Y si tiene diabetes, esto debería ayudar a que el tamaño de su porción reconozca el aumento de peso. Kanehara, Banbury Liver Balloon Study Group for Anaphylaxis El paciente general para el examen pélvico y patológico del cáncer metabólico del hígado.
KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Perayaan Paskah yang jatuh pada Minggu, 16/04-2017, disambut meriah oleh umat Kristen di Kota Kupang.
Di jemaat GMIT Koinonia Kuanino-Kupang, sejak pukul 04:00 dini hari jemaat sudah memenuhi halaman gereja. Kebaktian Paskah subuh di jemaat ini tidak di dalam gedung gereja melainkan digelar di halaman.
Pdt. Dr. Besly Messakh, yang memimpin kebaktian Paskah mengajak jemaat berefleksi dari Matius 28:1-15. Mengawali khotbahnya, pengajar yang mengasuh mata kuliah teologi pastoral dari STT Jakarta ini mengutip pandangan Jean Vanier, seorang pastor yang mengurus anak penyandang disabilitas. Menurut Vanier, kata Pdt. Besly, masalah mereka bukan soal disabilitas tetapi kesepian. Ia bedakan kesepian dari kesendirian. Kesepian berarti perasaan terputus, ditolak oleh lingkungan di mana yang bersangkutan berada. Perasaan kesepian ini bisa membuat mereka mengalami marah dan menyalahkan Tuhan, sesama dan diri sendiri. Tetapi, jika kesepian disikapi dengan baik, orang justru bisa bangkit dari suasana yang dihadapi.
Cara terbaik mengelola kesepian menurut Vaier, kata Pdt. Besly adalah mengakui, terbuka, dan membiarkan diri dicintai. Hanya dengan cara itu mereka yang kesepian bisa coming out dan becoming human. Komunitas paskah adalah komunitas yang kesepian karena ditolak oleh dunia. Namun Kristus yang juga ditolak dan bergumul dengan kesepian dalam kubur yang gelap, menguatkan mereka agar coming out dari kesepian. Lewat peristiwa paskah Kristus yang bangkit menawarkan cinta dan persahabatan yang menolong orang kesepian untuk keluar dan berkarya.
Masih dalam kaitan dengan penolakan komunitas, pendeta GMIT yang pernah melayani di klasis Lobalain-Rote ini mengingatkan jemaat agar jangan berpikir bahwa penderitaan Yesus disebabkan oleh Allah. “Penderitaan Yesus itu karena perbuatan kita sebagai manusia. Dan kalau kita bercermin bahwa penderitaan Kristus adalah perbuatan kita, hendaknya kita menjadi manusia yang lebih baik dengan cara tidak mengulangi kekerasan yang sama. Hendaknya kita menjadi manusia yang lebih baik dengan cara berdiri bersama korban, bicara bersama korban supaya kita mengenal apa itu penderitaan Kristus. Bukan sebaliknya, berdiri di pihak penguasa atau orang-orang yang suka mendatangkan kekerasan,” tegas Pdt. Besly.
Usai kebaktian, panitia menyediakan sarapan pagi berupa bubur kacang hijau dan bubur ayam untuk dinikmati seluruh jemaat. Sekitar 1000 orang anggota jemaat yang hadir menikmati jamuan dengan sukacita. SELAMAT PASKAH**