KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Usai menggelar kegiatan Konsultasi Gereja, Pendidikan dan Konven Kepala Sekolah GMIT, Majelis Sinode (MS) GMIT menyerahkan hasil kegiatan berupa dokumen grand design pendidikan GMIT kepada pemerintah provinsi NTT.
Dokumen diserahkan oleh Sekretaris MS GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa kepada Wakil Gubernur NTT Yosef Nae Soi, pada acara penutupan kegiatan yang berlangsung di Aula LPMP Provinsi NTT, Rabu malam (27/2).
Menerima dokumen tersebut, Wakil Gubernur NTT menyampaikan apresiasinya atas komitmen GMIT memperbaiki kualitas sekolah-sekolahnya seraya berjanji akan menindaklanjutinya.
“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada GMIT melalui gerakan bangkit sekolah-sekolah GMIT. Saya juga mengapresiasi komitmen GMIT yang tidak mau menegerikan sekolah-sekolahnya. Saya setuju. Mari kita bergandeng tangan membangun NTT,” ujar Yosef.
Apresiasi serupa juga disampaikan Ketua Majelis Pendidikan Kristen Indonesia, Ir. David Tjandra, MA. Menurutnya kebangkitan NTT harus dimulai dari pendidikan karena tidak ada wilayah yang bisa maju tanpa pendidikan yang maju.
“Tidak ada wilayah yang maju tanpa pendidikan yang maju. Oleh karena itu, kebangkitan NTT harus dimulai dari pendidikan. GMIT yang memiliki lima ratusan sekolah merupakan asset yang besar bagi NTT. Kami harap ada kemitraan yang strategis antar GMIT dengan Pemda sehingga dampaknya bisa kita lihat di tahun-tahun mendatang,” kata David.
MPK sejauh ini telah mendukung GMIT dengan menempatkan 17 orang tenaga guru di tujuh sekolah model di kabupaten Sabu-Raijua, Rote-Ndao, Malaka dan Alor.
Atas semua dukungan tersebut, Sekretaris MS GMIT menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah, Majelis Pendidikan Kristen Indonesia (MPK) dan semua nara sumber yang telah memberikan kontribusi pikiran yang konstruktif bagi peningkatan mutu sekolah-sekolah GMIT.
Lebih lanjut ia mengatakan dokumen berupa grand design revitalisasi pendidikan GMIT 2020-2045 dan Peraturan Sinode GMIT tentang Tata Kelola Pendidikan Kristen GMIT itu akan dibawa ke Sidang Sinode pada bulan Oktober mendatang untuk diputuskan.
Sementara itu Drs. Alex Ena, selaku Ketua Penitia Pelaksana mengatakan kegiatan ini melibatkan 515 peserta yang berasal dari organ Yapenkris, para kepala sekolah dan seluruh Ketua Majelis Klasis GMIT.
Dalam laporannya ia menyebutkan bahwa anggaran yang dibutuhkan kegiatan ini sebesar Rp. 650.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah) terdiri dari APBD Provinsi NTT Rp. 350 juta, sumbangan pribadi Gubernur NTT, Viktor laiskodat sebesar Rp. 200 juta, Kas MS-GMIT Rp. 50 juta dan sumbangan Bank NTT senilai Rp. 50 juta.
Martinus Kala, Kepala Sekolah SD GMIT Airmama, Pantar Timur-Alor, mengaku gembira mengikuti kegiatan ini seraya berkomitmen memperjuangkan pendidikan berkualitas di sekolah yang dipimpinnya.
“Konven ini sangat penting dan bermanfaat bagi saya karena ini pertama kalinya saya mengikuti kegiatan ini dan kami bisa menyampaikan aspirasi kami. Komitmen saya setelah pulang dari kegiatan ini, saya akan berjuang bersama teman-teman guru agar kualitas sekolah GMIT terus ditingkatkan karena saya sendiri juga adalah warga GMIT dan sejak SD sampai tamat kuliah juga dari sekolah GMIT,” ujar Martinus.
Kegiatan ini diakhiri dengan ibadah penutupan dipimpin Pdt. Yahya Millu, Ketua UPP Pemuda dan Kaum Bapak-MS GMIT.***