KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Mencegah risiko penularan Covid-19 di gedung gereja saat kebaktian kembali dibuka pada 14 Juni besok, Jemaat GMIT Zoar Penkase menyiagakan 19 tenaga medis. Mereka adalah anggota jemaat setempat yang tergabung dalam Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Kesehatan dengan bermacam profesi seperti dokter, perawat, bidan dan analis medis.
Ketua Majelis Jemaat, Pdt. Ita Tassi-Adoe mengatakan, hari ini, Sabtu, (13/6), seluruh majelis jemaat akan mengadakan simulasi teknis pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kebaktian di gedung gereja. Simulasi ini dimaksudkan untuk memastikan setiap anggota jemaat memperoleh pelayanan standar sebelum dan saat mengikuti kebaktian.
Pihak gereja juga menyediakan fasilitas sesuai SOP yang ditetapkan Majelis Sinode GMIT dan protokol kesehatan pemerintah antara lain: disinfektan, wadah cuci tangan, sabun, masker, sarung tangan, alat pengukur suhu badan (thermogun), standing banner covid-19, tensimeter dan tempat tidur pasien.
Untuk mengantisipasi kondisi darurat, Koordinator UPP Kesehatan, Diaken Jane Ndapaoel, SKM, M.Sc, menjelaskan pihaknya juga menyediakan face shield dan masker N-95 untuk tiga orang petugas serta koordinasi dengan gugus tugas Covid-19 Kota Kupang untuk kebutuhan evakuasi.

Ditambahkan, untuk memudahkan kontak tracing, pihaknya mencatat nama dan asal rayon dari setiap anggota jemaat sebelum mengikuti kebaktian.
“Prinsipnya adalah kami mau memastikan protokol kesehatan dan SOP dari Sinode GMIT dilaksanakan dengan ketat. Setiap jemaat yang memasuki area gedung gereja wajib cuci tangan, memakai masker, tes suhu badan, nama dan asal rayon tercatat, tidak menderita batuk/pilek, dan seterusnya,” kata Jane.
Demikian pula pengaturan tempat duduk jemaat, disepakati hanya 40% dari kapasitas ruangan atau 2-3 orang per bangku. Dan, jadwal kebaktian dilaksanakan dua kali yakni pagi pukul 08.00 dan sore pukul 17.00.
Ditanyai soal kesiapan fisik dan mental mengikuti kebaktian pada hari Minggu besok, Nonia Bahas, salah satu anggota setempat mengaku bahwa Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah dan gereja untuk melakukan langkah-langkah terbaik bagi jemaat agar aman dalam mengikuti kebaktian.
“Sebagai jemaat kami yakin Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah dan bapa-ibu pendeta di Sinode dan Jemaat untuk buat yang terbaik sehingga kami juga harus taat pada aturan yang ditetapkan sambil berdoa agar Tuhan senantiasa melindungi semua jemaat yang mengikuti kebaktian,” kata Nonia. ***