82 Positif: Pasien Covid-19 Di Rusun Ne’e-Rote Mengeluh Tak Ada Masker Cadangan

Rumah Susun (Rusun) Ne’e-Rote, lokasi isolasi terpusat pasien Covid-19

ROTE, www.sinodegmit.or.id, Sekitar 40 pasien Covid-19 asal dusun Batuleli yang menjalani isolasi terpusat di rusun Ne’e, Baa-Rote, hingga hari ke-4 tidak punya masker cadangan maupun hand zanitizer.

“Waktu diperiksa dan dinyatakan positif Covid, kami langsung dibawa ke Rusun. Jadi kami tidak sempat pulang rumah untuk siap perlengkapan, termasuk masker. Hari ini sudah empat hari isolasi dan kami hanya punya satu masker. Jadi terpaksa kami harus cuci berulang kali. Sabun pun demikian. Sampai di Rusun baru ada keluarga yang datang antar,” keluh salah satu pasien.

Selain masker, kebutuhan lain yang mendesak saat ini adalah perlengkapan bayi.

“Di sini ada dua bayi usia 2 tahun. Yang satu positif dan yang satu negatif, namun harus ikut orang tuannya karena tidak ada yang jaga di rumah. Ada juga anak-anak usia 4, 7 dan 9 tahun yang positif.”

Kendati pelayanan kepada pasien Covid-19 dirasakan cukup baik, namun ia berharap kebutuhan-kebutuhan tersebut disediakan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan warga dusun Batuleli, desa Lidamanu, kecamatan Rote Tengah-Kabupaten Rote-Ndao, dalam sepekan terakhir ini terkonfirmasi positif Covid-19.

Hingga kemarin, Jumat (30/4-2021) jumlah pasien Covid-19 dari satu dusun tersebut sebanyak 82 orang. Lonjakan penularan itu diduga karena warga menganggap gejala yang mereka alami bukan Covid-19 sehingga mereka tetap beraktifitas seperti biasa.

Saat ini, para pasien diisolasikan di dua tempat berbeda yakni di Rusun Ne’e dan SD Inpres Moklain-Batuleli.

Atas peristiwa tersebut, Majelis Sinode GMIT meminta seluruh warga GMIT agar meningkatkan kewaspadaan.

Penegasan ini terutama ditujukan untuk para relawan dari luar daerah yang membawa bantuan ke posko-posko bencana Siklon Seroja.

“Kami minta pelayanan di semua posko bencana sungguh-sungguh menegakkan protokol kesehatan. Untuk sesi-sesi kegiatan trauma healing di lokasi-lokasi bencana wajib menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menyiapkan hand sanitizer, dan lain-lain. Juga kepada semua tim relawan yang mengantar bantuan bencana, wajib melakukan swab PCR sebelum menuju lokasi-lokasi bencana,” kata ketua MS GMIT, Pdt. Mery Kolimon. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *