www.sinodegmit.or.id, Ketua MS GMIT, Pdt. Mery Kolimon, menyampaikan profisiat sekaligus mengapresiasi niat baik Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, yang berkesempatan menjumpai para tokoh agama sesaat setelah tiba di Kupang, pasca dilantik menjadi Penjabat Gubernur NTT menggantikan Victor Laiskodat yang telah berakhir masa jabatannya.
Ayodhia didampingi Sekda NTT, Kosmas Lana, Staf Ahli Menko Kemaritiman Bidang Ekonomi Maritim, Sugeng Santoso dan beberapa pejabat lainnya, diterima Pdt. Mery di kantor MS GMIT, Kamis, (7/9), sekitar pukul 16.00 Wita.
“Niat Bapak berjumpa dengan pemimpin-pemimpin agama menurut hemat kami itu sesuatu penghormatan besar bagi kami. Ini menunjukkan bahwa sebagai pejabat pemerintah di provinsi ini, selama kurang lebih satu tahun ke depan, menyadari benar pentingnya berkolaborasi antara pemimpin daerah ini dengan pemimpin-pemimpin agama yang ada di Nusa Tenggara Timur,” kata Pdt. Mery.
Kepada Penjabat Gubernur NTT, Ketua MS GMIT meminta perhatian untuk beberapa isu yang masih menjadi tantangan gereja dan masyarakat maupun pemerintah, yakni: Kemiskinan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), stunting, ancaman kekeringan, sekolah-sekolah swasta, industri garam, penghargaan terhadap masyarakat adat, dan kerukunan antar umat beragama.
Ia berharap, sebagai putra NTT dengan segenap pengalaman di dalam dan luar negeri, Pak Odi Kalake, sapaan akrab Ayodhia Kalake, memberi kontribusi bagi pembangunan masyarakat NTT.
“Suatu kebanggaan besar seorang anak NTT pulang ke kampungnya dan membawa pulang ke rumah kami ini suatu berkat besar. … Kami tahu bahwa Tuhan izinkan Bapak untuk mengalami banyak hal. Jaringan persahabatan untuk pembangunan di sektor swasta tapi juga di pemerintahan, kesempatan untuk melayani sebagai wakil bangsa di kedutaan-kedutaan besar, itu satu jaringan yang akan memberi sumbangan bagi NTT. …Kiranya satu tahun setelah kepemimpinan Bapak di sini, ada jejak-jejak yang ditinggalkan,” pesan Pdt. Mery.
Menanggapi harapan Ketua MS GMIT tersebut, Penjabat Gubernur NTT asal Adonara ini, mengakui tugas yang diemban di kampung halamannya sendiri ini tidak mudah.
“Di saat sulit itu selalu ada jalan bila kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan kepada kita. Jadi sebagai umat yang beragama tentunya kembali ke jalan Tuhan adalah pilihan yang terbaik sehingga dapat mendukung semua pekerjaan kita dengan baik,” kata mantan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Secara khusus menanggapi pengembangan industri garam NTT, ia menjelaskan bahwa garam merupakan salah satu produk unggulan yang mendapat perhatian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan. Kendati menurutnya, transportasi Tol Laut seharusnya bisa mendorong distribusi garam ke pulau Jawa, namun, tantangan pengembangannya masih perlu dilihat apa penyebabnya.
“Ini memang saya harus meneliti betul apa permasalahannya. Sebetulnya kita bisa menginventarisir potensi apa yang ada di daerah sehingga pada saat kapal itu [Tol Laut] kembali, bisa dibawa ke Jawa dengan subsidi pemerintah tentunya, dan harganya bisa menolong petani atau nelayan.”
Silahturahmi ini ditutup dengan pengalungan selendang adat dan doa bersama dipimpin Pdt. Mery Kolimon. ***