
Alor, www.sinodegmit.or.id, Jemaat Imanuel Ruilak, Klasis Alor Tengah Utara mengembangkan ekonomi untuk menopang program pelayanan Jemaat. Hal ini disampaikan Pdt. Un Ninu Budi Isak Holbala saat menerima kunjungan Majelis Sinode GMIT di Jemaat Imanuel Ruilak, pada 19 Juli 2024.
“Jemaat Imanuel Ruilak memiliki alam yang sangat potensial untuk pengembangan ekonomi. Karena itu kami mengembangkan lahan pertanian untuk tanaman holtikultura dan tanaman umur panjang. Ada kebun sayur, vanili dan kemiri. Selain itu, ada juga percetakan batu bata merah,” kata Pdt. Un.
Pengembangan ekonomi tersebut dikerjakan oleh kategorial yang ada di Jemaat. Misalnya kebun vanili dan kemiri diolah oleh Jemaat dari setiap Gugus, sedangkan kebun sayur dan percetakan batu bata merah dikerjakan oleh Pemuda dan Kaum Bapak GMIT. Hasilnya sebagian disumbangkan untuk pembangunan Gereja, biaya kegiatan hari raya gerejawi, biaya persidangan, diakonia bagi para lansia, dan bedah rumah Jemaat.
Khususnya untuk percetakan batu bata merah, awalnya diperuntukan bagi perbaikan rumah Jemaat yang rusak pada waktu badai siklon seroja. Setelah selesai, program ini tetap dilanjutkan untuk program diakonia bedah rumah.

Rumah milik Melianus Maure (73), Salah satu penerima diakonia bedah rumah dari Jemaat Imanuel Ruilak (Sumber Foto: wartaalor.com)
Bagi Pdt. Un, tidak mudah untuk mengajak Jemaat mengembangkan potensi ekonomi.
“Awalnya agak sulit, sebab Jemaat merasa sudah melakukan kewajiban mereka setiap Minggu dengan pergi beribadah dan memberi persembahan. Itu sudah cukup. Namun melalui Suara Gembala setiap Minggu, saya terus membicarakan hal tersebut, sampai akhirnya ada kesadaran pada Jemaat tentang pentingnya pengembangkan ekonomi,” tutur Pdt. Un.
Baginya, ketika pengembangan ekonomi berjalan, pendapatan pasti akan naik dan dapat menopang pelaksanaan program pelayanan dalam Jemaat.
“Tujuan kita mengembangkan ekonomi ialah damai sejahtera Allah dapat dirasakan oleh Jemaat. GMIT selalu berbicara tentang kemandirian teologi, daya dan dana. Jadi upaya pengembangan ekonomi yang kita lakukan ini untuk mewujudkan tri kemandirian tersebut,” lanjut Pdt. Un.

Pdt. Un terus menghimbau Jemaat untuk menyiapkan strategi yang tepat, agar pengembangan ekonomi tersebut tidak berhenti ditengah jalan, tetapi ada keberlanjutan. Misalnya setelah panen sayur, mereka lanjut menanan lombok atau tanaman yang lain. Tanaman vanili dan kemiri juga harus terus dirawat agar terus memberi hasil.***