kabupaten Kupang terus berlangsung untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan kapasitas lansia, beberapa materi yang disampaikan bagi peserta antara lain: Arah Kebijakan Pelayanan bagi Lansia berdasarkan HKUP Penguatan II (Pdt. Saneb Y. Ena Blegur); Naskah Teologi Pelayanan Lansia (Pdt. Melki J. Ullu); Kebijakan Pemerintah tentang Program Lansia (Drs. Vincencius Medi-Sekretaris Komda Lansia Propinsi NTT); Kesehatan Lansia (Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang); Kesehatan Mental Lansia (Zerlinda Christine Aldira Sanam, M.Psi., Psikolog); Spiritulitas Lansia (Pdt. Emr. Hengky Abineno Sm. Th, M.Pd).
Selain materi di atas, Muspel tersebut menjadi wadah untuk menjaring ide, aspirasi, dan pergumulan lansia sebagai dasar perumusan tindak lanjut program pengembangan pelayanan lansia ke depan.

Salah satu peserta Muspel Jony Daud menyampaikan bahwa selain pendekatan teologi, diperlukan pendekatan komunikasi dan penuh rasa hormat, karena mereka para lansia butuh untuk didengar dan bukan digurui. Selain itu, ia berharap para lansia dilibatkan dalam kegiatan sosial dan spiritual agar tidak dianggap sebagai beban dalam keluarga.
Kegiatan tersebut diawali dengan Ibadah Pembukaan Muspel yang dipimpin oleh Pdt Emr. Iraini Batubara – Wonlele, M.Th.
Hadir dalam acara pembukaan Asisten 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Kupang, Pimpinan Bank NTT Cabang Oelmasi, para Ketua Majelis Klasis di Kupang Daratan dan Semau, para Pendeta GMIT, para Pendeta emeritus, Camat Fatule’u, Kapolsek Fatule’u, Pengurus UPP Anak, Remaja dan Taruna, Lansia dan Perempuan, Pengurus UPP Kaum Bapak Sinode GMIT, dan sejumlah tamu undangan lainnya. ***