Jemaat GMIT Kefas Kampung Baru Peringati HUT ke 61

Suasana Kebaktian HUT 61 Jemaat GMIT Kefas Kampung Baru. Foto: wanto/infokomgmit.

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Bermula dari pelayanan ibadah sekolah minggu di sebuah rumah beratap daun lontar, beberapa kepala keluarga yang merupakan salah satu rayon dari Jemaat GMIT Ebenhaeser Oeba meminta kepada Pendeta Merukh agar rumah ini sekaligus menjadi tempat mereka beribadah setiap minggu. Itulah kisah cikal bakal berdirinya Jemaat GMIT Kefas kampung Baru, 61 tahun lalu atau tepatnya 6 Juli 1958.

Mensyukuri penyertaaan Tuhan atas perjalanan sejarah pelayanan itu, Jemaat GMIT Kefas Kampung Baru mengadakan kebaktian syukur, Minggu, (7/7-2019), pukul 08.00 pagi.

Pendeta Emeritus Hengky Malelak dalam khotbahnya mengajak jemaat agar menjadi gereja yang berdampak bagi masyarakat.

“Gereja adalah alat dalam tangan Tuhan untuk keselamatan dunia ini. Karena itu gereja tidak boleh hidup untuk diri sendiri. Gereja mesti keluar untuk berjumpa dengan dunia ini. Kita jangan hanya memoles dan mempercantik diri sendiri dengan gedung gereja yang megah dan menara yang tinggi-tinggi lalu melupakan tugas pengutusan Yesus bagi gereja-Nya,” pesan Pdt. Hengky.

Mengingat kenangan masa kecilnya di jemaat ini, Brigjend. Pol. Joni Asadoma, yang kini menjabat Wakapolda NTT mengatakan, “Dulu waktu saya masih kecil, gereja ini kelihatannya sangat besar, tetapi ketika saya dewasa, gereja ini sepertinya makin kecil,” ujar Joni Asadoma saat menyampaikan pesan dan kesan mewakili jemaat.

Pernyataan humor Wakapolda itu menyiratkan suatu tugas misi pelayanan gereja yang tak boleh lekang oleh waktu. Melalui pengalamannya terlibat dalam pelayanan anak dan pemuda pada masa lalu di jemaat ini, Asadoma berharap Jemaat Kefas terus memperluas pelayanannya melalui kemitraan dengan jemaat-jemaat GMIT di kampung-kampung.

“Gereja tidak boleh hadir hanya pada hari Minggu saja, tetapi pelayanannya harus aktif dan dinamis setiap hari,” ujar Asadoma.

Ibarat merajut kain tenunan, Wakil Sekretaris MS GMIT Pdt. Marselintje Ay-Touselak saat menyampaikan suara gembala, juga mengajak jemaat agar belajar dari warna-warni pengalaman pelayanan dan penyertaan Tuhan kepada gereja ini di masa lalu dan menata diri menjadi gereja yang semakin baik di masa mendatang.

Diusia 61 tahun ini, tercatat 22 pendeta pernah melayani di jemaat ini. Para pendeta tersebut antara lain; Pdt. E.H. Littik (1960-1961), Pdt. J. Sabuna (1961-1969), Pdt. B. Luase (1969-1970) Pdt. J.S Manafe-Nappoe (1976-1983), Pdt. J. Ch. Kalemudji (1983-1984), Pdt. A. Lakusa (1984-1985), Pdt. John Yusuf (1985-1990), Pdt. O Mouwlaka (1988-1990), Pdt. N. Maahuri (1990-1997), Pdt. J. Kisek-Nuban (1990-1999), dan lain-lain. Saat ini Jemaat Kefas dipimpin oleh Pdt. J. Kalelado dan Pdt.Yuditha Folabessy.

Pada kesempatan ini, Pdt. Debby Sodakain, Ketua Majelis Jemaat Wilayah Fatukoko, klasis Mollo Barat dan Pdt. Erni Ratu dari Jemaat Syalom Makwar-Malaka, menyampaikan selamat ulang tahun dan terima kasih yang tulus kepada Jemaat Kefas Kampung Baru sebagai jemaat mitra atas berbagai dukungan pelayanan yang telah diberikan.

Memeriahkan kegiatan ini panitia perayaan menggelar perlombaan paduan suara, vocal grup, solo dan tarik tambang antar rayon serta peluncuran buku sejarah jemaat. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *