
Foto: Imanuel Talan
Ende-Flores, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) bekerja sama dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan sosialisasi “Safeguarding, Pencegahan TPPO dan Perlindungan Pekerja Migran.” Sosialisasi tersebut berlangsung di 2 tempat yakni di Jemaat Gunung Zalmon Labuan Bajo, Klasis Flores Barat pada Selasa (13/5) dan Jemaat Syalom Ende, Klasis Flores-Lembata pada Kamis (15/5).
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang safeguarding, risiko TPPO dan hak-hak pekerja migran.
Ketua Majelis Klasis Flores-Lembata, Pdt. Imanuel Talan menyampaikan bahwa empat Kabupaten di lingkup Klasis Flores – Lembata sangat terbuka terhadap dunia luar sebab semuanya memiliki bandar udara dan pelabuhan yang dikunjungi oleh kapal-kapal Pelni. Kenyataan ini membuat mobilitas masyarakat antar pulau dan Propinsi sangat tinggi. Banyak orang memilih keluar daerah dengan berbagai alasan yang mana jika tidak berhati-hati, mereka bisa jatuh dalam praktek perdagangan orang. Karena itu kegiatan ini sangat penting.
“Kegiatan ini menolong para pelaku pelayanan untuk tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya TPPO. Selanjutnya untuk isu Safeguarding, bagi kami merupakan suatu gerakan yang penting karena banyak tindakan kekerasan dalam lingkup pelayanan gereja yang kadang tidak terdeteksi secara dini karena pemahaman Safeguarding pelaku pelayanan yang kurang mumpuni,” kata Pdt. Talan.
Ia berharap dengan sosialisasi yang terjadi, mereka sudah siap untuk mencegah TPPO sekaligus memberi rasa aman bagi siapa saja di lingkup pelayanan Klasis Flores – Lembata dan jemaat-jemaat yang ada di dalamnya.
Materi yang disampaikan antara lain: Safeguarding (Pdt. Hendriana Taka Logo, MTh-Ketua Badan Keadilan dan Perdamaian (BKP) Sinode GMIT); Tugas dan Kerja BKPS GMIT (Pnt. Fredom Radja, SH- Sekretaris BKP Sinode GMIT); Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Buruh Migran (Suratmi Hamida- Kepala BP3MI NTT dan Lukas Doni Pura, S.Sos, M.Si-Kepala Sub Bagian Tata Usaha BP3MI NTT). Sosialisasi ini diikuti oleh para Pendeta GMIT dan Majelis Jemaat Harian Klasis Flores (50 orang) dan Flores Barat (50 orang).
Dari peserta yang hadir menunjukan bahwa partisipasi aktif para tokoh agama dalam kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menyebarkan kesadaran dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya safeguarding dan perlindungan pekerja migran. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak pihak yang teredukasi dan mampu berkontribusi dalam mencegah TPPO serta memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi para calon dan pekerja migran.
Kerja sama antara BP3MI NTT dan Sinode GMIT ini merupakan contoh nyata dari upaya bersama dalam meningkatkan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan memahami hak-hak mereka sebagai pekerja migran, serta dapat menghindari risiko TPPO. ***