
Kupang,www.sinodegmit.or.id, Ruas jalan Bundaran Tirosa menuju Gereja Anugerah El Tari, lalu ke Gereja Koinonia Kupang, dan berakhir di Gereja Kota Kupang dipadati puluhan ribu masyarakat untuk menyaksikan Prosesi Paskah Pemuda GMIT Tahun 2025 pada Senin (21/4/2025).
Masyarakat menyelimuti sisi kiri dan kanan jalan untuk menyaksikan prosesi tersebut layaknya salah satu wisata rohani yang ada di Kota Kupang.
Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, hadir di tempat finish yakni Jemaat Kota Kupang dalam acara penerimaan peserta prosesi. Ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi kepada Sinode GMIT yang telah mempercayakan kepada Pemuda GMIT untuk menyelenggarakan acara besar ini. Baginya Pemuda GMIT dapat mewujudkan pelayanan melalui kegiatan positif yang menggabungkan unsur iman, budaya, pariwisata, dan ekonomi, serta menjadi bentuk wisata religi.
“Jika di Flores ada Prosesi Semana Santa, maka di Kota Kupang ada Prosesi Paskah. Ini adalah event tahunan besar yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara,” lanjut dr. Christian.

Prosesi tersebut menghadirkan lebih dari 80 peserta asal Jemaat GMIT dan lembaga lainnya. Ada peserta yang berasal dari wilayah luar Kota Kupang, meliputi Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Belu, Malaka, Rote Ndao, Alor dan Sabu Raijua.
Setiap kendaraan yang dipakai untuk arak-arakan, dihias sesuai dengan tema yang menggambarkan kisah-kisah dalam Alkitab mulai dari kelahiran hingga kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Tema-tema ini diperankan oleh peserta di setiap etape pemberhentian melalui drama, tarian, dan berbagai atraksi yang sudah dipersiapkan secara matang. Selain peran dari para peserta, ada juga barisan pemandu dan barisan puji-pujian.
Masyarakat Kota Kupang sangat antusias dengan kemeriahan tersebut, sebab prosesi ini turut diramaikan oleh Pragina Gong dan Paduan Suara San Jose.
Hadir juga 102 UMKM yang tersebar di beberapa titik prosesi yakni Bundaran Tirosa, GMIT Anugerah, Simpang Polda, GMIT Koinonia, GMIT Kota Kupang dan Pantai LLBK Kupang.

Ketua Pemuda Sinode GMIT, Erens Blegur menilai dampak prosesi paskah tahun ini bukan saja terhadap iman semata, tapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Prosesi Paskah bukan hanya berdampak pada rohani, tetapi juga berdampak bagi ekonomi,” katanya. Karena itu, ia berharap prosesi tersebut bisa rutin diadakan untuk tahun selanjutnya sebagai ciri khas Kota Kupang. ***