KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Kerja sama GMIT dan Majelis Pendidikan Kristen (MPK) yang diwujudkan melalui penempatan lima orang tenaga guru di tiga Sekolah Dasar GMIT pada tahun 2018 telah berakhir pada Juni 2020 yang lalu.
Kehadiran lima orang guru TCC (Teacher Transformation Center) MPK itu sangat berarti pada waktu itu lantaran munculnya ancaman penutupan beberapa sekolah GMIT akibat kekurangan murid dan guru serta rendahnya mutu pendidikan sekolah.
Patricia Masau dan Aris Pasiamping yang ditempatkan di SD GMIT Kaku’un, di Kabupaten Malaka misalnya. Tahun 2018, sekolah ini nyaris tutup karena kekurangan murid. Jumlah murid kelas satu hanya berjumlah 7 dari syarat minimal 20 orang menurut Permendikbud Nomor 17 tahun 2017.
Berbekal tekad dan panggilan melayani anak-anak di pelosok NTT, kedua guru asal Tana Toraja ini berupaya meyakinkan sesama guru dan para orang tua bahwa niat untuk berubah yang ditunjang dengan disiplin dan kerja sama bisa memajukan kualitas pendidikan sekolah.
“Upaya kami bersama para guru di sana adalah membangun kepercayaan masyarakat setempat. Hasilnya para orang tua mau menyekolahkan anak mereka di SD GMIT Kaku’un. Dari awal hanya 7 siswa yang mendaftar di kelas satu, kemudian bertambah menjadi 20 siswa,” ungkap Aris.
Tak cuma pertambahan peserta didik, berkat pendampingan kedua guru ini SD GMIT Kaku’un juga berhasil meraih prestasi di tingkat kecamatan dalam beberapa ajang lomba memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Progres serupa juga disampaikan Aril Adeo Datus, guru TCC MPK yang ditempatkan di SD GMIT Ligu-Sabu serta Miryam Datulangi dan Idul Koyongkam yang ditempatkan di SD GMIT Moru-Alor serta. Mereka menilai, dalam dua tahun terakhir, dua sekolah tersebut mengalami penambahan murid bahkan melebihi daya tampung sekolah.
“Saya melihat kemajuan sekolah ini terus meningkat terutama dengan hadirnya guru-guru MPK. Mereka tidak hanya mengajar di sekolah tetapi juga memberikan les kepada murud-murid. Karena itu selaku tokoh masyarakat saya menyampaikan terima kasih kepada guru-guru MPK dan Majelis Sinode GMIT yang telah memperhatikan sekolah ini,” kata Daud Bengngu, mantan kepala sekolah SD GMIT Ligu-Sabu.
Mengakhiri dua tahun masa kontrak dari kelima guru MPK tersebut, Majelis Sinode GMIT menyampaikan terima kasih atas komitmen dan prestasi kerja yang telah dipersembahkan.
“Majelis Sinode GMIT sungguh-sungguh mengucapkan terima kasih banyak kepada kawan-kawan guru dari MPK yang telah melayani selama 2 tahun. Kehadiran kalian merupakan sesuatu yang sangat-sangat berarti bagi GMIT. GMIT bergumul serius dengan keadaan yang sangat sulit di bidang pendidikan dan dalam situasi seperti itu kawan-kawan muda datang ke sini. Satu hal penting yang kita tidak miliki dalam banyak tahun ialah sekolah-sekolah GMIT kehilangan kepercayaan. Tapi kawan-kawan guru MPK membantu memulihkan kepercayaan gereja maupun masyarakat sekitar. Kami berharap teman-teman tergerak untuk mau kembali melayani bersama kami,” kata Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon pada acara perpisahan yang berlangsung di kantor MS GMIT.
Majelis Sinode GMIT juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua dari kelima guru yang telah mengijinkan anak-anak mereka melayani di Tanah Timor, dan kepada MPK yang telah mendukung sekolah-sekolah GMIT. ***