GEREJA KOTA BERKEBUN, PEMERINTAH KOTA BANGGA

Kupang, www.sinodegmit.or.id, Di tengah keragu-raguan banyak orang bahwa tanah karang berbatu tidak bisa menghasilkan apa-apa, jemaat GMIT Betel Maulafa-Kupang membuktikan hal sebaliknya. Halaman gereja yang berbatu-batu mereka “sulap” menjadi kebun holtikultura organik yang hijau dan subur.

Guna mendorong kesadaran warga yang lebih luas, jemaat setempat bahkan menggelar pameran ekologi dan ketahanan pangan di halaman gereja pada Jumat, 1 Desember 2017, pukul 17:00. Melalui kegiatan yang berlangsung selama 3 hari mendatang, jemaat GMIT Betel Maulafa, membuktikan dirinya sebagai satu-satunya jemaat dari 1.600-an jemaat/gereja GMIT yang paling berhasil memanfaatkan halaman gereja menjadi kebun sekaligus jemaat pertama yang membuat pameran tanaman holtikultura.

Pameran dibuka oleh walikota Kupang, Jefri Riwu Kore. Dalam sambutannya, walikota Kupang memuji upaya kreatif yang dilakukan Majelis jemaat dan Jemaat serta bangga dengan aneka produk tanaman yang ada.

“Kami bangga dangan upaya ibu Pendeta Lory Foeh bersama jemaat GMIT Betel Maulafa membuat kreatifitas dengan menghijaukan lingkungan sekitar gereja. Karena itu, silahkan tanam sebanyak-banyaknya termasuk anakan pohon. Kami pemerintah kota siap beli semua hasil tanaman dari jemaat-jemaat. Dan jemaat ini akan menjadi contoh yang nanti kami promosikan dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan.” kata Riwu Kore.

Di penghujung sambutannya, walikota juga berjanji akan membangun komunikasi dengan dokter-dokter agar membeli sayuran organik dari kebun jemaat setempat untuk memenuhi kebutuhan di rumah-rumah sakit di Kota Kupang.

“Perlu dicatat, hari ini atau besok saya akan menghubungi dokter supaya kalau bisa beli sayur dan buah dari sini untuk kebutuhan rumah-rumah sakit di Kota Kupang,” kata Walikota Kupang.

Pdt. Lory, yang juga Ketua Kelompok Tani Ora et Labora, berharap dengan dukungan dari pemerintah kota Kupang, warga jemaatnya dapat termotivasi untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah di halaman-halaman rumah dengan menanam sayuran guna meningkatkan ekonomi tetapi terutama memenuhi kebutuhan gizi melalui sayuran yang sehat bagi keluarga.

“Jemaat kami punya lima program ekologi dan ketahanan pangan yakni, menanam sayur dan buah organik, menanam tanaman bumbu dapur, tanaman herbal, bunga hias dan pohon-pohon. Kami berharap apa yang kami buat di halaman gereja ini menjadi contoh agar warga jemaat melakukan hal yang sama di rumah masing-masing,” kata Pdt. Lory.

Selain di halaman, pihak gereja juga memanfaatkan lahan tidur seluas satu hektar milik salah satu jemaat menjadi kebun bersama. Siapa saja boleh menanam di lahan ini termasuk unit-unit pembantu pelayanan seperti anak-anak, pemuda, kaum perempuan, kaum bapak dan sebagainya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *