Salah satu tempat yang dipercayakan untuk menjadi penyelenggara Perayaan Yubelium Lembaga Alkitab Indonesia adalah Gereja Masehi Injili di Kupang. Maka disepakati untuk diselenggarakan di Kota Kupang sebagai pusat perayaan. Perayaan dilakukan selama 3 hari. Pembukaan perayaan dilakukan pada 19 Februari 2014 di Jemaat Koinonia Kuanino Klasis Kota Kupang.
Pembukaan dimulai dengan doa yang dipimpin oleh Romo Yovi Netti. Selanjutnya kata-kata sambutan oleh Ketua MS GMIT, KMK Kota Kupang, Pengawas Ketua LAI, Pdt. Dr. Sem Haag dan Sekretaris Kota Kupang.
Ketua MS GMIT, Pdt. Robert Litelnoni dalam sambutannya menyatakan sukacita karena GMIT dipercayai menjadi host perayaan Yubelium LAI dan memberikan apresiasi yang besar atas pekerjaan hebat yang telah dilakukan oleh LAI selama 60 tahun di Indonesia.
Sementara Sekretaris Kota Kupang, mewakili Walikota Kupang, mengungkapkan harapan untuk menjadikan alkitab sebagai buku yang selalu diminati oleh kaum muda di Kota Kupang. Persoalan yang diangkat adalah kaum muda lebih tertarik pada bacaan seperti novel, komik, majalah kaum muda dan lainnya dibanding membaca alkitab. LAI dan gereja kemudian ditantang untuk menumbuhkan minat dari kaum buku untuk menjadikan Alkitab sebagai bacaan utama.
Setelah sambutan-sambutan dilakukan pemukulan gong menandai pembukaan kegiatan oleh Sekretaris Kota Kupang. Pemukulan gong didampingi oleh Ketua MS GMIT, Romo Sipri Senda, mewakili Uskup Agung Kupang, salah seorang Pengurus LAI dan KMK Kota Kupang.
Kegiatan perayaan meliputi seminar-seminar, Lomba-lomba untuk anak-anak PAR, dan Pentas musik yang setiap malam di halaman gedung kebaktian Jemaat Koinonia Kuanino Kupang.
Kesempatan perayaan juga ditandai dengan pameran berbagai alat yang dipakai sejak dimulainya proses penulisan alkitab. Tampak dipamerkan bagian dari alkitab yang ditulis dengan papyrus, sejenis kertas yang terbuat dari kulit kayu untuk menulis kitab. Juga beberapa peralatan sehubungan dengan proses penulisan alkitab.
Seminar dilaksanakan di beberapa tempat yakni di Jemaat Koinonia Kuanino, Seminari Santo Mikael Penfui, GPDI Menara Kesaksian Oebobo dan Jemaat Ebenhaezer Oeba.
Seminar pertama dengan tema Alkitab Edisi Studi. Seminar dilakukan di Jemaat Koinonia Kuanino, sebagai pusat perayaan Yubelium LAI.
Hari kedua diselenggarakan Kuliah umum dan peluncuran Pedoman Penafsiran Alkitab Seri Perjanjian Baru di Seminari Santo Mickael Penfui. Pada sore hari nya diselenggarakan seminar di GPDI Menara Kesaksian Oebobo. Pembicara adalah Dr. Paskalis Edwin, Pdt. Dr. Wenas Kalangit dan Pdt. Dr. Alex Telnoni dengan tema Menerjemahkan Nama dan Sebutan Ilahi dalam Alkitab.
Hari ketiga, seminar Sosialisasi Revisi Alkitab Perjanjian Lama Terjemahan Baru. Tempat penyelenggaraan yakni Jemaat Ebenhaezer Oeba.
Tampak peserta yang menghadiri seminar-seminar yang ada yakni para pendeta GMIT, mahasiswa teologi dan mahasiswa filsafat serta mahasiswa dari berbagai universitas yang ada serta jemaat-jemaat GMIT, umat Katolik dan denominasi-denominasi yang lain.
Sementara itu kegiatan-kegiatan lainnya yakni Cerdas Cermat Alkitab bagi anak-anak sekolah minggu, lomba mewarnai dan berberapa lomba lagi. Perayaan juga dimeriahkan dengan malam puji-pujian. Turut pula dimeriahkan oleh hiburan dari artis ibu kota Jakarta.
Perayaan ditutup dengan kebaktian penutupan yang dipimpin bersama oleh Rm. Simon Tamelab sebagai liturgos, Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe sebagai pengkhotbah dan Pdt. Jack Karmany sebagai pendoa syafaat. Dalam khotbahnya Pdt. Yewangoe mengatakan bahwa tugas berat menanti Lembaga Alkitab Indonesia untuk menjadikan alkitab sebagai satu alkitab bagi setiap rumah dan firman bagi setiap manusia lalu diteruskan dengan diberitakan dan didengarkan.
Di tengah-tengah kebaktian penutupan dilakukan ceremony pemotongan tumpeng ulang tahun. Tumpeng dibuat dari berbagai bahan pangan lokal NTT. Kemudian dilakukan foto bersama.
Perayaan yang disenggarakan oleh Panitia lokal yang diketuai oleh Samuel Haning, diakhiri dengan diserahkannya hadiah kepada para pemenang lomba-lomba yang diselenggarakan selama perayaan Yubelium LAI berlangsung. ••• Leny.
Foto by Theldo Funay