Paskah Jemaat Tiberias Landu: Mencintai Manusia dan Alam

Rote, www.sinodegmit.or.id, Pada kebanyakan Jemaat GMIT, perayaan paskah tahun 2025 difokuskan di sekitar lingkungan gereja. Namun ada yang berbeda dengan Jemaat Tiberias Landu, Klasis Rote Barat Daya. Salah satu Jemaat kepulauan yang berada di Selatan pulau Rote ini merayakan paskah dengan mengadakan kegiatan di pesisir laut dan bukit-bukit di pulau tersebut.

Perayaan ini dimulai pada hari Jumat agung (18/4), Jemaat Tiberias Landu beribadah di bukit yang bernama Kaifok.Menurut Ketua Majelis Jemaat Tiberitas Landu, Pdt. Azaria Lawing Bara, S.Th, bukit batu yang terbelah menjadi gambaran dan kesaksian pengorbanan Yesus bagi manusia.

“Bukit batu yang terbelah menjadi gambaran sekaligus penghayatan bagi Jemaat yang beribadah, ketika Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan mati di kayu salib. Kemudian setiap keluarga maju dan berdoa secara pribadi tentang pergumulan mereka,” kata Pdt. Azaria.

Selanjutnya Jemaat di rayon-rayon menyiapkan diri untuk menyambut paskah dengan latihan tarian kebalai. Tarian ini merupakan tarian sukacita untuk menyambut dan merayakan kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian, sekaligus proklamasi kemenangan-Nya atas maut.

Dalam tarian tersebut, Pnt. Matan Haning berperan sebagai penutur syair, sementara tarian dilakukan secara masal oleh Jemaat dengan membentuk lingkaran dan bergandengan tangan, kemudian diikuti gerakan kaki dan tangan secara kolektif sesuai ritme syair. Tarian ini mencerminkan kehidupan Jemaat Tiberias Landu sebagai Jemaat pesisir dalam hubungan sehari-hari dengan Tuhan, alam dan sesama.

Kegiatan lainnya yang mencerminkan keunikan di Palau Landu ialah ibadah paskah dilaksanakan di Pantai. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan pantai. Sebelumnya wilayah sekitar tambatan perahu, tempat para nelayan melabuhkan perahunya dipenuhi dengan sampah plastik. Maka pada momen paskah tahun ini, wilayah tersebut dibersihkan dan ditata dengan baik sebagai tempat ibadah dan pementasan drama para pemuda/i, sekaligus menjadi cara untuk menjaga kelestarian alam.

“Ruang-ruang terbuka dari alam harus dijaga kebersihannya, jadi ibadah paskah merupakan salah satu alternatif untuk menjaga kelestariannya alam.” Tutur Pdt. Azaria.

Sementara itu di Pos Pelayanan Namolinok Lohaen, salah satu wilayah pelayanan dari Jemaat Tiberias Landu, paskah dirayakan dengan mengadakan berbagai lomba yang melibatkan kaum bapak, kaum ibu dan anak-anak.

Jemaat menyiapkan diri obor dan berpartisipasi dalam pawai paskah. Selain itu dilakukan ibadah aksi dengan membersihkan jalan menuju pemukiman, menanam pohon dipinggir sumur dan memagarinya dengan batu.

“Yang menjadi khas ialah bagaimana dalam syukur paskah Jemaat melakukan ibadah dengan menjaga alam, karena hanya ada 1 sumur air tawar di Jemaat tersebut. Kami juga menyadari bahwa dengan menjaga air dan menanam pohon merupakan bagian dari ibadah kepada Tuhan,” kata Pdt. Azaria.

Ia berharap Jemaat dapat memaknai kisah penderitaan dan kebangkitan Kristus melalui ibadah, drama, simbol-simbol budaya dan aksi lingkungan untuk memperkuat persekutuan dan pelayanan di Jemaat yang ia layani. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *