KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Klasis Kota Kupang Timur (K3T), kembali membuka pasar UMKM “Loti” yang dikelola oleh Jemaat Betel Oesapa yang berlokasi di halaman rumah pastori 3, Jln. Timor Raya, KM 8, RT 41, RW 13, kelurahan Oesapa.
Acara launching diawali dengan ibadah dipimpin Pdt. Jaky Latuperisa, Rabu, (31/8), pukul 18.00 wita.
Merujuk bacaan Alkitab dari Injil Yohanes 6 tentang Yesus memberi makan 5000 orang, Pdt. Jaky Latupeirissa, mengatakan bahwa keprihatihan Yesus pada mereka yang lapar merupakan keprihatinan gereja di sepanjang zaman. Dan, itulah alasan mengapa Jemaat GMIT Betel Oesapa membuka pasar UMKM agar anggota jemaat berdaya dalam membangun kehidupan ekonomi.
“Mujizat dimulai dari apa yang ada pada kita. … Karena itu, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan dan Allah akan melakukan sisanya,” ujar Pdt. Jaky dalam khotbah.
Sementara itu Ketua Majelis Jemaat, Pdt. Grace Sjioen mengungkapkan bahwa pendirian pasar UMKM ini bermula dari ide untuk memanfaatkan halaman rumah pastori yang cukup luas dan lokasinya strategis untuk pengembangan ekonomi jemaat.
Ia menyatakan syukur dan terima kasih sebab ide itu mendapat sambutan positif dari Majelis Jemaat dan Klasis khususnya Tim Percepatan Ekonomi K3T, serta dukungan dari Bank NTT dan Dinas Koperasi Provinsi NTT.
Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh, dalam sambutannya, mengapresiasi pendekatan kolaboratif yang dilakukan oleh jemaat dan klasis melalui pendirian pasar UMKM ini. Ia berharap kolaborasi ini dapat diperluas dengan melibatkan kaum muda dan dinas terkait.
Ketua Majelis Klasis K3T, Pdt. Semuel Pandie, pada kesempatan yang sama menjelaskan bahwa program percepatan ekonomi jemaat dalam bentuk pasar UMKM seperti ini, merupakan yang ketiga dari tujuh yang direncanakan.
“Melalui Tim Percepatan Ekonomi Klasis, kita sudah mulai kembangkan Pasar UMKM Loti di Petuk, Jemaat Marturia, Betel Oesapa, dan nanti dilanjutkan di Betlehem Oesapa, Lahairoi Tuak Sabu, Imanuel Bimopu dan Kaisarea BTN Kolhua.”
Menurutnya upaya pengembangan ekonomi ini merupakan panggilan gereja sebagaimana tertulis dalam Matius 25 tentang tugas memberi makan kepada yang lapar; pakaian kepada yang telanjang; melawat yang sakit; dan mengunjungi yang di dalam penjara.
Khusus untuk Pasar UMKM Loti Jemaat Betel Oesapa, lanjut Pdt. Semuel, tersedia 10 lapak yang beroperasi secara bergiliran masing-masing 10 UMKM pada pagi, siang dan malam.
“Jadi total ada 30 UMKM yang beroperasi. Pagi hari ada lapak yang berjualan menu sarapan pagi seperti bubur ayam, dll. Lalu, siang hari gantian dengan lapak yang jualan menu ikan kuah asam, dan malam hari, ganti lagi dengan kelompok lapak yang berjualan kopi dan menu makan malam lainnya.”
Selain menyediakan kuliner, tempat ini juga menjual tenun ikat NTT dan aksesoris/kerajinan tangan.
Dengan hadirnya kelompok-kelompok pemberdayaan ekonomi ini, Pdt. Semuel Pandie berharap semua jemaat di klasis Kota Kupang Timur dan masyarakat umum serta pemerintah saling mendukung guna membangun kesejahteraan bersama.
Yansrimi Atonis-Pandi, salah satu ibu yang berjualan di lokasi ini sangat bersyukur dengan kehadiran pasar UMKM ini. Menurut pengakuannya, sejak kehadiran pasar ini ia bisa memperoleh keuntungan rata-rata 200 ribu per hari.
“Dulu hanya sopir atau konjak yang belanja, tapi sekarang orang-orang luar juga belanja di sini. Apalagi dengan adanya lampu kami bisa jualan sampai jam sembilan malam yang sebelumnya hanya sampai jam 5 sore. Jadi kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus yang beri hikmat, dan Pak Ketua Klasis dan Bank NTT yang telah bantu kami,” ujar ibu paruh baya yang mangambil alih tugas mencari nafkah lantaran suaminya telah dua tahun lumpuh.
Selain acara launching, pada kesempatan ini pula dilakukan penyerahan nomor ijin usaha oleh Dinas Koperasi Prov. NTT dan penyerahan barcode QRIS dari Bank NTT. ***