KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Menyikapi krisis air bersih pasca bencana banjir dan longsor yang menutupi sumber-sumber mata air di Pantar Timur dan Bukapiting, Kabupaten Alor, Gereja Kristus Tuhan (GKT) membangun dua sumur bor di dua wilayah pelayanan GMIT tersebut.
Pdt. Yance Riung, Sekretaris Departemen Misi Sinode GKT mengatakan bantuan tersebut merupakan tanda kasih mereka sebagai sesama Tubuh Kristus dengan para korban bencana Siklon Seroja Di NTT khususnya di GMIT.
“Motivasi kami adalah bahwa kita bersaudara. Sebagai bagian dari Tubuh Kristus apabila yang satu menderita maka semua ikut menderita dan kami mau ambil bagian dalam penderitaan saudara-saudara kami di NTT,” ujar Pdt Yance.
Sesuai proposal yang diterima sinode GKT, tambah Pdt. Yance, awalnya mereka telah mengirim sejumlah dana untuk pengadaan mesin sedot air namun entah kenapa nomor rekening yang dituju tidak terdaftar sehingga dana itu dikembalikan pihak bank. Dan, pada saat bersamaan mereka mendapat informasi bahwa sumber air yang rencananya akan dimanfaatkan ternyata mengering.
“Awalnya, kami terima proposal untuk bantuan sedot air. Lalu, kami sudah transfer sejumlah dana, tapi herannya nomor rekeningnya tidak terdaftar, akhirnya dananya dikembalikan. Tapi saya pikir mungkin ini juga rencana Tuhan, karena kemudian kami dapat informasi bahwa sumber air yang nanti disedot itu ternyata kering. Jadi saya tanya, apa yang bisa kami bantu, dan Pendeta Simon Petrus Amung katakan sumur bor,” kisah Pdt. Yance.
Kendati kebutuhan dana untuk sumur bor cukup besar namun Tuhan buka jalan dan menurut Pdt Yance, pihaknya siap membantu dua buah sumur bor. Satu untuk Jemaat Ekklesia Tamalabang di Klasis Pantar Timur dan satunya lagi untuk Jemaat GMIT Nailang di Klasis Alor Timur Laut.
Koordinator Posko Bencana Siklon Seroja teritori Alor Tribuana, Pdt. Simon Petrus Amung yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Klasis Alor Barat Laut menjelaskan bahwa salah satu sumur bor yang dibangun di Tamalabang telah selesai dan sudah dimanfaatkan oleh warga sejak kemarin, Minggu, (16/5-2021).
Sumur bor sedalam 25 meter ini, kata Pdt. Simon, menelan biaya Rp. 60 Juta Rupiah. Biaya ini sudah termasuk pemasangan instalasi meteran listrik 1.300 watt dan tandon air berkapasitas 3.300 liter dengan garansi selama 3 bulan.
Atas bantuan sumur bor ini, Ketua Majelis Jemaat GMIT Ekklesia Tamalabang Pdt. Mery Duka, S.Th, menyatakan rasa sukacita dan ucapan terima kasih banyak atas uluran tangan dari jemaat-jemaat GKT.
Sementara untuk bantuan sumur bor di Jemaat Nailang, saat ini masih dalam proses survey.
Gereja Kristus Tuhan merupakan denominasi Protestan yang berpusat di Malang, Jawa Timur. Gereja ini termasuk anggota Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). ***