KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Anak-anak PAR (sekolah minggu) di Baun, Klasis Amarasi Barat akhirnya kembali bergembira pasca dilanda bencana Siklon Seroja 3-5 April 2021 lalu.
Bersama Tim Trauma Healing dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha (UKM) Bandung, mereka diajak kembali bergembira agar pulih dari trauma badai.
Tim trauma healing UKM Bandung dipimpin Dr. Supendi, psikolog klinis, yang juga Dekan Fakultas Psikologi UKM Bandung. Anggota lainnya, Tris Genia Dwijayanthy (psikolog pendidikan), Meta (psikolog industri), Yulita Anggelia (Psikolog Klinis) dan seorang pendamping dari Kupang, Rita Riwu, apoteker sekaligus akupuntur.
Tim trauma healing dari Bandung ini juga didampingi Pdt. Dorkas Sir, Pdt. Emil Hauteas, Pdt. Hawa Kaseh dan Paul Bolla, dari Posko Majelis Sinode GMIT Tanggap Bencana Siklon Seroja (Posko MS GMIT TBSS).
Jumat, 30 April 2021, bertempat di gedung kebaktian Jemaat GMIT Maranatha, Tim trauma healing mengajak anak-anak untuk melakukan aneka kegiatan kreatif, seperti bermain, bernyanyi, dan mewarnai gambar. Anak-anak sangat antusias mengikuti aturan bermain seperti gerakan-gerakan sambil bernyanyi.Â
Awalnya anak-anak malu-malu, karena gerakan sambil bernyanyi harus ada harmoni dengan teman di samping kiri dan kanan. Ada senyum, tawa hingga cekikan saat ada teman yang salah atau belum menguasai aturan mainnya. Suasana tampak cair dan penuh tawa canda dengan tingkah jenaka.
Lelah bernyanyi dan bermain, anak-anak diajak rileks dengan kegiatan mewarnai gambar. Para pelayan PAR dari Klasis Amarasi Barat, yang mendampingi tim trauma healing membantu membagikan lembaran kertas bergambar dan pensil warna kepada anak-anak. Suasana jadi hening. Ada yang menyendiri, ada yang berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, tenggelam dalam kesibukan mewarnai gambarnya masing-masing. Jumlah mereka sekitar 150 orang.
Sebagaimana diketahui, sejak bencana Siklon Seroja tanggal 3-5 April, baik anak-anak maupun orang tua dan lansia mengalami trauma karena bencana ini membawa dampak kerugian yang besar. Rumah-rumah penduduk rusak ringan hingga rusak berat diterjang angin siklon. Atap terbongkar bahkan ada rumah yang ambruk. Saat peristiwa semua sangat ketakutan.
Warga kehilangan harta benda baik rumah dan isinya, ternak peliharaan mati, juga tanaman produktif di kebun dan ladang hancur diterjang angin kencang. Hujan deras yang berlangsung beberapa hari merendam padi yang siap panen hingga rusak.
Beberapa titik di Klasis GMIT Amarasi Barat juga terjadi tanah longsor sehingga menghancurkan dan menguburkan rumah warga. Sekitar 14 rumah hilang akibat longsor tersebut. (EmilH)