PERHADAPAN PENDETA DI LP WANITA KUPANG

Bukti nyata keperdulian gereja terhadap semua anggota jemaat tanpa syarat terbukti dengan penempatan tenaga-tenaga pendeta GMIT untuk melayani di bidang-bidang yang membutuhkan kehadiran gereja dengan pelayanannya yang maksimal. Penempatan karyawan pendeta tanpa memperhitungkan jumlah yang dilayani tapi hanya soal pelayanan terbaik mesti diberikan.

Jumlah warga binaan di Lembaga Permasyarakatan Kelas II Wanita, Kupang, hanya ada 21 orang warga GMIT. Sisanya beragama lain. Kenyataan ini tidak mengurungkan niat MS GMIT untuk menempatkan tenaga pendeta untuk melayani di bidang kerohanian di sana. Permintaan dari LP Wanita agar GMIT melayani disana ditanggapi secara positif dengan ditempatkannya seorang pendeta GMIT untuk melayani di sana.

Minggu, 22 April 2013 dilaksanakan kebaktian perhadapan terhadap Pdt. Irene Tulle, S.Th untuk melayani di LP Wanita. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Elisa Maplani, S.Th. Hadir dalam kebaktian, Ketua Badan Diakonia GMIT, Pdt. Daniel Nenot’Ek bersama beberapa orang pendeta dan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM, Leo Detri, SH. M.Hum.

Pdt. Daniel Nenot’Ek, dalam suara gembalanya, mewakili Majelis Sinode, menyampaikan kerinduan gereja untuk melaksanakan pelayanan di seluruh tempat. Pelayanan gereja bukan hanya di jemaat-jemaat tapi terlebih mesti difokuskan untuk orang-orang miskin, orang sakit dan orang-orang di penjara. Ini sesuai dengan panggilan Yesus bagi semua orang percaya yakni memberi makan kepada mereka yang lapar, minum bagi mereka yang haus, pakaian kepada mereka yang telanjang, tempat menginap kepada mereka yang homeless, melawat mereka yang sakit dan mengunjungi mereka yang di penjara. Dalam kesadaran akan panggilan itu maka GMIT mengutus seorang karyawan pendetanya untuk melayani di LP Wanita.”

Sementara itu, Leo Detri, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM menyatakan syukur atas keperdulian gereja untuk melakukan pelayanan di Lembaga-Lembaga Permasyarakatan yang ada. Kehadiran seorang pendeta untuk melayani telah menjadi kerunduan mereka sejak lama. Ia meminta agar pelayan GMIT dapat melakukan pelayanan di LP Wanita setiap hari dan membangun serta merubah kerohanian warga binaan di sana supaya keadaan mereka menjadi lebih baik dan beriman. Supaya nanti saat dibebaskan dari hukuman, mereka menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.

Pdt. Iren Tulle, mengharapkan penerimaan warga di LP Wanita terhadap dirinya agar pelayanan dapat berjalan dengan baik. Permintaannya disambut antusias oleh semua warga binaan yang hadir dalam kebaktian.

Kebaktian yang dimulai pukul 09.00 wita itu, terasa meriah dengan kehadiran Paduan Suara Engelorum yang menyatakan pujian yang merdu. Warga binaan yang ada menyatakan harapan agar terus dikunjungi dengan  Paduan Suara sebab itu menghibur dan menguatkan mereka. •

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *