BADAN PENGURUS PEMUDA GMIT IKUT RAMAIKAN PAWAI UMAT HINDU

Sehari jelang perayaan hari raya Nyepi Senin, 27/03-2017, umat Hindu menggelar pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan patung yang menyimbolkan penetralisiran kekuatan-kekuatan negatif atau kekuatan Bhuta (kekuatan alam). Ogoh-ogoh yang dibuat pada perayaan Nyepi ini merupakan perwujudan Bhuta Kala yakni perwujudan makhluk besar dan menyeramkan. Ogoh-ogoh biasanya ditandu keliling kampung dan setibanya di tempat tujuan akhir, ogog-ogoh dibakar sebagai lambang pembersihan diri dari sifat-sifat buruk guna memasuki sebuah kehidupan yang baru pada saat memaknai Nyepi.

Ogoh-ogoh dibuat dari rangka kayu dan bambu sederhana. Rangka tersebut dibentuk lalu dibungkus kertas dan gabus atau stereofoam dengan teknik pengecatan. Panitia pawai kali ini menyiapkan 3 patung ogoh-ogoh berukuran besar yang diusung sepanjang rute yang dilalui.

Made, salah satu panitia pawai saat dimintai penjelasannya terkait rute yang ditempuh menjelaskan bahwa peserta pawai memulai titik start dari kantor walikota Kupang melewati depan Lippo Mall menuju jalan Eltari dan mengarah ke kantor gubernur dan finish di Polda NTT.

Beberapa komunitas lintas agama tampak ikut dalam perayaan. Kominitas etnis Tionghoa kota Kupang menampilkan atraksi Barongsai. Tampak juga komunitas kompak (Komunitas Peace Maker Kupang) dan sedikitnya 20-an pemuda GMIT ikut meramaikan perayaan pawai dimaksud.

Ketua BP Pemuda GMIT David Natun menjelaskan keikutsertaan pemuda GMIT dalam kegiatan keagamaan ini bertujuan mempererat relasi sosial antar umat beragama sekaligus memberi pesan kepada khalayak tentang toleransi keagamaan di NTT yang harmonis.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *