Jangan Melayani Demi Uang

Kupang, www.sinodegmit.or.id, Belajar dari penyertaan Tuhan kepada para pendeta emeritus di tengah kesulitan hidup yang pernah dialami, Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT, Pdt. Mery Kolimon, mengingatkan para pendeta agar tidak menjadikan uang sebagai tujuan pelayanan.  

“Para pendeta emeritus umumnya memulai pelayanan di masa-masa yang sangat sulit. Desa-desa pelayanan GMIT kala itu masih bergumul dengan banyak keterbatasan. Banyak desa belum ada listrik, jalan belum aspal apalagi jaringan telepon. Kekurangan gaji dibayar dengan natura. Itulah persembahan jemaat. Mereka dan kita semua hidup dari cinta kasih Tuhan dan dan cinta kasih jemaat. Itulah sebabnya kita harus mengingatkan diri janganlah kita bekerja karena uang tetapi karena iman,” ungkap Pdt. Mery saat menyampaikan suara gembala pada kebaktian emeritasi pendeta, yang berlangsung di jemaat Betlehem Oesapa Barat, Minggu sore, (2/12).

Melalui pelajaran iman demikian menurut Ketua MS GMIT, sistem-sistem yang dibangun oleh sinode dalam rangka menunjang daya layan gereja seyogyanya mengutamakan pemberian diri serta rasa takut kepada Tuhan bukan uang.

18 pendeta yang diemeritasi adalah: Pdt. Endrieke Theldanita Deselani Telnoni-Funai, M.Th., Pdt. Laasar Pieter Frans de Haan, SmTh., Pdt. Maria Haekase-Benu, Sm.Th., Pdt.Julius Kallawaly, S.Th., Pdt. Johana Sartje Hunin-Lado, SmTh., Pdt. Felipus Ukat, SmTh., Pdt. Matheos Tlonaen, SmTh., Pdt. Johanis Bira, SmTh., Pdt. Neltje Neliana Ludji Djadi-Ga, STh., Pdt. Melkianus Adang, SmTh., Pdt. Nikodemus Laulang, SmTh., Pdt. Viktor Imanuel Manu, Pdt. Ishak A. Laufra, M.Th., Pdt. Sefnat Opat, STh., Pdt. Karel Lobo, STh., Pdt. Lukas Faot, S.Th., Pdt. Kristian Karyapi, STh., Pdt. Yunus Karel Klakik, STh., Pdt. Horiana Victoria Tabelak-Bailaen, STh.

Sesuai ketentuan dalam tata gereja GMIT, Pdt. Mery juga berharap para pendeta emeritus dapat diberdayakan untuk kebutuhan pelayanan di lingkup jemaat, klasis maupun sinode.

Menyampaikan pesan mewakili para emeritus, Pdt. Laasar Pieter Frans de Haan, mengatakan, tak ada pelayanan yang sempurna. Ibarat tapak kaki, mereka masing-masing telah meningggalkan dua tapak kaki. Yang kurang berkenan ibarat tapak kaki di atas pasir. Sebaliknya yang baik ibarat tapak kaki di atas batu. Tapak di atas pasir biarlah tersapu gelombang dan tidak diingat lagi, namun tapak di atas batu sekiranya tetap menjadi ingatan bagi para pendeta yang melanjutkan pelayanan di GMIT.

Kebaktian emeritasi dipimpin oleh Pdt. Dina Takalapeta, Pdt. Marselintje Ai-Touselak dan Pdt. Heindrich Fanggidae.

Asisten 3 bidang administrasi pemerintah provinsi NTT, Stefanus Ratu Udju, mewakili gubernur NTT dan Walikota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore, yang hadir dan menyampaikan sambutan pada momentum ini menyampaikan terima kasih atas semua pelayanan yang telah diberikan oleh para pendeta emeritus dan berharap pelayanan terus dilanjutkan di tengah masyarakat. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *