
Amanuban Tengah Selatan-TTS,www.sinodegmit.or.id., Sebanyak 37 Guru dan Perangkat Osis SMP Negeri Satu Atap (Satap) Boentuka, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan mengadakan studi banding ke SMP Kristen 2 Amanuban Tengah Selatan pada 5 Oktober 2024.
Studi banding tersebut dilaksanakan dengan tujuan mempelajari dan melakukan perbandingan terhadap penataan dan pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar SMP Kristen 2 Amanuban Tengah Selatan.
Alasan dipilihnya SMP Kristen 2 Amanuban Tengah Selatan karena Sekolah tersebut sering menjadi lokasi pelaksanaan Kegiatan Pendidikan di Wilayah Selatan TTS.
“Sekolah ini dipilih karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS sering melaksanakan kegiatan di sini. Yang terakhir saya hadir dalam rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di sini, saya terkesan dengan penataan dan pengelolaan Sekolah. Karena itu kami melakukan studi banding ke sini dan belajar bersama,” kata Noh Tanaem, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMPN Satap Boentuka.
Ia menjelaskan bahwa Sekolah tersebut didukung oleh sarana prasarana belajar yang cukup memadai, yang mendukung aktifitas Guru dan Siswa. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan Proyektor dan chromebook, penataan halaman Sekolah yang indah dan bersih, Program Osis, Tata Kelola Keuangan Komite Sekolah, dan Program Dapur Hijau Sekolah.
“Penataan yang demikian kami pelajari dan dapat diadopsi untuk di terapkan di SMPN Satap Boentuka,” lanjut Tanaem.

Sementara itu Micsen Juvir Benu, S.Pd, Gr, Kepala Sekolah SMP Kristen 2 Amanuban Tengah menjelaskan bahwa selain pengetahuan, aspek kesenian dan pembentukan karakter merupakan hal yang penting.
“Karakter siswa nampak juga dalam sikap piket salam Osis. Budaya salam dapat membiasakan sopan santun siswa, tanpa diperintah. Siswa juga berdoa menurut jadwal yang ditetapkan, tenang, dan tertib ketika memasuki lingkungan Sekolah,” kata Micsen.
Sekolah tersebut juga memiliki program dapur hijau. Dengan memanfaatkan lahan Sekolah, para Guru dan siswa menanam tanaman hortikultura, pisang dan Kemiri. Lahannya dibagi per Kelas untuk memudahkan pekerjaannya. Hasil program tersebut dipakai untuk Program Osis Sekolah dan membantu dana Komite.
“Panggilan untuk mengajar di Sekolah GMIT harus lahir dari hati. Diperlukan komitmen, ketabahan dan kerja keras untuk melayani. Terima kasih kami sampaikan kepada SMPN Satap Boentuka yang mau melakukan studi banding ke sini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS dan Sinode GMIT yang menaruh perhatian kepada Sekolah ini,” lanjut Micsen.

Sekolah tersebut juga mendapat dukungan yang baik dari Komite Sekolah, Pemerintah Kecamatan Kolbano dan Puskesmas Se’i dengan beberapa program kerja sama yang mendatangkan manfaat bagi Sekolah.
Dalam studi banding tersebut, para peserta mengamati secara langsung keadaan Sekolah kemudian berdiskusi bersama. ***