
Foto: Yosafat Manit
Soe, www.sinodegmit.or.id, Dalam upaya memperkuat pelayanan anak dan remaja yang inklusif dan aman, Klasis Soe menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Gereja Ramah Anak (GRA) bagi para Pengajar Pelayanan Anak dan Remaja (PAR) se-Klasis Soe. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 12 Mei 2025, di gedung gereja GMIT Batu karang Nonohonis, dengan dihadiri oleh lebih dari 110 peserta dari 15 jemaat di wilayah Klasis Soe.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan prinsip-prinsip Gereja Ramah Anak sebagaimana diamanatkan dalam Haluan Kebijaksanaan Umum Pelayanan (HKUP) GMIT 2024–2027, yang menekankan pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam konteks pelayanan gerejawi. Materi yang disampaikan mencakup Gereja Ramah Anak, Pelaksanaan Gereja Ramah Anak, Assesment GRA, Penyelenggaraan Forum Anak, SOP Perlindungan Anak dan Kode Etik Pelayan PAR.
Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan buku Panduan Gereja Ramah Anak kepada Pengajar PAR, Panduan ini sebagai bentuk kesadaran GMIT untuk terus menata dan membaharui dirinya untuk menjadi gereja yang dapat memenuhi kebutuhan anak.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Klasis Soe, Pdt. Ketlyn Biaf-Radja, M.Th menyampaikan bahwa Sosialisasi Gereja Ramah Anak yang dilakukan hari ini adalah tindak lanjut dari keputusan persidangan Majelis Klasis SoE ke XV.
“Kami berterimakasih kepada UPP dan Pengurus PART yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan baik. Juga Jemaat Batu Karang Nonohonis (BKN) yang berkenan menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan. Sebagaimana diputuskan dalam sidang Majelis Klasis ke XIV bahwa jemaat BKN akan menjadi pilot project GRA di Klasis SoE. Karena itu kegiatan hari ini adalah langkah awal untuk menuju pencanangan GRA,” kata Pdt. Ketlyn.
Lebih lanjut, Ketua Majelis Klasis Soe menyampaikanbahwa GRA adalah sebuah gerakan untuk menjadikan gereja sebagai tempat atau lingkungan yg aman dan nyaman bagi anak-anak. Anak-anak yg selalu dipandang sebelah mata dalam berbagai kesempatan mesti memperoleh hak-haknya, memperoleh perlindungan dalam ruang dan waktu di mana ia berada.
Kalau kita berefleksi dan berevaluasi, sesungguhnya perhatian-perhatian kecil, tindakan kasih kepada anak-anak PART yg diberikan oleh para pengajar PART adalah bagian dari persiapan GRA. Karena itu, sosialisasi ini bertujuan untuk semakin membuka pengetahuan teman-teman pengajar tentang giat persiapan GRA di lingkup jemaat dan Klasis.
“Kami sangat berharap bahwa sosialisasi hari ini tidak boleh berhenti ketika materi selesai disampaikan. Harapan kami ialah bahwa kawan-kawan pulang untuk menindaklanjuti berbagai persiapan,. paling kurang dimulai dari persiapan membenahi kode etik para pelayan PART. Ini akan menjadi gerakan bersama baik pelayan PART, para Pdt, jemaat bahkan stakeholder yg punya visi dan misi keberpihakan pada anak. “Tuturnya

Foto: Yosafat Manit
Menjadi gereja ramah anak adalah tindakan menjadi gereja yang hadir sebagai kekuatan yang membebaskan, memulihkan, dan menyembuhkan anak dari berbagai persoalan seperti tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, eksploitasi, stunting, kemiskinan, dan sebagainya. Apalagi tindakan gereja dapat menjadi pendorong yang kuat bagi masyarakat untuk mengambil tindakan mengubahkan yang sama. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para pengajar PAR di Klasis Soe dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip Gereja Ramah Anak dalam setiap aspek pelayanan, sehingga gereja benar-benar menjadi tempat yang aman, inklusif, dan memberdayakan bagi anak-anak. ***