Pembukaan Persidangan Majelis Sinode XXXVII – Tahap I

Majelis Sinoode Gereja Masehi Injili di Timor melakukan Persidangan Majelis Sinode XXXVII. Persidangan dibawah Tema: Berbahagialah Orang Yang Membawa Damai. Sub Tema: Berdasarkan Kasih Persaudaraan Di Dalam Kristus Sumber Damai Sejahtera Kita Tingkatkan Talenta Yang Dikaruniakan Allah Secara Profesional Dalam Bidang Kehidupan.

Persidangan berlangsung di lantai 3 Kantor Sinode GMIT mulai tanggal 23-26 April 2014. Persidangan dihadiri oleh Majelis Sinode Harian, anggota Majelis Sinode, 44 Ketua Majelis Klasis, Badan Pembantu Pelayanan Sinode, Unit Pembantu Pelayanan Majelis Sinode, Badan-Badan Pengurus kategorial dan fungsional Lingkup Sinode.

Ibadah pembukaan persidangan dipimpin oleh Pdt. Yance Nayoan, S.Th. Di tengah ibadah Ketua Majelis Sinode melakukan pembacaan akta Persidangan Majelis Sinode GMIT.

Ketua Majelis Sinode didampingi oleh Majelis Sinode Harian dan Anggota Majelis Sinode untuk membuka persidangan. Dalam sambutannya, Ketua Majelis Sinode, Pdt. Robert St. Litelnoni, S.Th, mengatakan bahwa dengan berkumpulnya para pemimpin GMIT adalah hal yang patut disyukuri. Juga pelaksanaan PEMILU yang telah selesai dan berjalan dengan baik. Gereja telah memberikan kekuatan dan penguatan serta penghiburan terhadap para caleg baik yang berhasil maupun yang gagal.

Beberapa hal yang akan menjadi percakapan dalam persidangan yakni sesuai dengan Persidangan Majelis Sinode XXXVII tahap I sesuai keputusan pada persidangan Majelis Sinode XXXVI. Sidang XXXVII tahap I diperuntukkan untuk mengevaluasi hasil laporan pelayanan sejak September – Desember 2013. Sementara evaluasi pelayanan tahun 2014 nanti pada Sidang Majelis Sinode bulan September 2014.

Selain untuk melakukan evaluasi pelayanan, ada produk-produk yang dihasilkan oleh Panitia Tetap Tata Gereja sebanyak 7 produk peraturan gereja.

Menurut Pdt. Bobby Litelnoni, GMIT adalah gereja yang luar biasa besar. Karunia yang Tuhan berikan dengan berbagai potensi yang luar biasa, jumlah pendeta yang banyak. Sekalipun GMIT tidak luput dari persoalan-persoalan besar yang nanti akan terus dihadapi. Pertama, kehadiran gereja tidak terlepas dari masalah pendidikan dimana ada pergumulan GMIT tentang sekolah-sekolah. Sekalipun sudah ada upaya untuk membentuk 13 Yapenkris yang akan menhidupkan dunia pendidikan dimana gereja ada.

Kedua, masalah pemberdayaan ekonomi. Majelis Sinode telah turut serta membantu pemberdayaan ekonomi jemaat. Masalah kesehatan juga menjadi perhatian gereja. (Pdt. Leny Mansopu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *