www.sinodegmit.or.id KUPANG, Semenjak bulan Oktober ditetapkan sebagai bulan keluarga dalam lingkungan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), pemaknaan terhadap momentum ini terus berkembang. Selama sebulan penuh, kebaktian-kebaktian minggu diisi dengan liturgi etnik yang mengakomodir bahasa dan budaya dari suku-suku dari dan luar NTT seperti Timor, Flores, Alor, Rote, Sabu, Sumba, Jawa, Bali, Toraja, Batak, Maluku dll. Warga/anggota gereja pun tidak ketinggalan. Mereka antusias mengenakan busana adat sesuai suku masing-masing. Semua jemaat menyatu dalam kebhinekaan mengikuti kebaktian.
Suasana itu terlihat pada kebaktian Minggu, 9 Oktober 2016 di jemaat GMIT Galed Kelapa-Lima-klasis Kota Kupang. Kebaktian yang berlangsung pukul 07:00, diikuti oleh angota jemaat yang datang mengenakan pakaian adat Rote dan Jawa lengkap dengan topi ti’i langga dan blankon. Pelayan Firman pun demikian. Mengenakan pakaian adat tanpa toga.
Tak kalah menarik, vokal grup kaum bapak yang mengisi liturgi pada kebaktian itu membuat kejutan saat menyanyikan sebuah lagu berirama sasandu-Rote dengan petikan gitar. Hentakan irama khas sasandu gong membuat salah seorang anggota vocal grup Frans Muda Rihi spontan keluar dari barisan sambil menari dihadapan jemaat sontak disambut tepuk tangan.
Selain itu, dalam rangka mengisi perayaan bulan keluarga, panitia hari raya jemaat Galed menggelar aneka lomba diantaranya, lomba foto keluarga, lomba fashion show anak dan lansia serta lomba merias pasangan suami-istri.