Studi Pengembangan Pelayanan Pendeta GMIT Teritori Rote-Sabu

Foto: Eriyanti Nalle

Soe,www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) mengadakan Studi Pengembangan Pelayanan bagi para Pendeta GMIT teritori Rote-Sabu, di Pusat Pelatihan Misi Terpadu (PPMT), Soe, pada 22-27 Juli 2024.

Kegiatan tersebut merupakan program Unit Pembantu Pelayanan Personil (UPP) Majelis Sinode GMIT. Setiap empat tahun biasanya dilaksanakan penilaian kinerja karyawan GMIT. Karena itu program tersebut merupakan bagian dari pengembangan kapasitas personil untuk mendukung penilaian tersebut, sekaligus peningkatan kinerja karyawan dalam pelayanan di Jemaat.

Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi dalam sambutannya berbicara tentang tanggung jawab lembaga bagi setiap karyawan GMIT.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab lembaga untuk memastikan bahwa karyawan GMIT, secara khusus para Pendeta, betul-betul didampingi secara sistematis untuk melakukan pengembangan diri,” kata Pdt. Lay.

Baginya, studi pengembangan pelayanan ini sangat penting bagi setiap Pendeta.

“Setiap Pendeta harus ikut studi pengembangan pelayanan, untuk men-charge kembali pengetahuan, kapasitas dan ketrampilannya supaya orang-orang yang dilayaninya mendapatkan dampak yang baik dari pelayanan itu,” lanjut Pdt. Lay.

Beberapa materi yang diikuti oleh peserta, yakni: Spiritualitas panggilan Pendeta, Displin dan kode etik karyawan GMIT, Tanggung jawab gereja melalui pemberdayaan ekonomi, Penguatan kapasitas Pendeta untuk pendampingan psykospiritual, Kode etik perlindungan gereja bagi sesama (safeguarding policy), Penataan administrasi gereja di era digital, Pembuatan prebiotik herbal dan jus ternak, Pembuatan abon ikan, dan beberapa materi lainnya.

Selain itu, para peserta dibagi dalam beberapa kelas, yakni Pelatihan transformasi konflik, Kajian liturgi dan musik gereja, Pelatihan penyusunan dokumen sejarah gereja dan Kajian pendidikan Kristiani.

Para pematerinya berasal dari Majelis Sinode GMIT dan para Dosen STFT Jakarta, diantaranya Dr. Yusak Sulaiman, Pdt. Emr. Dr. Rasid Rachman, Pdt. Rahel Sermon Harapani Daulay, S.Si. (Teol), M.L.M, Drs. Sabar Sukbekti dan Pdt. Justitia Vox Dei Hattu, Th.D.

“Kegiatan ini sangat bagus karena memperkuat komitmen dan penggilan menjadi Pendeta, agar kedepan pelayanan di jemaat lebih berkembang. Saya memilih Kelas Sejarah yang menjadi kebutuhan di Jemaat, untuk penulisan sejarah dan pengarsipan dokumen gereja. Tidak hanya sekedar menulis cerita kronologi sejarah, tetapi tentang situasi lokal yang mempengaruhi pelayanan. Bisa juga penulisannya berangkat dari tema-tema teologis yang muncul dalam pergumulan pelayanan di Jemaat.” Tutur Pdt. Eriyanti Nalle, Pendeta Jemaat Imanuel Oebitina, Klasis Rote Barat Daya.

Selain Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Jakarta, kegiatan tersebut didukung oleh Gereja Kristus Yesus (GKY) Mangga Besar Jakarta, dan Kerk in Actie (KIA) Belanda.  Para peserta berasal dari 10 Klasis di teritori Rote dan Sabu, dengan perutusan 6 orang Pendeta per Klasis.

Rencananya kegiatan studi pengembangan pelayanan akan menjadi program rutin Majelis Sinode GMIT setiap tahun dan akan bekerja sama dengan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *